Chapter 11 - Begin

208 38 21
                                    

"Kami akan segera mengirim beberapa orang untuk Anda, jadi tolong bertahanlah sedikit lagi, Yang Mulia."

Pada Konferensi Besar, Count Campbell mengajukan permohonan untuk mendampingi Biba selama hari-hari pertamanya di istana. Raja Darius tidak bisa mengatakan apa-apa karena permohonan itu disetujui oleh sebagian besar bangsawan dan pemimpin wilayah serta perwakilan dari Weisschapel yang hadir sebagai penengah juga mengusulkan hal yang sama. Akan tetapi, tentu saja count tidak mungkin terus mendampingi Biba selamanya dan harus pulang kira-kira satu bulan setelahnya.

"Saya mengerti. Saya akan berusaha keras," jawab Biba. "Omong-omong, bagaimana dengan Ethan? Semenjak Konferensi Besar, saya tidak mendengar kabar darinya sama sekali. Bukankah dia ada di pihak kita, Count?"

"Saya sudah bilang pada Anda, bukan? Duke muda akan berdiri di sisi lain sementara ini."

"Mengapa begitu?"

"Alasan mengapa saya yang mengumumkan kemunculan Anda padahal ada duke yang lebih berkuasa adalah karena kami ingin menunjukkan bahwa Anda datang tanpa maksud menyakiti. Duke memiliki hubungan yang kurang baik dengan keluarga kerajaan. Kalau Anda, putra Pangeran Barnius yang hilang berdiri di sisi yang sama dengan duke, Anda mungkin tidak akan sempat mendapatkan apa pun, Yang Mulia. Semua orang akan mendatangi Anda seperti serangga dan memakan Anda satu per satu," jelas Count Campbell.

"Jadi begitu rupanya."

Hampir saja Biba berpikir kalau Ethan sedang menipunya juga. Ketika dia tidak membalas permintaan tolong Biba pada Konferensi Besar bulan lalu, Biba sudah berprasangka buruk bahwa Ethan telah mengkhianatinya. Namun, ternyata mereka punya rencana lain yang tidak pernah Biba duga dengan jalan pikirnya yang sederhana.

"Count, boleh saya minta tolong untuk lindungi sahabat-sahabat saya di Weinross? Jeff juga, bisakah Anda menyampaikan permintaan maaf saya untuknya? Saya terlalu sibuk akhir-akhir ini, jadi saya tak sempat meminta maaf karena telah mengacuhkannya."

Biba yang meminta dengan mata bulat berkaca-kaca tanpa sadar membuat count mengelus puncak kepalanya. Anak itu mungkin kurus, tapi dia cukup tinggi untuk count mengangkat tangannya.

"Sepertinya saya mengerti mengapa ayah saya begitu menyayangi Anda terlepas dari status Anda," Count berkata dengan senyum mengembang. "Tolong maafkan kami, Yang Mulia."

Mata Biba mengerjap beberapa kali. Mengapa Count Campbell tiba-tiba meminta maaf?

"Istana bukanlah tempat yang ramah, tapi tolong bertahanlah dan jangan sampai Anda kehilangan diri Anda yang sekarang."

Kata-kata terakhir Count Campbell sebelum kereta kuda membawanya pergi terngiang-ngiang di kepala Biba. Baik count yang sekarang atau yang sebelumnya, keduanya adalah pria yang baik dan penyayang. Hansel yang akan menjadi count berikutnya juga begitu. Meskipun Biba dirundung tanpa ampun di kediaman count, selama ini dia bertahan karena tuan rumahnya begitu baik kepadanya.

Biba tidak lagi peduli apakah mereka seperti itu dengan maksud tertentu karena dia bisa merasakan ketulusan dari mereka. Bagi Biba, hanya itu yang terpenting.

[A.n. Biba nih polos banget :'))) mengkhawatirkan]

Biba menyentuh rambutnya yang tadi dielus oleh count, lalu ia tersenyum. Sekarang dia punya banyak orang di sisinya, jadi Biba tidak merasa takut lagi. Dia akan bertahan di sini dengan segenap kekuatannya. Lagipula anak-anak yang tinggal di istana pastilah tidak lebih dari pangeran dan putri lemah yang dimanja oleh kemewahan.

Setidaknya, itu yang Biba pikirkan pada awalnya.

"Apakah kalian tidak mencium sesuatu yang busuk? Bukankah aromanya seperti kotoran kuda?"

THE CRIMSON SAGA | TXT ft. ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang