Biba membuka mata oleh rasa dingin pada dahinya yang basah. Sepertinya Biba betulan berada di dunia lain karena dia terbangun di bawah atap yang asing dengan sprei lembut yang tak pernah dia miliki di bawah kulitnya.
"Dia bangun! Dia bangun!"
Walaupun pandangannya buram, Biba dapat mengenali suara Sir Laddington, dokter pribadi Keluarga Campbell. Biba selalu berbincang dengannya setiap kali Sir Laddington datang berkunjung ke kediaman, jadi dia hapal betul bagaimana aksen bicaranya yang unik karena lidahnya yang pendek.
Ruangan itu mendadak penuh dengan orang-orang. Beberapa di antara mereka tidak Biba kenal dan beberapa yang lain merupakan anggota keluarga Count Campbell. Ada Jeff di antara mereka yang menatap Biba dengan pandangan yang tak bisa Biba artikan.
"Biba, kau bisa mendengarku?" Hansel bertanya di samping Biba dengan suara lembut.
Biba mengangguk.
"Ayah." Hansel berbalik pada ayahnya, Count Campbell yang kini berjalan mendekat.
Biba baru saja hendak mengucapkan terima kasih pada count yang telah menyelamatkan nyawanya. Namun, count tiba-tiba berlutut diikuti oleh semua orang yang ada di ruangan itu tak terkecuali Hansel dan Jeff.
"Kami memohon ampunan karena tidak dapat melindungi Anda, Yang Mulia!"
"Maafkan kami, Yang Mulia!"
Biba sama sekali tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi. Mungkin dia masih berhalusinasi karena efek samping racun, jadi Biba menutup matanya lagi.
"Mimpi yang aneh," lirih Biba sambil menghela napas lemah.
"Ini bukan mimpi, Biba."
Mata Biba langsung terbuka lagi saat Hansel mengatakan itu padanya. Dengan susah payah, Biba berusaha duduk dan memperhatikan semua orang yang sedang berlutut padanya dalam ruangan itu. Biba sangat ingin meminta penjelasan, tapi dia tidak tahu dia harus mulai dari mana.
Pertama-tama, Biba percaya kalau semua ini hanyalah omong kosong.
Count Campbell menjelaskan tanpa perlu Biba minta lebih dulu, "Ayah Anda, Barnius, merupakan saudara sepupu dari raja saat ini. Kakek kandung Anda adalah Raja Diaken yang bertahta tiga puluh tahun lalu sebelum mangkat karena sakit keras. Pangeran Barnius menghilang tidak lama setelah kematian ayahnya. Namun, tujuh tahun yang lalu–"
"Tidakkah ini terdengar seperti lelucon?" potong Biba sangsi. "Ayah saya bernama Barn, seorang petani dan peternak di Desa Rye, bukan Barnius."
"Mungkin ini sulit dipercaya, tapi saya tidak mengatakan kebohongan. Kedatangan mendiang ayah saya ke Karassas tujuh tahun lalu bukanlah sebuah kebetulan. Kami menerima surat pada dini hari melalui seekor burung hantu yang berisi kabar tentang Pangeran Barnius dan bahwa dia meminta perlindungan. Kami masih menyimpan suratnya kalau Anda tidak percaya."
Biba memejamkan mata karena ia mendadak sakit kepala. "Baiklah, mari kita katakan kalau itu semua benar, tapi mengapa baru sekarang?"
Kepala Count Campbell menunduk makin dalam. "Kami berencana merahasiakan ini sampai Anda memiliki cukup kekuatan, tapi tiba-tiba Anda dibawa pergi oleh penjaga istana. Saat itu, kami berpikir kalau kami tidak punya waktu lagi."
Ah, Biba langsung mengerti apa yang sedang terjadi saat Jeff menghindari tatapannya. Ada alasan khusus mengapa Jeff mengajarinya teknik berpedang, kedatangannya di kediaman count sejak awal juga sudah direncanakan, bahkan mungkin ceritanya yang berhenti jadi ksatria karena trauma adalah karangan. Selama ini, Jeff telah membohongi Biba mentah-mentah.
Kalau begitu, itu artinya kebaikan hati Tuan Gustav padanya bukanlah tanpa alasan, mungkin Hansel juga begitu. Memang rasanya aneh bila seorang tuan muda dari keluarga terhormat memperlakukan Biba yang rakyat jelata dengan begitu baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CRIMSON SAGA | TXT ft. ENHYPEN
FanficSetelah Si Merah menelan habis seluruh desa dan menjadikannya yatim piatu, Biba berusaha melanjutkan hidup yang damai demi mengabulkan doa terakhir ayahnya. Akan tetapi, sekali lagi Biba dihadapkan pada kematian, lalu selamat hanya untuk bertemu den...