25

11K 864 13
                                    

Maaf banget ya...lama baru update lagi...
Lagi fokus sama ceritaku yang lain...#peace#jangantimpuk

Lagipula, aku masih berusaha cari ending yang pas buat cerita ini.

Ya udah, langsung aja yaaa....

____________00____________
__________________________



Picture perfect memories,
Scattered all around the floor
Reaching for the phone cause I can't fight it anymore
And I wonder if I ever cross your mind
For me it happens all the time

It's a quarter after one, I'm all alone and I need you now
Said I wouldn't come, but I lost all control and I need you now
And I don't know how I can do without, I just need you now

Another shot of whiskey, can't stop looking at the door
Wishing you'd come sweeping in the way you did before
And I wonder if I ever cross your mind
For me it happens all the time
It's a quarter after one, I'm all alone and I need you now
Said I wouldn't come, but I lost all control and I need you now
And I don't know how I can do without, I just need you now

Yes I'd rather hurt than feel nothing at all
It's a quarter after one, I'm all alone and I need you now
And I said I wouldn't call but I'm a little drunk and I need you now
And I don't know how I can do without, I just need you now

I just need you now
Oh baby I need you now

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

Gadis mungil itu masih terlelap dalam tidurnya. Ia tidak menyadari bahwa pria-nya menunggunya bangun. Pria itu tampak sangat lelah, tapi tetap memaksakan diri menemani dan merawat belahan jiwanya.

"Kapan kamu bangun, sayang? Sudah lima hari kamu tidur terus seperti ini. Kamu gak kangen sama aku? Kamu tau gak, tadi dokter bilang, begitu kamu bangun dan pulih, kamu boleh pulang. Tapi kenapa kamu belum bangun juga? Apa kamu masih suka tidur di sini? Atau, ehm...kamu memang putri tidur? Jadi, apa aku harus menciummu agar kamu mau membuka mata? Ah, kalau benar, kenapa kamu gak bilang terus terang saja? Aku pasti dengan senang hati melakukannya," Digo terkekeh mengusap lembut pipi Sisi, sementara tangannya yang satu menggenggam jemari Sisi yang tidak di infus.

"Brother, lo gak kenapa-napa kan?" Sebastian yang baru masuk mengerutkan dahinya heran melihat Digo terkekeh.

"Kenapa?" tanya Digo balik bertanya, tidak mengerti arah pertanyaan Sebastian.

"Kenapa lo ketawa sendiri?"

"Lo pikir gue gila?"

"Yah...mungkin saja."

"Dasar pengganggu! Mau apa lo kemari lagi? Bukannya kemarin lo sudah kemari?"

"Gue mengkhawatirkan keadaan lo, Bro! Kantor butuh lo. O ya, gue mau kasih tau lo, Franco's sudah kembali ke tangan Fererra. Mereka sangat berterima kasih sama lo," Sebastian memberitahukan perkembangan usaha mereka.

"Baguslah. Selama ini Fererra tidak pernah membuat ulah pada Davista," ujar Digo datar.

"Kemarin Nandira memberi kesaksian di pengadilan. Dan Bryan di tuntut penjara seumur hidup."

"Bagaimana jika gue menginginkannya bebas?" tanya Digo dingin.

Sebastian menoleh cepat pada laki-laki yang menhadi sahabatnya itu. Ia tau pasti bagaimana karakter dan sifat Digo. Pasti ia sedang merencanakan sesuatu.

Reach YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang