10. Kedekatan

16.3K 848 7
                                        

Happy Reading


***

Usai kejadian semalam, Alana kedapatan demam panas yang mengharuskannya izin tidak masuk ke sekolah. Bukannya diam di rumah untuk menjaga anaknya, Haidar malah pergi ke kantor untuk bekerja, entahlah pria itu sepertinya tidak punya rasa kasihan kepada putrinya sendiri. Sementara Zea tentu saja tak bisa menjaga karena dia harus pergi ke sekolah.

Tepat pada pukul 12.00, Zea sudah pulang. Tanpa mengganti seragam pramuka miliknya, dia langsung pergi ke kamar Alana untuk mengecek keadaan gadis itu. Zea mengetuk pintu kamar itu, karena tak kunjung mendapat sahutan dari dalam, Zea pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Dilihatnya Alana sedang tertidur dalam keadaan berbalut selimut.

''Al,'' panggil Zea pelan, sambil menundukkan tubuhnya, menatap Alana dari sisi kasur.

Tak lama Alana terlihat menggeliat, perlahan matanya terbuka. Ditatapnya wajah Zea dari jarak yang lumayan dekat. Refleks Zea menggerakkan tangannya untuk mengecek suhu tubuh Alana.

''Mau makan apa?'' tanya Zea perhatian. Melihat kondisi Alana yang seperti itu, mengingatkannya pada Akbar sang adik. Ketika demam, Akbar lebih suka bermanja kepadanya ketimbang pada Hasna yang notabenenya adalah bundanya sendiri.

''Bubur tadi pagi lo habisin, kan?''

''Hm.'' Alana hanya membalas dengan deheman pelan.

''Badan lo masih panas, gue buatin bubur lagi mau gak?? Atau mau makan sesuatu?'' Zea mengenyahkan rasa gengsi dan kesalnya pada kelakuan Alana yang sebelum-sebelumnya.

Alana terdiam, kelopak matanya berkedip berulang kali. ''Gue mau makan sushi.''

Mendengar itu, bola mata Zea langsung membesar. ''Ikan mentah gitu masa mau dimakan, mending yang sehat-sehat aja. Kayak sayuran gitu atau buah-buahan.'' Jujur, seumur hidupnya, Zea belum pernah makan ikan mentah yang terkenal di restoran-restoran luar. Jadi, dia tak tahu bagaimana rasanya ikan yang dimakan tanpa diolah terlebih dahulu.

''Ya udah, pizza aja,'' pinta Alana.

Kepala Zea menggeleng. ''Lagi sakit jangan makan yang aneh-aneh.''

Bibir Alana mencebik, merasa kesal karena permintaannya tidak dituruti. Padahal tadi Zea yang menawarkan mau makan apa, giliran dimintai malah ditolak. Gadis itu mendengus kesal, lalu menutup wajahnya dengan lengannya.

''Ck!! Ya udah sebutin apa yang lo mau. Ingat, hanya boleh yang sehat-sehat aja.''

Alana menurunkan lengannya. ''Sate, boleh??''

''Hemm???''

''Jangan bilang gak boleh lagi.'' Wajah Alana menekuk, bibirnya mengerucut ke depan dan jangan lupakan bola matanya yang berkaca-kaca.

''Hah!'' Zea mendesah pelan, ''Ya udah, lo tunggu di sini, gue mau keluar nyari sate.''

Tahu kalau permintaannya dikabulkan, Alana langsung memasang wajah semringah. Zea yang melihatnya langsung memutar bola matanya malas.

''Pinjem baju lo.''

''Cari aja di lemari,'' sahut Alana mengarahkan jari telunjuknya ke lemari. Zea mengangguk pelan dan mulai membongkar lemari pakaian milik Alana.

Perfect DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang