Extra Part

16.4K 881 27
                                    

Semoga suka yaaaa......

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ditatapnya tubuh mungil istrinya dengan khawatir. Sisi begitu keras kepala tidak mau berhenti bekerja.
Perutnya yang besar itu terasa sangat besar dibandingkan dengan tubuhnya yang kecil dan mungil.

"Sweetheart, sebaiknya kamu berhenti bekerja. Biar aku yang mengurusnya sementara ini," pinta Digo memandang cemas pada istrinya yang masih sibuk berkutat dengan setumpuk laporan dan odner-odner besar dan tebal di meja kerjanya.

"Aku tidak suka menganggur, Honey. Sudahlah, jangan khawatir. Aku baik-baik saja," sanggah Sisi tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas di hadapannya.

"Aku takut kamu kelelahan, Sayang. Kasihan baby kita," bujuk Digo lagi.

Sisi menoleh menatap suaminya. Pelan-pelan ia berdiri sambil memegang perut besarnya, berjalan menghampiri suaminya yang tengah berdiri menatapnya cemas.

Tangannya terulur, mengunci leher Digo.

"Gendong, Honey," pintanya manja, membuat Digo membelalak sejenak, lalu tersenyum lebar.

Dibopongnya tubuh istrinya hati-hati.

"Mau kemana, tuan putri?" tanya Digo dengan senyum miringnya.

Sisi menunjuk ke arah pintu di belakang meja kerjanya. Digo mengangguk mengerti. Dengan cepat ia membawa Sisi masuk ke ruang di balik meja kerja Sisi, dan membaringkan istrinya di atas tempat tidur Queen size yang berada di dalamnya.

"Ada lagi, Tuan putri?"

"Aku ingin makan ayam tim, Honey," ujar Sisi tersenyum manja.

"Oke, tunggu sebentar, aku akan membelikannya untukmu," ujar Digo sigap hendak melangkah keluar.Tapi tangan Sisi menahan lengannya.

Digo menoleh, mengernyit tidak mengerti.
Sisi menggeleng membalas tatapannya.

"Aku mau kamu tetap di sini," rajuknya menatap Digo dengan puppy eyes nya.

"Ayam tim-nya?" tanya Digo menaikkan kedua alisnya.

"Suruh Bastian membeli-nya. Oh ya, jangan lupa, suruh Erick membawakan nasi putih panas. Bilang sama dia, aku mau nasi putih itu masih dalam magic com," kata Sisi masih memegang lengan Digo.

"Tapi Sweetheart, Erick masih di lokasi syuting. Dan Sebastian masih meeting. Biar aku saja ya," bujuk Digo hati-hati.

Sisi menggeleng. Matanya berkaca-kaca.

"Aku mau kamu disini. Aku mau Sebastian yang beli ayamnya. Aku mau Erick yang  memasak nasi nya. Dan bilang sama Alena, suruh ia menjemput Bastian dan Erick," Digo mengusap wajahnya. Dengan pasrah ia menghubungi sahabatnya menyebutkan permintaan Sisi.

"Honey, bilang Bara dan Randy buat nyari durian dan nangka ya. Jangan lupa, yang sudah dikupas!" teriak Sisi menyela Digo yang masih berusaha membujuk sahabat-sahabatnya untuk memenuhi keinginan Sisi.

Digo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagaimana mereka mencari keinginan Sisi? Durian aja musimnya sudah lewat. Dan Erick menanak nasi? Bisa-bisa bubur yang dia bawa nanti!
Selama hamil, Sisi sama sekali tidak pernah menyusahkannya. Ia hanya sesekali bersikap manja padanya, gairahnya makin tinggi dan itu membuat Digo senang.
Tapi masalahnya, Sisi suka sekali merepotkan dan menyusahkan sahabat-sahabatnya, sampai-sampai Digo merasa tidak enak dengan mereka.

☆☆☆☆☆♡♡♡☆☆☆☆☆

"Nih ayam tim nya," Sebastian meletakkan seporsi besar ayam tim  ke atas meja.

Reach YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang