"Hansel!"
Biba menahan Hansel sebelum tubuhnya jatuh ke tanah. Panah itu berhasil menembus baju zirah Hansel dan melukai dada kirinya. "Hansel, tidak, kenapa kau melindungiku?! Bertahanlah! Ku mohon, jangan mati!"
"Berisik, Biba!" sergah Hansel sambil meringis menahan sakit.
Hansel berusaha mengatur napasnya dan memegangi dadanya yang kini tertancap sebatang anak panah. Dalam hati dia sedang bertanya-tanya apakah kiprahnya akan berhenti sampai di sini saja.
Oh tidak, Hansel masih ingin melihat Biba jadi raja dan dia juga ingin gelarnya naik jadi marquis atau bahkan duke kalau Biba mau berbaik hati memberinya wilayah yang lebih luas.
Di atas semua itu, Hansel masih belum menikah. Dia tidak boleh mati dulu.
Hansel terlalu sibuk memikirkan hal-hal acak dalam otaknya, jadi ketika dia melihat wajah Biba yang sudah basah oleh air mata dia tidak tahu harus bagaimana. Sejujurnya, lukanya tidak begitu dalam karena baju zirahnya cukup tebal. Namun, entah mengapa Hansel merasa bila dia mengatakan itu, itu akan membuat air mata Biba yang tumpah untuknya menjadi sia-sia.
Dia merasa bersalah pada Biba, jadi dia memilih untuk diam saja.
"Biba! Hansel!" Theo dan Kai berlari ke arah mereka dengan terburu-buru.
Kai segera memeriksa keadaan Hansel dan dia langsung tahu kalau Hansel sebenarnya baik-baik saja. Akan tetapi, Hansel mengedip padanya seolah memintanya untuk ikut dalam permainan drama mereka.
"Le—Lebih baik kita bawa Hansel ke tempat yang aman dulu! Dia harus segera ditangani," ujar Kai sedikit terbata-bata.
"Dia akan baik-baik saja, kan?" Biba masih menangis tersedu-sedu.
Kai mengangguk cepat. "Tentu saja. Aku akan berusaha keras untuk menyelamatkannya."
Setelah Kai membawa Hansel pergi, Theo menepuk pundak Biba agar ia kembali pada kenyataan.
Sungguh kacau sekali di sekitar mereka. Saat ini, sebagian ksatria terlihat sedang melawan bandit, sedangkan sebagian yang lain melawan sesama mereka sendiri. Biba pikir, ksatria-ksatria itu adalah ksatria Campbell dan juga ksatria suruhan Ethan yang diperintahkan untuk melindunginya.
Rui Xi menegur. "Sudah selesai dramanya? Ada orang yang sedang kerepotan di sini!'
"Kenapa kau membantuku?" tanya Biba pada Rui Xi.
"Jangan tanya. Aku juga tidak tahu kenapa aku membantumu."
Ketika Biba menguatkan pegangannya pada pedang, Rui Xi berkata sekali lagi padanya. "Kau harus membunuh mereka atau kau yang akan mati."
Kedua alis Biba bertemu. Impuls dalam otaknya bergerak dengan sangat cepat dan akhirnya ia menyadari sesuatu. Biba kemudian mematikan drop yang menyala pada pedangnya, lalu kembali mengambil kuda-kuda.
"Kenapa kau malah mematikannya?"
"Karena aku tidak ingin membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan."
Rui Xi tidak mengerti. Namun, Theo langsung paham apa yang Biba maksud. Oleh karena itu, Theo mundur dari sisi Biba.
"Aku akan mendukungmu dari belakang," ujar Theo sambil menyiapkan beberapa jenis sihir di setiap jari-jari tangannya.
Biba menggeleng. "Jangan. Kita tidak boleh menyisakan jejak, Theo. Sama sekali."
Tujuan raja adalah menyingkirkan Biba dan membunuhnya bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan itu.
Bila Biba tak sengaja membunuh ksatria ini dengan drop dan ketahuan, maka Biba akan dihukum karena telah membunuh ksatria kerajaan. Semua orang di sini kecuali ksatria yang dikirim Campbell pasti akan memihak raja, jadi Biba tidak akan punya kesempatan seandainya mereka benar-benar mengatakan kalau Biba yang membunuh para ksatria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CRIMSON SAGA | TXT ft. ENHYPEN
FanficSetelah Si Merah menelan habis seluruh desa dan menjadikannya yatim piatu, Biba berusaha melanjutkan hidup yang damai demi mengabulkan doa terakhir ayahnya. Akan tetapi, sekali lagi Biba dihadapkan pada kematian, lalu selamat hanya untuk bertemu den...