Diary 24

141 8 4
                                    

Pria itu berdiri dengan senyum lebar, dan Satang bergegas menemui pria tersebut. Dia adalah Joong, teman lama atau bisa dibilang mantan kekasih Satang. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Satang dengan canggung.

"Aku hanya ingin berkunjung. Aku dengar kamu kembali," ucap Joong sambil memberikan sebuah buket bunga yang cantik dan indah. Satang menerimanya dengan ragu, masih terkejut dengan kedatangan Joong yang tiba-tiba.

Winny, yang berada tidak jauh dari mereka, mengerutkan kening, merasa bingung dengan situasi yang tidak terduga ini. Dia menatap Satang, dengan tajam.

Ada perasaan yang tak bisa Satang jelaskan, karena Joong adalah cinta pertamanya. Kehadirannya menghadirkan berbagai pertanyaan yang menggelitik di benaknya, membuatnya terombang-ambing antara masa lalu dan masa kini. 

"Siapa, Nak?" tanya ibu Satang tiba-tiba, matanya menyorot wajah Joong yang hadir di ambang pintu. Satang terdiam sejenak, mencoba mencari jawaban yang tepat dalam kebimbangan hatinya. 

"Nak, Joong? Kenapa tidak masuk saja? Sini, ada teman-teman Satang juga," ujar ibu Satang dengan hangat, mengajak Joong untuk bergabung dengan mereka.

Satang merasa kebingungannya semakin bertambah dengan reaksi ibunya yang terbuka terhadap kedatangan Joong. 

Di satu sisi, ia merasa senang dan lega melihat dukungan dari ibunya; di sisi lain, kehadiran Joong memicu gelombang emosi yang rumit di dalam dirinya. Dengan ragu, Satang mengangguk kecil dan memberi isyarat kepada Joong untuk masuk. 

Namun, di balik senyumnya yang tipis, batin Satang dipenuhi oleh keraguan dan kekhawatiran akan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pertemuan tersebut terhadap hubungannya dengan Winny.

"Bude, apa kabar?" tanya Joong begitu masuk, senyum terukir di bibirnya saat ia memeluk tubuh ibu Satang dengan erat. Satang tersenyum tipis melihat kehangatan pertemuan antara Joong dan ibunya. 

Tatapan Satang bertemu dengan Winny, dan di dalamnya terdapat pertanyaan yang tak terucapkan. Dalam keheningan itu, Satang berjalan mendekati Winny, sementara Joong menatap mereka dengan lembut, memahami kerumitan situasi yang terjadi di antara mereka.

Satang merasa detak jantungnya semakin cepat ketika ia mendekati Winny. Tatapan mereka saling bertemu, membawa berbagai perasaan yang rumit dan tak terucapkan. 

Satang duduk di samping Winny, tetapi tatapan tajam Winny membuatnya segera sadar bahwa ada sesuatu yang penting. Winny berdiri dengan tiba-tiba, "Mas?" panggil Satang dengan lembut, mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Winny tersenyum tipis, tetapi ekspresinya mengisyaratkan bahwa ia sedang dalam keadaan genting. "Aku arep turu," balas Winny, lalu meninggalkan mereka di ruang tamu.

Satang merasa kebingungan, mencoba mencari jawaban di balik tatapan Winny yang misterius. Dia merasakan getaran perasaan yang rumit di dalam dirinya, bercampur antara kekhawatiran akan apa yang sedang terjadi dan keinginannya untuk menghentikan Winny. Dalam keheningan yang menyelimuti ruang tamu, Satang memperhatikan bayangan Winny yang bergerak meninggalkan ruangan, membiarkan kebingungan dan kekhawatiran menyelimuti pikirannya.

Begitu Winny menghilang dari pandangan, Joong mendekati Satang dengan senyum. Gemini dan Fourth tengah asik dengan percakapan mereka sendiri, sementara ibu Satang ikut duduk di dekat Joong.

"Bude tidak pernah mendengar kabar tentangmu, kemana saja?" tanya ibu Satang. Joong menatap Satang dengan senyum penuh, "Joong pergi ke kota," jawabnya. Ibu Satang terkekeh dan mengenggam tangan Joong dengan penuh kehangatan, "Kamu benar-benar tidak berubah," ucapnya.

Satang memperhatikan interaksi hangat antara ibunya dan Joong, merasakan getaran perasaan yang rumit di dalam dirinya. Kehadiran Joong membawa kembali berbagai kenangan manis dari masa lalu, memunculkan perasaan yang sudah lama terkubur.  Dalam kebimbangan dan kebingungan yang melingkupi pikirannya, Satang mencoba menenangkan diri dan menikmati momen bersama ibu dan Joong, meskipun hatinya masih dipenuhi oleh pertanyaan dan keraguan yang tak terjawab.

"Bude dengar, kamu mau menikah?" pertanyaan itu membuat Satang tersentak, sebuah tanda tanya besar muncul di kepalanya. Dia menatap Joong dengan tatapan tidak percaya, mencari kepastian dari ucapan tersebut. "Itu benar?" tanya Satang sebelum Joong sempat menjawabnya. 

Tawa kecil terdengar dari bibir Joong, "Bude, itu hanya kabar palsu. Joong masih tetap menunggu dia," ujar Joong dengan nada santai. Ibu Satang hanya tertawa, merespons dengan nada ringan.

Namun, di balik gelak tawa itu, percakapan mereka terdengar hingga ke kamar, membangkitkan rasa penasaran dan tanya di hati Winny yang sebelumnya telah meninggalkan mereka. Winny, yang sedang berada di dalam kamar, terdiam sejenak, merenungkan arti dari kata-kata yang terdengar dari ruang tamu. Rasa penasaran dan kekhawatiran mulai menyelinap di dalam pikirannya, membuatnya bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di luar sana. 

Percakapan mereka pun berlarut, sementara Gemini dan Fourth memilih untuk meninggalkan ruang tamu, menuju kamar mereka untuk menikmati pelukan berdua. Winny, yang telah berada di dalam kamar, merasakan perasaan yang benar-benar kosong. Ketidakpastian dan kekhawatiran mulai memenuhi pikirannya. Dia takut jika seseorang yang dimaksud oleh Joong adalah Satang.

Dengan hati yang berat, Winny duduk di tepi ranjang, membiarkan pikirannya melayang-layang di antara berbagai kemungkinan yang ada. Dia merasa terjebak dalam pusaran ketidakpastian, tidak tahu harus berbuat apa atau percaya kepada siapa. Dalam keheningan kamar yang sunyi, Winny terus merenung, mencoba mencari kejelasan dari kegelapan yang menyelimuti pikirannya. Apakah yang sebenarnya terjadi di luar sana? Dan apakah Satang memang menjadi bagian dari kebingungan ini?

[To Be Conntinued]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIARY : CAH AYU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang