2

20.3K 1.3K 17
                                    

Haiiii.... Reach You update lagiiiii....

Part ini aku dedikasikan buat @LAstories_ yang udah setia nungguin cerita ini... kapan lanjut ceritanya nih???

Oke.... happy reading yaaa.....

________________________________________

Seorang laki-laki muda terlihat melangkah tenang ke dalam ruang kerjanya. Wajah dinginnya menambah kesan berwibawa dalam dirinya.
Dia seorang CEO dari jaringan luas sebuah branded garmen ternama, yang juga pemilik dari perusahaan kontraktor terbesar di tanah air. Oh ya, satu lagi, ia juga pemilik saham terbesar dari sebuah jaringan perhotelan dengan 85 persen kepemilikan saham. Di usianya yang baru menginjak 28 tahun, ia mampu membuat kerajaan kecil ayahnya yang menguasai berbagai bidang itu berkembang sedemikian pesat hanya dalam waktu kurang dari delapan tahun. Dia mampu membuat nama besar ayahnya semakin menancap kuat di jajaran pebisnis dunia.

Dia adalah Armadeo Digo Davista, putra tunggal Carlos Davista. Kehidupannya bak pangeran pewaris tahta Davista Kingdom.

Tidak seperti pemuda-pemuda pada umumnya yang menikmati hari-hari mereka dengan normal dan hura-hura, apalagi dengan kekuasaan dan kekayaan yang mereka dapatkan, Digo justru tidak berminat dengan dunia gemerlap. Ia lebih suka mengurung diri dalam perpustakaan pribadinya yang berada di lantai empat istananya. Bagaimana tidak disebut istana jika rumahnya yang empat lantai itu berdiri di atas sebagian kecil luas tanah yang hampir 2,5 hektar, dengan jumlah pelayan hampir dua lusin, belum termasuk driver dan tukang kebun. Dengan kolam renang pribadi yang dikelilingi taman bunga yang membuat istananya asri dan teduh.

Hanya satu keinginan ayahnya yang belum bisa dipenuhinya, yaitu menikah.

Sepanjang usianya yang mulai menginjak 24 tahun hingga kini ia berusia 28 tahun, tidak ada seorang gadis pun yang mampu menggetarkan hatinya. Yang mampu membuatnya jatuh cinta.

Laki-laki muda itu, Digo, membolak balik berkas yang ada di hadapannya. Dahinya berkerut seolah berpikir keras.
Ada kejanggalan dalam laporan yang dibacanya.
Ia mengangkat telfon yang berada di atas meja kerjanya yang besar, lalu menekan empat digitnya.

"Nino, keruangan saya sekarang!" tanpa menunggu jawaban dari seberang, Digo langsung menutup telfon itu.

Tidak lama berselang, seorang pria memakai setelan berwarna biru tua masuk ke ruangan bos besarnya setelah sebelumnya mengetuk pintu.

"Bapak memanggil saya?" tanya pria bernama Nino itu dengan sedikit membungkuk dan mengangguk hormat.

"Ya, Nino. Coba kamu lihat, apakah ada yang aneh dengan laporan penawaran ini? Siapa yang mengerjakannya?" Digo mempersilakan Nino duduk dengan isyarat tangannya, lalu menyodorkan berkas yang baru saja dipelajarinya.

Nino membuka map berkas itu dan membacanya dengan seksama. Perlahan dahinya berkerut. Wajahnya berubah panik. Dengan nafas tertahan, laki-laki itu mengangkat wajahnya menatap Big Boss nya dengan gelisah.

"Kamu tau Nino, ini memalukan! Bagaimana bisa PT Angkasa Adidaya yang bernaung di bawah Davista Corp memberikan proposal mengerikan seperti ini? Sebaiknya kamu revisi!" Digo berkata dingin.

"Tapi.... sa...saya sudah terlanjur mengajukannya ke PT Red Horizon, Pak," Nino menjawab terbata. Kepalanya tertunduk, wajahnya pias. Ia tau, Big Boss nya pasti akan segera meledak dalam hitungan detik.

"APA??! Siapa yang bertanggung jawab atas proposal ini?" bentak Digo dengan wajah luar biasa garang.

Dengan takut-takut, Nino melirik Big Boss nya, sebelum menjawab.
"Pak Ridwan dengan Bu Yani, Pak," Nino mengkerut. Nyalinya menciut melihat kemurkaan Big Boss nya.

Reach YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang