Happy Reading
***
Dua gadis yang masih mengenakan seragam sekolah terlihat menyusuri rak-rak tempat makanan ringan. Padahal jadwal jam pulang masih lama dan mereka sudah berkeliaran tanpa takut ketahuan. Salah satu seorang dari keduanya mendorong troli belanjaan yang tampak sudah penuh. Sementara gadis satunya masih asik memilih memborong makanan ringan.
''Banyak amat, Al. Ini mau lo makan semua atau mau buka warung?'' celetuk gadis yang memegang troli. Dia geleng-geleng kepala melihat temannya yang langsung memasukkan makanan ringan tanpa melihat harganya.
Sedangkan sang empu tampak terlihat bodo amat. Dia tidak peduli toh itu nanti dibayar bukan menggunakan uangnya.
''Lo kalo mau ambil, ambil aja, Nis. Pilih aja apa yang lo suka, nanti gue bayar.''
''Wah, seriusan ini, Al?''
''Iya, bawel.''
Seolah mendapat angin segar, gadis tersebut langsung memasukkan beberapa macam jenis makanan ringan ke troli yang sama. Siapa yang tidak senang jika ditraktir begitu. Tidak salah dia menuruti ajakan temannya untuk bolos. Yup, kedua gadis yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama itu melakukan pelanggaran sekolah, yakni bolos.
Alana dan Nisa. Nisa adalah teman Alana yang waktu itu membuat kehebohan saat di dalam cafe. Kedua gadis itu berteman sejak sekolah dasar. Sifat keduanya tidak kalah sama. Sudah terlihat jelas bukan jika mereka bolos bersama? Betapa jahatnya ide mereka itu.''Lo yakin mau balik lagi ke rumah nenek lo?''
Sebuah pertanyaan itu membuat Alana menghentikan gerakan tangannya. Kemudian dia berdehem.
''Kenapa? Bukannya dari dulu lo pengen tinggal bareng papa lo?'' tanya Nisa.
''Percuma tinggal bareng, rasanya kayak tinggal dengan orang asing.''
''Emm ... kalau seandainya mama lo balik dan ngajak lo tinggal bareng, apa lo mau?''
Alana mengedikkan bahunya ke atas. ''Mungkin.''
''Soalnya yang gue tau sejak papa mama pisah, mama langsung memutuskan buat tinggal di luar negeri. Sampai sekarang gue gak tau kabarnya gimana.''
Nisa manggut-manggut mendengar penuturan Alana. ''Kenapa lo gak ikut mama lo, Al?''
''Kata nenek, hak asuk gue jatuh di tangan papa. Dan yah, gitu deh ...''
''Eh, udahan kayaknya ini, Al? Udah penuh loh ini,'' seru Nisa menyadarkan.
Alana mengangguk, keduanya pun memutuskan untuk membayar belanjaan mereka. Otomatis obrolan itu juga berhenti. Nisa juga tidak mau bertanya lebih karena menurutnya itu termasuk privasi kehidupan Alana.
Keduanya langsung ke kasir dan menyerahkan belanjaan pada karyawannya. Saat keduanya masih menunggu, pintu transparan yang berada di dekat mereka terbuka. Refleks Alana menoleh, begitu juga dengan Nisa.
Mata mereka menangkap dua sosok gadis berseragam putih abu tampak memasuki alfa. Mata Alana langsung bertabrakan dengan netra mata salah satu seorang gadis.
''Al,'' tegur Zea. Ya, gadis itu adalah Zea dan Salwa yang berada di sampingnya. Setelah pulang dari ujian, Zea mengajak Salwa untuk berbelanja. Tentu saja disuruh oleh sang bunda tadi malam.
Mendapati dirinya ditegur, Alana malah cuek. Bola matanya berputar malas.
''Eh, lo bukannya si mulut ember itu, ya!?''
''Eh, curut,'' balas Salwa tidak mau kalahl. Enak saja dirinya dikatai mulut ember oleh teman Alana itu.
Nisa yang hendak menyahut langsung urung ketika melihat Alana mengangkat telapak tangannya seolah menyuruh Nisa untuk diam. Alana hanya tidak mau membuat kehebohan di tempat umum lagi dan berakhir dengan viralnya video mereka di media sosial.
![](https://img.wattpad.com/cover/366471290-288-k543961.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Duda
RomanceSEASONS 1 CERITA DENGAN ALUR RINGAN!!! WELCOME TO SPESIALIS LAPAK HAPPY ENDING! ***** Pertemuannya dengan Alana ternyata membawanya menuju jurang penuh siksaan. Zea tak tahu kesalahan apa yang dia perbuat sampai-sampai harus hidup bertetanggaan den...