2-5 • Teruntuk Masa Kecilku

25 11 1
                                    

───── ∘•∘❉∘•∘ ─────

"Hallawww!!!" Gadis kecil yang berada di balik layar ponsel Alvin itu menyapa Claudia dengan antusias.

Claudia pun tak kalah semangat membalas sapaan itu, "Hallooo! Ihhh kamu lucu banget sih!"

Mendengar Claudia yang begitu antusias, Kartika pun tertarik untuk berjalan menuju bangku tempat mereka berkumpul untuk ikut melihat siapa yang sedang mereka hubungi lewat video call. "Oalahhh, ini Adik kamu yang selalu kamu ceritain itu, Vin?"

Alvin menoleh kepada Kartika dengan tatapan bangga. "Gimana, cantik kannn?"

Setelah memperhatikan lebih seksama, Kartika langsung menyadari selang infus dan juga perban yang berada di sekujur tubuh gadis yang berumur kurang lebih lima tahun itu. Kartika pun akhrinya mengerti, bahwa gadis itu sedang dirawat di Rumah Sakit. Rasa penasaran seketika menguasai kepala Kartika, namun tentu saja ia menyimpan semua pertanyaan itu terlebih dahulu, karena untuk sekarang, ia harus ikut menyemangati gadis itu bersama Claudia dan Alvin. "Iya ihhh, kamu cantik bangettt, hobinya dandan ya?"

"Iyah! Amel suka Dandan pake panci dan spatula!"

Ekspresi bingung seketika terpampang jelas pada wajah Kartika, yang tentu saja segera menjadi bahan tertawaan Alvin. Alvin pun inisiatif menjelaskan, "Dia tuh kalau kata-kata masih suka kebalik. Kadang dia ngomong makan itu minum, dandan juga suka kebalik sama masak, terus masih banyak lagi, pokoknya dia emang hobinya bikin sekeluarga gue bingung."

Kartika tertawa lepas setelah mendengar penjelasan dari Alvin. "Oalahhh, kamu hobi masak-masak ya? Semangat ya! Biar kamu cepet sembuh, besok, kita main masak-masakan bareng, okey?" Kartika mengangkat jempolnya dengan semangat.

"Oteyyy!!!" Amel menjawab ajakan Kartika tak kalah semangat.

───── ∘•∘❉∘•∘ ─────

"Ci, mau nanya dong."

"Bentar-bentar, gue masih ngerjain satu soal lagi."

Kartika pun menoleh kepada kertas soal yang sedang dikerjakan Claudia. Lalu dengan nada datar, ia pun berkata, "Itu jawabannya D."

Claudia menoleh malas kepada Kartika. "Tika kamprettt, gue kan mau mikir juga."

"Udah ah, gak usah banyak gaya kamu, walau sekarang udah mulai keliatan pinternya, tapi dulu juga kalau perkara contekan selalu minta ke saya."

Claudia terkekeh setelah mendengar kalimat itu, kemudian segera mengisi soal terakhir itu sebelum meletakkan pensil di samping lembaran soal di hadapannya. "Kenapa sih Tik, lo dari tadi mau nanya apa?"

"Itu..." Kartika melirik sebentar kepada bangku Alvin, yang kini sedang kosong. Memastikan bahwa lelaki itu belum kembali dari kamar mandi. "Adiknya Alvin tuh sakit apa? Selama ini, tiap kali Alvin cerita tentang Adiknya, perasaan dia gak pernah nyebutin kalau Adiknya itu sakit deh. Saya jadi gak enak nanyanya kalau dia pun gak mau cerita."

"Ya kalau alasan lo emang kayak gitu, berarti harusnya lo gak nanya ke gue juga dong...?"

"Eh," Kartika menatap langit-langit kelas, meresapi kalimat yang baru saja dilontarkan Claudia itu. "Iya juga ya, yaudah gak usah kasih tau saya deh."

Claudia tertawa melihat respon sahabatnya itu. "Enggak deh, bercanda. Sebenernya gak masalah sih gue cerita juga. Cuma emang Alvin bukan tipe orang yang suka bawa-bawa urusan pribadinya ke orang lain.

"Jadi, gue juga kan sebenernya penasaran. Kenapa sih, belakangan ini Alvin jadi bantu kita terus? Nah, kemarin gue pun akhirnya berani nanya ke dia lewat chat. Dan dia pun cerita, kalau satu bulan yang lalu, keluarganya itu kecelakaan mobil, parah banget pokoknya. Ibunya meninggal, Bapaknya pun masih koma, dan dari semua keluarganya yang lukanya paling ringan tuh ya Adiknya, si Amel tadi. Dan itu pun sampai sekarang masih harus rawat inap di rumah sakit. Untungnya, Alvin waktu itu gak ikut di dalem mobil itu, tapi ya sejak kejadian itu dia pun jadi merasa gak betah bergaul sama anak-anak Aliansi lagi."

DhatriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang