SEASONS 1
CERITA DENGAN ALUR RINGAN!!!
WELCOME TO SPESIALIS LAPAK HAPPY ENDING!
*****
Pertemuannya dengan Alana ternyata membawanya menuju jurang penuh siksaan. Zea tak tahu kesalahan apa yang dia perbuat sampai-sampai harus hidup bertetanggaan den...
Zea menggigit bibir bawah bagian dalamnya saat membaca riwayat chatnya dengan Salwa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selepas makan malam tadi, Zea langsung duduk di sofa ruang tengah, tidak lupa membawa buku tulis dan pulpen sebagai bahan belajar nanti. Sedangkan Alana saat ini berada dalam kamarnya, entah apa yang ia lakukan saat ini, tapi ada untungnya juga bagi Zea karena tidak perlu cekcok dengan gadis menyebalkan tersebut.
''Apa sih Salwa, gaje banget deh.'' Zea menggerutu, chat dari Salwa membuatnya pikirannya kemana-mana. Gadis itu menghembuskan napasnya, lama-lama dia merasa bosan tinggal di rumah tetangganya. Kalau di rumah dia ada kerjaan, yaitu membantu bundanya atau menjahili adiknya.
Setelah chattingan dengan Salwa, Zea kembali fokus belajar untuk ujian besok. Saat sedang fokus, tiba-tiba Alana datang sambil membawa ponsel dan sebuah bantal. Tanpa diduga dia duduk bergabung menemani Zea. Alana mengambil remot televisi dan memencet tombol power yang langsung terhubung dengan televisi. Zea yang menyadari itu pun sontak menoleh sebagai bentuk protesnya, namun Alana tetaplah Alana yang dikenalnya sebagai gadis menyebalkan dan keras kepala.
Tahu dengan lirikan Zea, Alana malah mengeraskan volumenya. Seketika ruangan itu menjadi berisik karena ulahnya.
Zea menghempaskan buku tulis dan pulpennya, tadi dia sedang menulis jawaban dari kisi-kisi yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Tatapan mata Zea terlihat tajam sekali. ''Lo apa-apaan sih. Gak liat apa gue lagi ngapain?!!'' Terdengar nada marah dengan penuh emosi.
Bukannya mengecilkan volume suaranya, Alana malah melirik sekilas, terlihat bibirnya menyungging membuat Zea semakin murka.
''Resek banget sih jadi orang.''
Sayangnya Alana tidak peduli. Dia malah mengeratkan pelukannya pada bantalnya, menatap fokus pada layar televisi.
Karena merasa dirinya tidak salah, Zea langsung merebut remot dari tangan Alana, bukan untuk mengecilkan suaranya melainkan mematikan televisinya. Tidak terima dengan itu, Alana langsung berontak.
