Happy Reading
VOTE DULU BARU BACA
***
Sudah dua hari lamanya Haidar berada di luar kota. Selama dua hari itu pula komunikasinya dengan Zea tidak pernah putus. Setiap pagi Haidar selalu membangunkan Zea agar tidak terlambat datang ke sekolah dan malam harinya mengingatkan agar jangan begadang dan tidak lupa menyiapkan buku pelajaran untuk jadwal besok. Semuanya berjalan seperti hari biasanya, bedanya mereka tidak bertatap muka secara langsung.
''Ze, kamu lagi di mana?''
Suara serak khas pria dewasa terdengar sangat jelas karena Zea menghidupkan mode loud speakernya.
''Di rumah,'' jawab Zea tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tulisnya.
Saat ini dia tengah menerima telepon dari Haidar sekitar 5 menit yang lalu. Zea yang sedang menghafal untuk ulangan harian besok pun mengabaikan Haidar. Dia tampak fokus menghafal tulisannya.
''Alana?''
''Ada di bawah bareng bunda.''
''Kamu sudah makan?''
''Sudah.'' Akhirnya Zea menjauhkan buku tulisnya lalu mengambil ponsel yang sebelumnya dia letakkan di atas meja. Zea beranjak menuju kasur sambil membawa buku tulis serta ponselnya. ''Ini lagi hafalan buat ulangan besok. Maaf ya kalau Mas, aku cuekin.''
''Gak apa-apa. Kebetulan ini saya juga lagi di luar. Kalau besok saya bisa pulang, kamu mau oleh-oleh apa?''
Zea duduk bersandar di tumpukan bantal dengan sebelah kaki ditekuk dan sebelahnya lagi diluruskan. ''Emmm, apa ya. Kalau makanan itu wajib sih, sisanya terserah.''
''Nitip seserahan mau gak?'' Seketika suasana kembali hening. Zea terbengong. Seserahan? Maksudnya apa?
''Seserahan buat apa, Mas?'' Dari pada sesat di jalan lebih baik Zea bertanya kepada yang bersangkutan.
''Buat melamar kamu. Mau gak nih?''
Zea mengulum senyumnya. Dia menggigit pipi bagian dalamnya menahan senyum yang ingin mengembang lebar. ''Mas!''
''Iya, Sayangku?''
Untuk yang kedua kalinya Haidar berhasil membuat perut Zea diterbangi banyak kupu-kupu. Terasa sangat menggelikan. Dia tidak tahan untuk tidak berteriak. ''Jangan gombal! Aku lagi hafalan, nanti gak fokus. Bentar lagi juga mau ujian praktik terus ujian kelulusan. Mas jangan macam-macam selama aku dalam proses itu.'' Andai sekarang Zea lagi santai, mungkin dia akan menimpali perkataan Haidar mengenai lamaran itu. Tapi, sekarang kondisinya tidak memungkinkan. Jika Zea meladeni yang ada dia malah tidak fokus dengan kewajibannya sebagai siswa SMA yang sebentar lagi akan menyambut ujian kelulusan.
Terdengar suara kekehan pelan di seberang sana. ''Iya, iya. Mas bakalan nurut, Sayang. Jangan ngomel-ngomel, nanti kamu tambah cantik.''
''Mas!''
''Hahaha ... iya, enggak lagi. Ya sudah kalau gitu Mas tutup teleponnya sekarang. Semangat hafalannya, semoga besok lancar. Good nite, My Zee.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Duda
RomansaSEASONS 1 CERITA DENGAN ALUR RINGAN!!! WELCOME TO SPESIALIS LAPAK HAPPY ENDING! ***** Pertemuannya dengan Alana ternyata membawanya menuju jurang penuh siksaan. Zea tak tahu kesalahan apa yang dia perbuat sampai-sampai harus hidup bertetanggaan den...