Happy Reading
***
''Hmm, bagus bagus. Nilainya gak ada yang C.''
Bunda Hasna tampak membolak-balikkan halaman isi rapor hasil pembelajaran Zea semester ini. Menurut Bunda Hasna, hasilnya sangat memuaskan karena tidak ada satu pun nilai Zea yang mendapat C meski itu dari pelajaran yang tidak dia sukai. Berarti Zea rajin mengumpulkan tugas tepat waktu dan memenuhi semua tuntutan guru untuk nilainya.
''Alhamdulillah, Bun. Hasilnya gak mengecewakan, kan?'' Zea yang masih mengenakan seragam putih abunya tampak duduk di bawah kaki bundanya yang saat itu berada di atas sofa. Kedua tangan Zea berada di paha bundanya dan ikut melihat.
Masih fokus melihat rentetan nilai yang tertera, Bunda Hasna menggeleng menanggapi perkataan anaknya. ''Oh ya, liburnya berapa lama?" Pertanyaan itulah yang kerap kali diajukan saat selesai penerimaan rapor.
Zea mengangkat tangannya, menunjukkan dua jari miliknya. ''Dua minggu.''
''Lumayan. Nikmati masa liburan kamu, ya.'' Zea mengangguk antusias. Akhirnya setelah sekian lama menanti dia bisa bangun siang selain weekend.
''Oh ya, Zea baru ingat kalau nenek ngajakin bunda liburan ke sana pas Zea udah libur.'' Seketika Zea teringat dengan perkataan neneknya.
''Masalahnya adik kamu masih ujian juga, kan.''
Zea mengingat jika saat ini Akbar sedang melangsungkan ujian sekolah. Lebih tepatnya dimulai hari ini. ''Iya juga sih. Oh ya, Bun. Nanti siang Zea mau keluar bareng Salwa. Mau jalan, udah lama gak keluar bareng dia,'' beritahu Zea sekaligus meminta izin.
Bunda Hasna mengangguk. ''Hati-hati, ya, nanti Bunda bilang ke ayah buat transfer uang jajan ke kamu soalnya sekarang bunda gak pegang uan cash.''
''Aman itu, Bun. Asalkan uang lancar, hahaha ...'' Gadis itu tertawa merasa senang jika sudah menyangkut tentang uang.
''Kalau gitu Zea ke kamar dulu, Bun. Mau baring bentar sambil nunggu jemputan dari Salwa.''
Zea berdiri lalu mengemaskan barang-barang miliknya yang belum sempat dia bawa ke kamar. Karena saat tiba di rumah, Bundanya langsung mencegatnya di ruang tengah dan meminta rapor miliknya untuk ditinjau seperti biasanya.
''Bajunya jangan lupa diganti,'' pesan Bunda Hasna.
''Iya, Bunda.'' Sebelum pergi, Zea menyempatkan dirinya untuk mencium pipi bundanya.
Berjalan agak cepat menuju kamarnya dengan membawa tas dan rapor di tangannya. Sesampainya di kamarnya, Zea langsung berganti pakaian. Dia mengganti seragamnya dengan kaus santai dan celana pendek selutut.
Kasur empuk miliknya itu bergerak saat Zea menjatuhkan tubuhnya di sana. Di tangannya sudah ada ponsel. Gadis itu hendak memberi kabar kepada seseorang. Setelah memastikan pesannya terkirim, Zea mematikan ponsel dan menyimpannya asal di sampingnya lalu matanya mulai terpejam.
Rasa kantuk itu mulai terasa karena semalam Zea dan ayah Ubay tiba di rumah pada pukul satu dini hari. Belum lagi paginya dia sudah harus bangun untuk pergi ke sekolah. Alhasil waktu istirahatnya kurang dan sekarang Zea memanfaatkan itu untuk tidur sejenak mumpung waktu masih awal sebelum keluar bersama Salwa nanti.
Suara ketukan pintu yang terus menerus itu membuat tidur lelap Zea terganggu. Matanya menyipit lalu mengerjap pelan, menyesuaikan dengan pencahayaan sekitar.
"Ze." Bunda Hasna langsung masuk ke dalam karena tidak mendapat sahutan. Beruntung pintu kamar Zea tidak terkunci.
"Jadi gak keluar bareng Salwa? Udah jam 1 siang loh ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/366471290-288-k543961.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Duda
RomantikSEASONS 1 CERITA DENGAN ALUR RINGAN!!! WELCOME TO SPESIALIS LAPAK HAPPY ENDING! ***** Pertemuannya dengan Alana ternyata membawanya menuju jurang penuh siksaan. Zea tak tahu kesalahan apa yang dia perbuat sampai-sampai harus hidup bertetanggaan den...