Happy Reading
*
**
Malam harinya tepat pukul 19.30 keluarga Zea hendak mengunjungi tetangga baru di samping rumah mereka dengan tujuan untuk menjalin silaturahmi.
Zea cukup dibuat repot oleh bundanya karena harus membawa makanan yang tadi mereka siapkan. Sekarang mereka sudah berada di depan pintu rumah tetangga barunya.
"Ya Allah, Bunda kelupaan, Yah."
Sontak Zea beserta ayah dan adiknya pun menoleh.
"Lupa apa, Bun?" tanya Ubay kepada istrinya.
"Jeger lupa Bunda kurung," ucap Hasna.
"Perasaan tadi udah deh," sahut Akbar.
"Belum, Dek. Bunda lupa nutup kandangnya."
"Ya sudah, sekarang kita cek aja."
"Ayo!" Hasna, Ubay, dan Akbar pun beranjak pergi bersamaan. Sementara Zea terlihat mematung sempurna menatap kepergian keluarganya. Setelah keluarganya tidak tampak di matanya Zea baru tersadar.
"Loh loh. Apa ini? Gue ditinggal sendirian?" Antara percaya dan tak percaya. Zea celingukan melihat sekelilingnya. Cahaya yang temaram yang berasal dari sisi halaman rumah membuat Zea terlihat mulai ketakutan.
"Bunda lama banget sih," omelnya. Padahal bundanya pergi baru 2 menit yang lalu.
Zea mulai tantrum. Kakinya tidak bisa diam karena nyamuk-nyamuk ganas mulai mengintai lengan mulusnya yang hanya mengenakan baju lengan pendek.
Plak!
"Aduh! Ganjen banget dah ini nyamuk." Bibirnya mengerucut ke depan. Pegangannya pada wadah tertutup pun mulai tidak seimbang, membagi fokus antara membunuh nyamuk yang berani mengisap darahnya atau menyeimbangkan pegangannya.
"Arghhh! Sumpah gak tahan."
"Bunda," rengek Zea. Gadis itu mengulum bibir bawahnya, menahan diri agar tidak meneriaki nyamuk-nyamuk itu.
Tepat saat Zea merengek, tiba-tiba pintu di depannya terbuka. Zea tidak menyadari itu karena posisinya membelakangi.
"Siapa?"
Mematung. Tubuh Zea tak dapat bergerak saat sebuah suara berat menyapa dirinya. Perlahan dengan gerakan patah-patah dia membalikkan badan.
Zea terdiam. Sesaat kemudian dia kembali memutar tubuhnya sambil memejamkan mata erat.
"Pemandangan apa lagi ini??"
Tadi saat Zea membalikkan badannya, dia melihat pria itu mengenakan baju yang tidak terkancing rapi. Dua kancing teratasnya dibuka, menampakkan sedikit dada bidang pria itu.
"Ada apa?" Suara itu terdengar untuk yang kedua kalinya.
"E-enggak," jawab Zea terbata.
Karena curiga, pria tadi yang membuka pintu pun keluar setelah kembali menutup rapat pintu rumahnya. Langkah kakinya terdengar mendekati Zea yang tengah menahan gugup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Duda
RomanceSEASONS 1 CERITA DENGAN ALUR RINGAN!!! WELCOME TO SPESIALIS LAPAK HAPPY ENDING! ***** Pertemuannya dengan Alana ternyata membawanya menuju jurang penuh siksaan. Zea tak tahu kesalahan apa yang dia perbuat sampai-sampai harus hidup bertetanggaan den...