Happy Reading
***
Zea sudah menduga kalau kedatangannya tidak diterima oleh tetangga barunya, lebih tepatnya oleh Alana si gadis menyebalkan yang suka mencari masalah dengannya. Apalagi saat ini Zea sedang memakai pakaian gadis itu, bertambahlah rasa tidak suka Alana pada dirinya. Namun, Alana tidak dapat membantah karena itu adalah perintah papanya sendiri.
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Zea sedang duduk di sofa depan televisi sambil menulis di buku catatannya. Tinggal di rumah orang ternyata sangat merepotkan. Pakaian tidak ada, buku ada di rumah, dan tentunya tak tenang ingin jungkir balik seperti di kamar sendiri.
Sudah setengah jam lamanya Zea berkutat dengan aktivitasnya sendiri hingga dia disadarkan oleh suara perutnya yang berbunyi. Menghela napas, Zea baru ingat kalau tadi sepulang sekolah dia tidak makan.
Bertepatan dengan itu, Haidar baru saja keluar dari kamarnya yang terletak di lantai atas. Pria itu berjalan menghampiri Zea sambil menggenggam ponsel di tangannya.
"Saya mau gofood, kamu mau makan apa?" tanya pria itu, mendudukkan dirinya tepat di hadapan Zea.
Gadis itu sempat tersentak, memutar kepalanya untuk memastikan bahwa dirinya yang diajak berbicara. Setelah yakin bahwa obrolan itu tertuju padanya, Zea pun angkat bicara. "Saya kurang suka makanan gofood. Di dapur ada bahan masakan?"
Pria itu sempat terdiam, memikirkan apakah di dapur ada bahan untuk memasak atau tidak. Karena sejak kepindahannya, pria itu jarang berkutat di dapur. Lebih tepatnya kurang ahli dalam hal memasak. Untuk makan, dia lebih memilih memesan lewat gofood.
"Saya lupa. Coba kamu cek."
Zea mengangguk. Beranjak untuk pergi ke dapur. Tanpa sadar Haidar mengikuti Zea dari belakang. Sesampainya di dapur, Zea langsung membuka kulkas. Sedikit melongo melihat kulkas yang kosong melompong. Di kulkas hanya ada beberapa botol air mineral dan satu butir telur. Heh, untuk apa itu?!
Haidar melihat Zea yang tampak memegang pelipisnya. Dia pun mendekat, mengintip apa yang Zea lihat barusan. Setelah melihat, Haidar hanya bisa tersenyum tipis.
"Untuk malam ini gofood aja, Om. Besok baru belanja," ujar Zea memutar tubuhnya. Sedikit terkejut melihat keberadaan Haidar di belakangnya dengan posisi yang cukup dekat.
Kemudian pria itu menjauh, menciptakan jarak di antara mereka. "Hm, memangnya kapan orang tua kamu pulang?"
Mendengar itu tentu saja membuat Zea tidak enak hati. Dia menganggap bahwa Haidar tidak suka dengan keberadaannya yang numpang tinggal.
"Saya belum tau, Om. Nanti coba saya tanya lagi."
"Kamu mau makan apa?" Haidar kembali membuka ponselnya.
Zea mengerjapkan kedua matanya. Sedikit tak percaya karena pria itu berubah menjadi baik. Eh, memangnya sejak kapan pria itu jahat? Mungkin sejak Haidar mengatakan bahwa dirinya pendek. Dimulai dari itu mungkin timbul rasa tidak suka, marah, dan kesal.
"Hei, kenapa melamun?" Haidar menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Zea yang saat itu langsung kelabakan.
"Em, enggak kok."
"Mau makan apa?" ulang Haidar.
"Saya makan di luar aja, boleh? Sekalian mau belanja bahan masakan." Entah kenapa Zea bisa berubah menjadi kalem begitu, padahal dia itu orangnya bar-bar, tidak sabaran, dan emosional.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Duda
RomansaSEASONS 1 CERITA DENGAN ALUR RINGAN!!! WELCOME TO SPESIALIS LAPAK HAPPY ENDING! ***** Pertemuannya dengan Alana ternyata membawanya menuju jurang penuh siksaan. Zea tak tahu kesalahan apa yang dia perbuat sampai-sampai harus hidup bertetanggaan den...