Memulai?

923 62 2
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.

BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.

HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.

***

Seperti yang sudah Faizal katakan tadi, mereka akan pergi jalan-jalan setelah selesai dengan urusan di pesantren, dan sekarang, mereka sudah berada di pantai yang cukup jauh dari rumah.

Sebenarnya, Faizal tidak terlalu suka tempat ramai, terlebih pantai yang seperti mereka datangi hari ini, pantai yang cukup terkenal, dan banyak turis yang berdatangan. Juga, mengingat jika sekarang hari sabtu, pasti yang datang berkali-kali lipat dari hari-hari yang lain, tapi karena Azila yang sangat ingin datang, Faizal mengikut saja.

Dia juga merasa barsalah karena akhir-akhir ini sedikit mengekang Azila, tapi semua Dia lakukan untuk kabaikan mereka, untuk rumah tangga yang mereka bina.

"Mahal banget ya sekarang uang masuknya?" tanya Azila sambil berjalan ke arah bibir pantai yang dinaungi bayangan pohon-pohon besar.

"Mahal? 30 ribu itu mahal?" tanya Faizal. Azila berbalik, menatap Faizal terkejut.

"Lo pikir itu murah?" tanya Azila tidak percaya, Azila bukannya perhitungan, hanya saja dulu Dia selalu datang ke pantai tersebut bersama teman-temannya, dan mereka cukup membayar 10 ribu.

"Memang uang masuk pantai biasanya berapa?"

"Lo nggak pernah ke pantai?" tanya Azila lebih terkejut.

"Pernah, waktu kecil." Azila mengangguk paham lalu duduk di atas pasir halus yang diikuti oleh Faizal.

Azila berpikir, Faizal sepertinya tidak punya waktu untuk bersantai, karena yang Azila dengar, Faizal adalah orang yang cukup gigih soal pekerjaan, bahkan tidak punya waktu untuk berlibur, itu yang Azila dengar dari warga pesantren.

Ternyata ikut dengan Faizal ke pesantren selama beberapa hari tidak buruk-buruk juga, Dia bisa tahu lebih banyak tentang Faizal dan keluarganya, tentunya dari cerita santriwati yang mulai dekat dengan Azila beberapa hari belakangan ini.

"Kamu suka pantai?" tanya Faizal membuka obrolan, karena sejak tadi Azila hanya diam sambil menatap lurus ke depan.

"Suka, suka banget malah," balas Azila tanpa menoleh.

"Kenapa?" tanya Faizal yang masih tetap menatap Azila dari samping, menurutnya pemandangan disampingnya jauh lebih cantik daripada pemandangan pantai.

"Suka aja, rasanya beban gue langsung hilang kalau dengar deru ombaknya. Setiap pulang dari pantai gue ngerasa lebih rileks," ucap Azila, Dia sempat menoleh beberapa detik ke arah Faizal, lalu kembali fokus ke depan saat tatapannya bertabrakan dengan mata Faizal, rasanya sangat aneh. Entah itu apa, tapi rasanya sedikit mirip saat Azila pertama kali dekat dengan Roni dulu. Seperti berdebar? Mungkin.

"Lo sendiri?" tanya Azila sambil membenahi hijabnya yang seikit kusut karena terkena angin pantai.

"Tidak begitu suka, saya lebih suka gunung, daerah yang tinggi."

"Gue nggak suka gunung, dulu gue hampir mati karena ikut mendaki sama teman-teman kantor," ucap Azila memberi tahu pengalaman terburuknya. Saat itu Azila benar-benar berpikir jika Dia tidak akan melihat dunia lagi.

"Tapi untungnya seseorang datang nyelamatin gue tepat waktu," lanjut Azila.

"Siapa?" tanya Faizal, tidak begitu penasaran sebenarnya, tapi lebih ke menghindari mati topik.

Persimpangan Jalan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang