08. Zealana akur?

15.3K 1K 15
                                    

VOTE!

YANG CUMA PENASARAN DOANG TAPI GA NGASIH VOTE MENDING GA USAH DIBACA!!!

Happy Reading 🥰

***


Pagi-pagi sekali Zea terbangun dari tidurnya. Tinggal menumpang di rumah orang membuatnya cukup sadar diri. Zea tak langsung mandi, melainkan menyiapkan seragam sekolahnya. Beruntung kemarin dia sempat mencuci seragamnya itu. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kering karena kemarin sinar matahari cukup terik.

Setelah menyiapkan seragamnya, Zea langsung keluar dari kamar tamu. Berjalan menuju dapur untuk memasak sarapan. Jam masih menunjukkan pukul setengah enam pagi, suasana rumah masih sangat sepi karena penghuninya masih tidur. Kulkas yang tampak kosong semalam kini sudah penuh oleh bahan-bahan untuk memasak, beberapa cemilan dan minuman. Semalam setelah mereka makan malam, Haidar membawanya ke toko perbelanjaan.

Terbiasa menemani bundanya berkutat di dapur membuat Zea cukup lihai. Itu salah satu kelebihan dari dirinya. Saat ini Zea sedang memotong wortel, bawang putih, bawang merah, dan beberapa bahan yang akan digunakan. Rencananya Zea akan memasak nasi goreng, hidangan yang menurutnya cukup simpel dan cocok untuk sarapan pagi.

30 menit berlalu akhirnya 3 porsi hidangan nasi goreng sudah tersedia di atas meja makan. Zea juga memutuskan untuk mandi karena badannya sudah lengket, selain itu dia juga harus berangkat ke sekolah untuk mengikuti ujian semester yang masih berlangsung.

Sekitar 15 menit Zea sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Karena di kamar tamu tidak ada kamar mandinya, jadi Zea memakai kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Saat Zea keluar, dia tak sengaja berpapasan dengan Haidar yang saat itu hendak pergi ke dapur. Penampilan pria itu sudah rapi lengkap dengan dasi yang melingkar di kerah kemejanya, bedanya jasnya tidak dia kenakan.

Sejenak netra mata keduanya saling terkunci sebelum akhirnya Zea yang memutuskan terlebih dahulu. Haidar juga mengalihkan pandangannya, beralih menatap handuk yang berada di lengan gadis itu.

"Saya pikir kamu belum bangun," seru Haidar dengan suasana yang cukup canggung. Meski semalam mereka cukup akrab, tetapi pagi ini kembali ke mode awal seperti baru kenalan.

Zea hanya berdeham pelan. Biasanya di pagi hari moodnya cukup bagus, jadi dia tidak terlalu tantrum. "Sarapannya ada di meja makan, semoga Om suka."

"Kamu masak?" tanya Haidar, sedikit tidak percaya. Biasanya 'kan kebanyakan gadis zaman sekarang susah sekali bangun pagi apalagi berkutat dengan peralatan dapur.

"Menurut Om?" tanya gadis itu balik. Zea malah pergi begitu saja meninggalkan Haidar yang berdiri di tempat.

"Kebiasaan kalau ditanya tidak pernah dijawab dengan benar!" cibir Haidar sembari menatap punggung Zea.

Pria itu beralih melangkah ke meja makan. Melihat tiga porsi nasi goreng dengan toping telur mata sapi di atasnya membuat Haidar tertegun. Selama pindah, baru kali ini Haidar melihat meja makan terisi walau hanya dengan tiga piring nasi goreng di atasnya.

Karena rasa penasarannya akan rasa masakan Zea, Haidar pun duduk di kursi. Menarik satu piring yang di atasnya sudah disediakan sendok. Perlahan Haidar mengarahkan sesendok nasi goreng itu ke dalam mulutnya. Ketika satu sendok habis, Haidar kembali memakannya. Begitu pun seterusnya hingga nasi goreng itu sudah habis tanpa dia sadari.

Perfect DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang