Happy Reading
***
Suasana sore hari memang cocok untuk melakukan aktivitas santai seperti menyiram tanaman atau mencuci kendaraan. Seperti halnya dengan Akbar yang terpantau sedang mencuci sepeda motor milik bundanya. Sambil menggosok pelan body sepeda motor itu dengan spons yang berbusa, Akbar bersiul santai seolah dia menikmati sensasi sore hari yang menenangkan.
Ketika Akbar hendak membilas dengan air dari selang, matanya tidak sengaja menangkap mobil hitam milik tetangganya yang baru saja memasuki halaman rumahnya. Akbar berdiri tegak ketika sosok tetangga sekaligus ayah temannya itu keluar dari dalam mobilnya. Netra mata mereka bertemu, keduanya tersenyum saling sapa.
‘’Sore, Om,’’ sapa Akbar.
Haidar tampak mengangguk pelan. ‘’Sore juga, Akbar. Sendirian aja?’’
Akbar cengengesan, ’’Iya nih. Om baru pulang kerja?” tanya Akbar yang tidak tahu jika seharian ini Haidar tidak pergi ke kantor. Tetapi, dia memakai setelan kantor tanpa dasi dan jasnya.
‘’Absen sehari, Bar. Tadi Om ada urusan di luar.’’
‘’Wah, Om pandai juga mau absen-absen. Gak ditanyain sama bosnya kah?’’
Haidar mengulum senyumnya karena Akbar berpikir dia bekerja dengan orang lain. Padahal nyatanya dia lah yang mempekerjakan orang lain untuknya. ‘’Belajar yang serius biar nanti kalau kamu mau izin kerja jadi tidak ada yang memarahi.’’
‘’Itu sih pasti, Om,’’ balas Akbar tertawa pelan.
‘’Selamat istirahat, Om. Saya mau lanjut ini dulu,’’ izinnya.
‘’Iya.’’ Haidar berbalik menuju pintu rumahnya. Namun, dia jadi teringat sesuatu. Oleh karena itu dia kembali memutar tubuhnya dan berjalan menghampiri Akbar.
‘’Eh, ada apa, Om? Mau nyari kak Zea, ya?’’ tebak Akbar seperti seorang cenayang. Diam-diam dia mengulum senyum.
Tebakan Akbar yang tepat sasaran malah membuat Haidar menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Dia agak merasa malu karena ketahuan melulu oleh Akbar.
Haidar berdehem lalu menganggukkan kepalanya. ‘’Iya. Ada?’’
Pria itu berharap. Tetapi, Akbar menggeleng.
‘’Ke mana?’’
‘’Nyusul ayah ke rumah nenek. Barusan tadi sekitar jam 3 penerbangannya.’’
‘’Loh? Mendadak sekali, ya.’’ Pria itu sedikit terkejut dengan pernyataan Akbar. Padahal dia ingin menemui Zea untuk meminta tolong. Gadis itu pun tidak ada memberitahunya semalam jika hari ini akan pergi.
Akbar mengamati ekspresi Haidar. Meski tidak begitu kentara, tapi, sesama laki-laki Akbar cukup tahu apa yang ada di dalam pikiran pria itu. Remaja itu menahan senyumnya, entah apa yang dia pikirkan saat ini.
‘’Mendadak banget, Om. Baru pagi tadi bunda pesan tiketnya. Ada apa memangnya, Om?’’ tanya Akbar.
‘’Tidak ada. Ya sudah, kalau begitu saya pulang dulu. Kamu lanjutkan saja.’’
‘’Iya, Om.’’
Kepergian Haidar meninggalkan tanda tanya besar di benak Akbar. Di usianya yang sekarang tentu saja rasa keingintahuan Akbar begitu besar. Cepat-cepat dia menyelesaikan pekerjaannya lalu menemui bundanya.
‘’BUNDA, BUNDA DI MANA?’’ teriak Akbar setelah selesai mencuci sepeda motor milik bundanya itu.
Mendengar teriakan anak bungsunya tentu saja membuat Bunda Hasna yang berada di dapur sekarang mendengus tak suka. Meski begitu dia tetap menjawab.
![](https://img.wattpad.com/cover/366471290-288-k543961.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Duda
RomanceSEASONS 1 CERITA DENGAN ALUR RINGAN!!! WELCOME TO SPESIALIS LAPAK HAPPY ENDING! ***** Pertemuannya dengan Alana ternyata membawanya menuju jurang penuh siksaan. Zea tak tahu kesalahan apa yang dia perbuat sampai-sampai harus hidup bertetanggaan den...