Digo sedang mendengarkan hasil penyelidikan Jordan ketika Sebastian masuk ke ruangan Digo bersama Nandira.
Digo menatap tajam tidak suka pada Nandira dan Sebastian.
"Mau apa kamu kemari?" tanya Digo datar dan dingin.
Nandira menunduk takut. Tanpa sadar ia menggeser posisinya sedikit ke belakang tubuh Sebastian, mencari perlindungan dari sorot bengis milik Digo.
"Take it easy, Bro!" Sebastian menenangkan Digo sambil mengangkat sebelah tangannya.
"Kenapa lo bawa dia kemari?" cetus Digo menyipitkan matanya sinis.
"Nandira ingin memperbaiki kesalahannya, Brother," Sebastian menarik pelan lengan Nandira agar berdiri sejajar dengannya.
"Dengan apa? Dengan menyakiti Sisi lagi?" Digo mendengus geram. Ia tidak bisa melupakan begitu saja perlakuan Nandira terhadap tunangannya.
"Dengan informasi keberadaan Bryan," sahutan Sebastian membuat Digo menahan nafas.
"Katakan dimana Bryan? Ia tiba-tiba menghilang begitu saja. Aku yakin, dia yang menculik Sisi," rahang Digo mengeras.. Informasi yang didapat Jordan belum cukup untuk membuatnya bisa menemukan Sisi.
"Aku mohon Digo, maafkan kekhilafanku. Aku mengaku bersalah. Aku menyesal. Sangat menyesal. Aku berjanji, tidak akan mengganggu kalian lagi. Tolong, maafkan aku," Nandira menghiba memohon ampunan dari Digo. Ia benar-benar menyesali kebodohannya membangkitkan kemarahan Digo yang berujung pada kehancuran perusahaan milik ayahnya.
"Katakan dimana Bryan?" tuntut Digo dingin. Tatapan elangnya menyambar dan menusuk hati Nandira.
"Aku tau beberapa tempat yang sering di datangi dan tempat-tempat yang dipunyainya," jawab Nandira takut-takut.
Digo memberi isyarat pada Jordan, dan laki-laki tegap itu segera menggiring Nandira keluar dari ruangan Digo dan membawanya ke ruangan lain, meninggalkan Digo dan Sebastian.
Sepeninggal Jordan dan Nandira, Sebastian menghempaskan tubuhnya ke sofa.
"Bagaimana? Ada perkembangan?" tanya Sebastian memandang wajah keruh Digo. Sudah dua hari mereka berusaha menemukan Sisi, tapi belum juga ditemukan. Bahkan Jordan sudah mengerahkan seluruh anak buahnya yang tersebar di seluruh penjuru.
"Jordan baru saja melaporkan bahwa yang menculik Sisi bisa dipastikan adalah Bryan! Mobil yang digunakan laki-laki brengsek itu jarang dipunyai di sini," sahut Digo. Wajahnya benar-benar mengerikan.
"Dan dia menghilang setelah peristiwa Alena beberapa hari lalu," tambah Sebastian yang dibenarkan Digo melalui anggukannya.
"Semoga Sisi tidak apa-apa," gumam Digo frustasi.
"Tenanglah, semoga Jordan dan Bara bisa mendapatkan banyak informasi dari Nandira," ujar Sebastian optimis, berusaha menenangkan Digo yang terlihat sangat emosional.
☆☆☆☆☆♡♡♡☆☆☆☆☆
Papa Sisi memeluk istrinya yang menangis sesenggukan menerima kabar tentang penculikan Sisi. Mereka berdua tidak mengerti bagaimana Bryan bisa menculik anak gadis mereka yang notabene adalah mantan tunangan Bryan sendiri.
"Tenanglah, Ma. Kita berdoa, semoga Sisi dapat segera ditemukan dan dalam keadaan baik-baik saja," Steven mengusap punggung istrinya, berusaha menenangkan meskipun hatinya sendiri sangat cemas akan keselamatan putri semata wayangnya.
"Kenapa Sisi, Pa? Kasihan anak kita, Pa," Mama Sisi terus menangis.
"Ini salah Digo Om, Tante," ujar Digo lirih. Ia merasa bersalah tidak menjaga Sisi dengan baik. Ia lalai menjaga tunangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/42015625-288-k260447.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach You
РазноеAku meletakkan cinta atasmu, Agar kamu percaya bahwa aku akan selalu ada untukmu. Aku tau, ucapan saja tak akan cukup untuk membuktikan seberapa besar aku mencintaimu. Dan kuharap, kamu bersedia menerima setiap tindakan yang kulakukan semata-mata...