Happy Reading
VOTE!!!
Btw makasih buat yang udah vote
Love sekebon buat kalian❤❤❤
***
Salwa masih berada di kediaman Zea sampai malam. Gadis itu bahkan sampai mandi dan makan di sana. Kedua orang tua Zea pun tidak keberatan sebab mereka senang ada yang meramaikan suasana meskipun kehadiran Zea dan Akbar sudah cukup bagi mereka.
Jika Salwa masih diselimuti rasa resah karena sampai saat ini ponselnya belum ditemukan. Sedangkan Zea masih berpikir tentang perkataan Haidar. Sekarang sudah malam dan Zea bimbang mau pergi menemuinya atau tidak. Tapi, pria itu berkata tahu tentang keberadaan ponsel milik sahabatnya. Sebagai sahabat tentu saja Zea akan menolong, karena kalau bukan dia siapa lagi?
''Kamu mau nginap, Nak?'' tanya Bunda Hasna pada Salwa. Setelah makan malam, keluarga Zea berkumpul di ruang tengah sambil bercengkrama. Namun, bedanya ayah Ubay dan Akbar malah bermain game cacing. Keduanya sedang berlomba, siapa yang paling tinggi rekornya dialah pemenangnya.
Melihat Salwa yang terdiam, Bunda Hasna kembali berkata. ''Biar Tante mudah mau hubungin orang tua kamu. Tadi mama kamu nanya ke Tante.''
Zea terlihat menyenggol kaki sahabatnya. Manik mata mereka bertubrukan, kemudian Zea menaikturunkan kedua alisnya. Seolah tahu kode dari Zea, Salwa pun menyetujui.
''Nginap aja, Tante. Nanti bilangin ke mama, ya?''
''Ya udah, kalau gitu Tante pamit ke kamar mau ngabarin mama kamu biar dia gak khawatir.''
''Makasih, Tante.'' Bunda Hasna hanya tersenyum lalu beranjak dari duduknya. Sebelum pergi, perempuan yang masih awet muda di usianya yang ke-40 tahun itu hanya bisa tersenyum saat melirik suami dan anak bungsunya yang tengah fokus bermain game di ponsel masing-masing.
Selepas kepergian Bunda Hasna, Zea pun langsung mengajak Salwa untuk ke kamarnya. Dia perlu bicara mengenai masalah Salwa.
''Berangkat sekarang aja, ya!''
''Ke mana?'' beo Zea yang sekarang sudah duduk di pinggiran kasur bersama Salwa.
Salwa menepuk pelan keningnya. ''Ya ke mall lah nyari hp gue.''
Kepala Zea manggut-manggut. Salwa pikir Zea mau menemaninya. Tapi. ''Malam ini gak usah. Gue udah dikasih clue di mana letak keberadaan hp lo itu.''
Sontak saja Salwa menegakkan tubuhnya. Raut wajah sedih itu perlahan berubah menatap Zea penuh binar. Dia mendekati Zea, berharap besar pada sahabatnya, ''Serius?? Apa dan dari siapa cluenya?'' tanya gadis itu penasaran
Zea agak ragu untuk mengatakannya karena apa? Karena dia sendiri pun merasa was-was. Haruskah dia melempar dirinya ke dalam kandang macan demi membantu sahabatnya? Itu terdengar sangat buruk bagi nasibnya nanti dan terdengar sangat baik karena sudah mau membantu Salwa. Oh Tuhan! Persahabat macam apa ini?
''Wa.'' Gadis itu menatap memelas.
''Apa, bebku?'' Mendadak saja mulut Salwa menjadi manis semanis buah empedu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Duda
RomanceSEASONS 1 CERITA DENGAN ALUR RINGAN!!! WELCOME TO SPESIALIS LAPAK HAPPY ENDING! ***** Pertemuannya dengan Alana ternyata membawanya menuju jurang penuh siksaan. Zea tak tahu kesalahan apa yang dia perbuat sampai-sampai harus hidup bertetanggaan den...