8

2.5K 299 9
                                    

Teman2, versi tamat
> valencia and her devil husband
> pamela and her bastard husband
> avery and her ice husband

Tersedia di:
GOOGLE PLAY BUKU
KARYA KARSA
(Unduh app di google play)

Versi buku cetak bs order di saya, WA 08125517788

Cerita tetap dilanjutkan di wattpad sampai TAMAT!


8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

8

Hari-hari berikutnya, Avery terlupakan oleh Gabriel, kesibukan mengelola bisnis membuat waktu dan pikirannya terkuras. Sesekali di saat senggang, Claura kembali menghantui pikirannya, menciptakan rasa sesak di dada dan sakit di relung hati.

Tepat seminggu setelah pertemuan dua keluarga waktu itu, Gabriel makan siang bersama ayahnya. Kesibukan seminggu ini membuatnya hanya bertemu sang ayah sebentar di pagi hari ketika sarapan. Sementara saat ia pulang larut malam, ayahnya sudah tidur.

"Papa sudah ke desainer untuk membuat jas," kata Gunawan di sela makannya.

Gabriel berhenti mengunyah dan terdiam. Apa ayahnya belum menerima kabar dari keluarga Batara kalau pernikahan Gabriel dan Avery batal karena hubungan keduanya berakhir?—alasan yang Gabriel yakin akan dipilih oleh Avery. Dalam posisi Avery, tentunya berbohong jauh lebih mudah daripada berkata jujur.

Tadinya Gabriel cukup lega berpikir kondisi sang ayah terkendali meski menerima berita tersebut—yang pastinya tak menyenangkan bagi Gunawan Vinson. Rupa-rupanya Avery belum melakukan perintahnya. Dasar keras kepala. Apa yang ada di kepala berambut lurus sebahu itu? Avery tidak mungkin mau menikah dengannya, bukan? Mereka tidak saling mencintai, bahkan tidak saling mengenal.

Gabriel kesal bukan main. Ingin saat itu juga ia menghubungi Avery tapi baru teringat ia tak memiliki nomor ponsel gadis itu.

"Kartu undangannya sudah selesai dicetak, Gab. Papa sudah perintahkan diantar ke kantormu sebagian untuk kaukirimkan kepada relasi dan teman-temanmu"

Gabriel membisu. Bingung apa yang harus ia lakukan. Haruskah ia yang mengambil langkah berterus terang pada sang ayah? Avery jelas tak bisa diandalkan.

Namun Gabriel juga tahu risiko apa yang telah menanti jika ia melakukan itu. Sang ayah akan hipertensi, yang bisa saja kali ini fatal. Gunawan Vinson begitu senang sang putra semata wayang akan menikah. Tidak menutup kemungkinan akibat dari kekecewaannya itu akan sangat menakutkan.

Gabriel tak mau itu terjadi. Ia anak tunggal. Kini yang ia miliki di dunia ini hanya sang ayah. Di masa lalu ia telah membuang begitu banyak waktu dengan membenci ayahnya, dan ia menyesal karenanya. Kini ia hanya ingin sang ayah bahagia di masa tuanya.

"Seandainya mamamu masih ada ..., dia pasti sangat bahagia," kata Gunawan sendu. Setelah jeda sesaat, senyum samar terbit di wajahnya. "Papa yakin, mamamu bahagia di atas sana mengetahui kau akan menikah."

Raut sedih pun menghiasi wajah Gabriel.

***

Avery menatap putus asa pantulan dirinya di cermin. Gaun pengantinnya bermodel bahu terbuka dan membalut erat badan hingga ke pinggang, lalu mengembang dari pinggul hingga ke mata kaki.

"Kau cantik sekali, Sayang," kata Karmila dengan suara ceria. "Mama yakin Gabriel akan terpesona."

Avery menggigit bibir dengan nelangsa. Alih-alih berhasil menjelaskan kepada kedua orangtuanya kalau semua ini hanya salah paham semata, ia justru sedang mengepas gaun pengantin untuk pernikahannya yang akan dilangsungkan tigu minggu lagi.

"Ma ...," Avery menelan ludah. Ia sedang berusaha mengumpulkan seluruh keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Kau tahu, Sayang, papamu sangat senang ketika tahu kau menjalin hubungan dengan Gabriel. Tentu saja mama juga bahagia."

Keberanian Avery yang tak seberapa itu menciut hingga tak berjejak. Bagaimana mungkin ia tega mengatakan yang sebenarnya dan merusak kebahagiaan kedua orangtuanya?

***

Evathink
Ig: evathink

Jangan lupa vote dan komen cetar yah teman2, biar cpt update. Tq.

Avery and Her Ice HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang