Renovasi resort sudah mulai dilakukan. Digo sengaja mendatangkan arsitek terbaiknya untuk mengurus semua keperluan pembangunan resort. Ia sendiri yang turun lapangan mengawasi semua pelaksanaannya.
Ia ingin menyibukkan diri agar seluruh pikirannya pada Sisi teralihkan.Belum! Ia belum menyerah untuk mendapatkan gadis itu. Ia hanya mengalihkan sakit hatinya melihat kedekatan Sisi dengan Randy.
Setiap Randy menyentuh gadis itu, hatinya terasa panas, membakarnya hingga ia hampir gila menahan amarah. Semakin ia melihat Sisi, semakin besar keinginannya untuk menarik Sisi dan menjauhkannya dari siapapun yang hendak menyentuhnya.Sekarang ia sedang berada di pantai. Membiarkan lidah-lidah ombak menyentuh kaki telanjangnya. Celana panjang putihnya digulung hingga setengah betis. Begitu juga kemeja putihnya, digulung hingga se-siku. Tatapannya lurus memandang segaris cakrawala yang membatasi laut dan langit.
"Kenapa kamu tidak menyatakan perasaanmu saja padanya? Baru kali ini aku tau kamu jadi melow seperti ini. Mana Digo yang dingin dan cuek seperti kata orang? Mana Digo yang penuh wibawa? Mana Digo yang selalu dipuja banyak gadis?" Digo menoleh melihat Alena berdiri bersedekap memandang lurus ke arah laut lepas. Rambutnya yang terurai lepas berkibar dipermainkan angin laut.
"Aku sudah pernah menyatakan perasaanku. Tapi dia tetap berkeras akan menikah dengan Randy. Aku tidak tau lagi harus berbuat apa untuk meraihnya," Digo menunduk sejenak, menghela nafas panjang seolah hendak menyimpan oksigen yang banyak ke rongga dadanya.
"Kurasa lo harus ganti strategi, Brother," sebuah suara berat dari arah belakang memberinya saran.
Digo menoleh cepat. Dilihatnya Sebastian nyengir memandangnya. Di sebelahnya tampak Bara menatap lurus ke depan tanpa bersuara. Selalu saja irit bicara."Kenapa kalian kemari? Siapa yang mengundang kalian datang?" desak Digo curiga, lalu mengalihkan matanya pada Alena.
"Aku sudah tidak tahan melihatmu seperti ini! Jadi jangan salahkan aku kalau menyuruh mereka datang," ujar Alena membela diri.
"Untung hanya Sebastian dan Bara," kata Digo menekan suaranya.
"Weits, jangan salah Sob! Gue juga ada di sini buat lo!" sebuah suara lain menyentak Digo.
"Lo?" Digo menggeram kesal. Dilihatnya Erick berjalan mendekat sambil merangkul seorang gadis cantik menggunakan celana pendek dan tank top warna pink.
"Tentu saja ini gue. Suka tidak suka, gue tetap mau ikut kemari. Oh iya, perkenalkan ini Mia, cewek baru gue," dengan santai Erick memperkenalkan gadis dalam rangkulannya.
Gadis bernama Mia itu mengulurkan tangannya menjabat Alena, Sebastian dan Bara. Namun ia harus menahan malu saat uluran tangannya diabaikan oleh Digo. Jangankan menyambut uluran tangan Mia, melirik saja pun tidak!
Digo tidak peduli. Pikirannya hanya tertuju pada satu perempuan. Ia tidak pernah menyukai gadis-gadis yang berusaha menarik perhatiannya. Satu-satunya gadis yang bisa membuatnya gila hanya Sisi saja."Tenanglah Bro, kita akan pastikan lo dapatkan apa yang lo mau," Sebastian menepuk bahu Digo dan berlalu sambil meraih Alena untuk mengikutinya. Di belakangnya Erick dan Mia menyusul dan terakhir Bara mengikuti masih dalam diamnya, meninggalkan Digo yang masih berdiri pada posisinya semula.
☆☆☆☆☆♡♡♡☆☆☆☆☆
Sisi menatap laptopnya tak percaya. Email itu di bacanya berulang kali. Laporan dari Pia dan Pak Tonny yang mengabarkan jatuhnya saham Red Horizon secara drastis membuat mata Sisi berkunang-kunang. Ini mustahil! Bagaimana bisa? Bahkan saat berita penggelapan dana di perusahaannya muncul di media, posisi Red Horizon masih cukup stabil.
Sisi segera mengambil smartphone-nya dan menghubungi beberapa orang untuk memastikan kebenarannya.
Dan Sisi semakin lemas saat semua orang yang dihubunginya mengatakan bahwa semuanya benar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reach You
AléatoireAku meletakkan cinta atasmu, Agar kamu percaya bahwa aku akan selalu ada untukmu. Aku tau, ucapan saja tak akan cukup untuk membuktikan seberapa besar aku mencintaimu. Dan kuharap, kamu bersedia menerima setiap tindakan yang kulakukan semata-mata...