Satang tertegun, dia bingung bagaimana memulai percakapan itu. Sedangkan ibunya, selalu menanti jawabannya. Dia duduk di dapur, ibunya berdiri tak jauh dari nya. Tapi, Satang hanya fokus ke pikirannya. Alasan yang bagus, ketika dia izin untuk ikut membantu ibunya di dapur.
Dia masih duduk dengan diam, tidak tahu apa yang harus dirinya lakukan sekarang. Sedangkan teman-temannya di luar, mungkin, sedang menunggunya untuk datang dan bercanda. Itu pikir Satang sekarang, dia mencoba menyibukkan diri memasukkan beberapa bahan masakan kembali ke tempatnya.
“Ah, aku harus keluar. Jika ada yang perlu dibantu, bilang saja bu,” ujar Satang. Ibunya hanya mengangguk dan tidak membalasnya.
Satang berjalan keluar, duduk disamping Winny. Dia bingung kata apa yang harus dirinya mulai untuk berbicara kepada Winny, sedangkan dirinya benar-benar penuh dengan tanda tanya. Satang merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha Winny sebagai bantal.
“Ada apa? Kenapa cemburu gitu?” tanya Winny, menyadari perubahan mimik muka Satang. Dia terdiam, menatapnya dalam-dalam dan mengusap rambut Satang dengan lembut.
Winny mengusapnya dengan sangat lembut, Satang segera merasakan ketenangan dengan itu. Satang memejamkan matanya sesaat, membuat Winny harus mengulas senyum dengan lucu.
“Kalau capek, istirahat dong, jangan dipaksa, aku tahu kamu pasti capek. Tidur aja gak apa-apa,” bisik Winny sambil terus mengusap kepala Satang.
Gemini mengajak Fourth keluar, meninggalkan dua orang di dalam yang tengah kasmaran. Sebenarnya keduanya juga sama, walaupun sudah beberapa tahun bersama, namun perasaan keduanya masih tetap baru dan tidak berubah. Berkali-kali Fourth harus menyerahkan dan mengalah demi seseorang seperti Gemini, tapi semuanya sudah dalam penanganan yang baik. Fourth tidak pernah merasakan kekalahan dalam mengalahnya itu.
“Gem, mau jalan-jalan? Ya, disini udaranya cukup dingin. ” ucap Fourth sambil menggandeng tangan Gemini dengan erat. Sedangkan seseorang yang ditawarinya, hanya tersenyum singkat dan malu. Dia mengangguk mengikuti Fourth yang masih menggandeng tangannya dengan kuat.
Fourth duduk di bawah pohon yang cukup rindang, mereka berada di halaman luas milik Satang. Sudutnya memiliki pohon besar dan rindang, sangat menyejukkan. Dia duduk dipangkuan Gemini, wajahnya menatap lekat-lekat setiap titik di wajah Gemini.
“Kenapa? Ada yang salah?” tanya Gemini dengan menggoda, tangannya menahan tubuh Fourth agar tidak terjatuh. Setidaknya itu adalah usaha Gemini untuk menjaga Fourth.
“Enggak, kamu sangat tampan. Bagaimana aku bisa bertemu denganmu?” tanyanya dengan gurauan. Gemini tersenyum dan menggelengkan kepalanya gemas. Fourth tersenyum, memeluk tubuh Gemini dengan erat. Menyandarkan kepalanya di dada bidang Gemini, deru nafas dan detak jantung Gemini sangat terdengar.
Tangannya mengusap dan memeluk tubuh Fourth dengan erat. Diusapnya lengan Fourth dan menciumnya beberapa kali di sana. Suasana tenang dan nyaman, membuat keduanya benar-benar menikmati waktu yang ada. Fourth mendengarkan dengan seksama suara detak jantung Gemini saat itu, benar-benar lucu.
Wajah Fourth memerah, itu adalah usaha Gemini untuk membuat Fourth malu. Karena, Fourth akan terlihat sangat lucu jika dia sedang malu.
“Kapan kita bisa honeymoon?” tanya Gemini tiba-tiba.
“Honeymoon? Untuk apa?”
Fourth mengangkat kepalanya, dia menatap mata Gemini dengan tanya, jarak wajah keduanya hanya berkisar beberapa sentimeter tersisa.
“Untuk merayakan keberhasilan seorang Gemini, mendapatkan pria cantik dan lucu seperti mu, Fourth.” jelas Gemini yang membuat Fourth tersenyum tanpa henti, dia kembali menyandarkan kepalanya di dada Gemini.
Keduanya dirundung malu, senyum dan wajah memerah membuat Fourth benar-benar terlihat sangat lucu. Gemini dengan wajah tengilnya dan tersenyum, mengusap surai lembut Fourth di sana.
...
“Kenapa mas harus jemput aku kesini?” tanya Satang dengan wajahnya yang cemberut. Kekehan Winny terdengar, dia menggeleng untuk mengalihkan rasa malunya.
“Kenapa harus bertanya, dek?”
“Memangnya kenapa?” tanya Satang lagi, dia sudah duduk menghadap ke wajah Winny. Kedua matanya menatap lekat-lekat setiap inci wajahnya, membuat Satang benar-benar masuk ke dalam kenyamanan wajah Winny.
Tangan Winny masih tanpa henti mengusap rambut Satang dengan lembut. Dia berkali-kali meniup dahi Satang agar tidak memikirkan hal yang membuatnya ikut pusing memikirkannya juga.
“Satang, kamu tahu? Ada sesuatu hal yang membuat aku harus datang jauh-jauh dari Semarang untuk bertemu dengan kamu,” ungkap Winny dengan kedua tangannya bersandar di bahu Satang. “Selain Mas ingin bertemu kamu, mas juga ingin bertemu dengan ibu kamu.”
Perkataan Winny memang membuat tanda tanya bagi Satang, namun dia mengerti, seseorang yang selalu ada dengan hati yang selalu lembut. Satang paham dengan maksud Winny, namun hal itu hanya dapat didengar oleh ibunya, tidak mungkin ibunya akan menerima pengakuan seperti itu.
“Dek, lihat wajah mas.” Satang mengangguk, menatap kedua bola mata Winny dengan lekat.
“Mas, cinta sama kamu dek. Mas sayang dan sangat menyayangi kamu, Satang. Mas datang kesini, adalah kemauan hati mas untuk kamu, dek.”
Winny tersenyum, dan mengecup bibir Satang tanpa perintah. Membuat Satang menahan senyum yang sangat malu, dia belum pernah mendapatkan perlakuan seperti ini. Membuatnya harus malu dan memeluk tubuh Winny untuk menyembunyikan wajahnya yang merah padam.
Winny hanya bisa tersenyum dan ikut memeluk tubuh Satang.
“Mas sayang sama kamu, jadi kekasih mas ya?”
Apa yang Winny rasakan, adalah sebuah keberuntungan. “Iya mas, mas ganteng, Satang mau jadi kekasih, mas.”
[To Be Continued]

KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY : CAH AYU
FanfictionBab 25-30 akan di revisi! Mohon maklum saya udah lama gak pegang ini cerita jadi kemungkinan cringe😅 📍Winny Pramudita -- Satang Digarahmana