Chapter 12 - Bandit Raid (1)

162 37 4
                                    

Raja Darius sangat mudah dibaca.

Hanya kurang dari satu minggu sejak dia menyampaikan perintahnya pada Biba, pasukan ksatria telah disiapkan menuju wilayah duchy. Darius mungkin berpikir bahwa Biba hanyalah jelata dungu yang tiba-tiba menjadi pangeran dalam semalam dan mengira niat aslinya tidak akan ketahuan. Namun, sayangnya Biba tidak menjalani pendidikan dasar di kediaman duke hanya untuk ditipu mentah-mentah oleh trik sederhana semacam ini.

"Darius pasti ingin menyingkirkanmu dengan dalih membasmi bandit," ujar Theo.

"Aku tahu."

Kuda mereka berjalan bersisian di depan seratus orang ksatria yang dititipkan oleh Raja Darius pada Biba. Mereka mengambil rute melewati hutan dari Navity menuju wilayah timur. Rute ini agak tersembunyi dan jarang dilewati. Bila akhirnya Biba disergap di sini, tidak akan ada yang tahu selain para ksatria yang tentunya akan memihak raja di atas semuanya.

"Jangan terlalu khawatir, Biba. Selama aku ada di sini, setidaknya mereka tidak akan berani menyerangmu dalam perjalanan." Hansel mempercepat laju kudanya untuk menyusul Biba dan Theo.

Count Campbell secara terang-terangan mendukung Biba dan melindunginya. Saat dia mendengar Biba mendapat perintah untuk melakukan penyerangan pada bandit, count langsung mengirim para ksatria kebanggaan Keluarga Campbell serta putra satu-satunya, Hansel untuk mendampingi Biba.

Count bekerja begitu keras untuk menyokong Biba dari berbagai sisi, jadi Biba bertanya-tanya ke mana Ethan di situasi seperti ini?

"Karena kita pergi ke timur, bukankah kita bisa meminta bantuan Duke Austin?" tanya Biba.

"Itu akan sulit. Keluarga duke saat ini berada di pihak yang berbeda dengan kita. Mereka tidak seharusnya ikut membantu," jawab Hansel.

"Mengapa? Bahkan bila sekarang Ethan adalah lawan, wilayah timur adalah miliknya." Biba bersungut-sungut dengan napas memburu. "Seratus orang bukanlah jumlah yang besar. Bandit-bandit itu bukan hanya banyak, tapi juga cerdas. Aku tidak berpikir kita bisa menyelesaikannya sendiri."

Hansel menghela napas panjang. "Sebenarnya alasan utama mengapa para bandit belum berhasil diberantas tuntas sampai sekarang adalah karena baik pihak duke maupun kerajaan enggan bekerja sama. Seandainya pasukan kerajaan didukung oleh duke atau sebaliknya, para bandit itu pasti sudah musnah dari dulu. Tapi kau lihat sendiri bagaimana hubungan mereka."

"Kau yakin aku benar-benar tidak boleh meminta bantuan Ethan?"

"Kenyataan bahwa Duke Austin berada di pihakmu adalah hal terakhir yang boleh diketahui oleh raja tentangmu, Biba."

"Kau yakin hanya itu alasannya?" Theo bertanya pada Hansel sangsi. "Kau yakin Ethan tidak menyembunyikan sesuatu? Ini terlalu tidak masuk akal."

Hansel tidak mampu menjawabnya. Sesungguhnya Hansel juga memikirkannya sedari lama tentang mengapa keluarga duke selalu bekerja di balik layar. Namun, ayahnya selalu menyanggah pertanyaan Hansel dan membaliknya seolah-olah Hansel tidak percaya pada mereka.

"Biba, kau benar-benar tidak boleh mempercayainya," bisik Theo. "Maksudku pada Ethan. Kali ini dengarkanlah aku dan pikirkan baik-baik."

Sisa perjalanan itu Biba habiskan dengan merenung di atas kudanya. Apa pun yang akan terjadi setelah ini, Biba berharap semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya, Biba berdoa agar tidak satu pun orang yang berharga baginya akan kehilangan nyawa.


※※※


Tempat tujuan mereka adalah sebuah desa yang berada di wilayah paling timur Kerajaan Tearvale, Desa Borda. Desa Borda berdiri tepat di dekat kaki pegunungan dengan tembok biasa yang diperuntukkan sebagai perlindungan terhadap pasukan bandit, bukan Si Merah.

THE CRIMSON SAGA | TXT ft. ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang