17

10.7K 891 6
                                    

Haiiiiii. .. aku update lagi niiihh. ... buat@NoyaVan yang udah setia bahkan hampir jamuran nungguin lanjutan 'Reach You', part ini buat kamu deh.... hihihi....

Oke, cekidot...

=====================================================

Ruang dingin yang didominasi warna hitam dan putih itu tampak hening. Jordan meletakkan berkas yang dibawanya di atas meja.

Bara meraih berkas itu dan membacanya dengan seksama, lalu memberikannya pada Sebastian yang duduk di sampingnya. Sama halnya dengan Bara, Sebastian berbuat serupa pada Erick.

Alena duduk di lengan sofa yang di tempati Digo, menepuk ringan bahu laki-laki itu, berusaha meredakan amarah yang menggelegak dalam hati Digo.

"Ini tidak bisa dibiarkan lebih lama, Digo," ucap Sebastian geram.

"Kita harus menyusun rencana yang sempurna," sambung Erick.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan tampak Randy terburu-buru masuk.

"Sorry, gue telat! Pesawat delay," ujarnya lalu duduk di sebelah Jordan.

"Bagaimana kondisi Om Steven?" tanya Digo tanpa mengalihkan pandangannya dari meja di depannya.

"Aman terkendali. Pak Steven masih di Eropa bersama Pak Carlos. Sementara Resort di awasi oleh Stanis dan Pak Tonny Danuarta," lapor Jordan sigap.

"Steve sudah di posisinya?" tanya Digo lagi. Suaranya terdengar dingin.

"Sudah," angguk Jordan.

"Oke, sekarang jelaskan rencana kita, Jordan!" perintah Digo yang langsung dilaksanakan oleh Jordan dengan segera.

"Nampaknya kita harus melibatkan Sisi, Bro!" ujar Sebastian setelah mendengar rencana dari Jordan.

"Gak! Gue gak mau Sisi terlibat dalam hal ini. Terlalu beresiko!" tolak Digo tidak suka.

"Aku mau!" sebuah suara membuat Digo membelalak.

"Sisi? Bagaimana kamu bisa ada di sini?" Digo berdiri dan buru-buru menghampiri Sisi.

"Jangan salahkan Nino! Aku yang memaksanya menunjukkan keberadaanmu. Tadinya aku ingin meminta bantuanmu untuk menghubungi Om Carlos agar Papa tidak tau apa yang terjadi pada Red Horizon. Tapi tampaknya kalian sudah mengantisipasinya terlebih dahulu," ucap Sisi sambil melangkah dan duduk di dekat Randy.

"Nino brengsek!" umpat Digo geram.

"Sudahlah Bro, biar saja Sisi terlibat. Ini akan sangat membantu suksesnya rencana lo," sahut Erick yang langsung terdiam setelah mendapat pelototan Digo.

"Keluarkan Sisi dari rencana! Itu terlalu beresiko!" Digo tetap pada pendiriannya.

"Tapi kita membutuhkannya, Digo," bujuk Sebastian.

"Sebaiknya kita ubah sedikit rencana kita. Gue rasa planing gue lebih aman buat Sisi," potong Bara menengahi. Lalu ia memaparkan rencananya.

"Tapi gak aman buat gue," sahut Alena cemberut.

"Ada gue Len," ujar Randy nyengir.

"Lebih gak aman kalo sama lo," cibir Alena.

"Oke, kita jalankan rencana Bara, tapi jangan lupa, antisipasi dan buat plan B!" putus Digo.

Bara dan Jordan menghela nafas lega. Setidaknya Digo bersedia melibatkan Sisi. Karena bagaimanapun juga, Sisi merupakan umpan yang baik untuk memancing Bryan dan Nandira. Sekaligus menenangkan Digo karena ia sendiri yang langsung mengawasi dan melindungi Sisi.

Reach YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang