Halo.... udah pada capek nungguin lanjutnya apa belum?
Aku sengaja update pagi-pagi bener....
Sebenernya mau update sabtu kemarin, tapi aku pikir belum ada yang kangen sama cerita ini. Jadi ya aku pending dulu.
Hehehe.....tapi masih aja belom ada yang kangen juga... hiks...hiks...
Ya udahlah... demi cintaku padamu... meskipun walaupun bagaimanapun dan biarpun...(haisss...mulai deh keluar anehnya) aku update jugaaaa aa. ...Yuk langsung aja.....
_______________________________________________________
Digo membolak balik tubuhnya di ranjangnya. Ia benar-benar penasaran, siapa yang menelpon Sisi siang tadi. Menurut apa yang ditangkapnya, orang tersebut akan datang ke resort. Uh, ingin rasanya ia membuat tembok tinggi yang melarang laki-laki manapun yang akan mendekati Sisi. Kalau bisa, ia akan menyembunyikan gadis itu jauh dari jangkauan siapapun.
Digo bangkit berjalan ke balkon. Dilongokkan kepalanya ke balkon sebelah. Lampunya masih menyala terang. Apakah Sisi belum tidur?
Samar-samar didengarnya suara tawa gadis itu. Digo mengernyitkan dahinya. Dengan siapa Sisi tertawa-tawa?
Tiba-tiba pintu kaca balkon sebelah bergeser terbuka. Digo segera mundur beberapa langkah, bersembunyi di balik gorden tebal kamarnya dan menajamkan telinganya.
"Kenapa?" didengarnya suara pelan Sisi menggema membelah sunyi.
"......"
"Sebaiknya kamu pikirkan lagi," Sisi bersuara lagi. Ah, rupanya ia sedang menelpon. Tapi dengan siapa?
"......"
"Apa kamu bilang? Menikah denganku?" Digo melotot mendengar pembicaraan Sisi. Siapa yang berani - berani mengajak Sisi menikah?
"......"
"Tapi bukannya masih dua tahun lagi ya?"
"......"
"Hahaha...kamu paling bisa kalau untuk urusan itu."
"......"
"Hahaha oke, baiklah. Kapan kamu datang?"
"......"
"Oke, aku akan menjemputmu di bandara," Digo mendengar helaan nafas Sisi.
Dengan kesal Digo keluar dari tempatnya, menatap lurus ke depan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Eh, Digo?" seru Sisi tersentak kaget begitu menyadari keberadaan Digo di balkon sebelah kamarnya.
Digo menoleh menatap Sisi tajam.
"Telepon dari siapa?" Digo tersentak dengan suaranya sendiri yang terdengar dingin.
"Ehm bukan siapa-siapa," sahut Sisi merutuki dirinya sendiri yang salah tingkah di depan Digo.
"Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur. Besok kita ada pertemuan dengan Pak Yanuar untuk membicarakan rencana pengembangan dan pembangunan resort," Digo menekan kekesalannya karena tidak berhasil mengetahui siapa penelepon Sisi.
"Ya," Sisi menyahut singkat, lalu membalikkan tubuhnya hendak masuk kembali ke kamarnya.
"Shit!" umpat Digo geram. Ia tiba-tiba saja sudah melompat dari balkon kamarnya ke balkon kamar Sisi. Menarik lengan gadis itu dan membalikkan badannya. Lalu didorongnya tubuh Sisi hingga membentur dinding kaca dan mencium bibir ranum Sisi dengan kasar.
Sisi terkesiap dengan tindakan Digo terhadapnya. Ia memberontak dengan keras. Namun saat Sisi hendak mendorong tubuh Digo, ciuman yang semula kasar berubah menjadi lembut penuh perasaan, membuat Sisi terpesona dan terlena. Ia menikmati begitu saja bibir Digo atas dirinya. Bahkan tanpa ia sadari, lengannya begitu saja melingkari leher kokoh Digo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach You
AléatoireAku meletakkan cinta atasmu, Agar kamu percaya bahwa aku akan selalu ada untukmu. Aku tau, ucapan saja tak akan cukup untuk membuktikan seberapa besar aku mencintaimu. Dan kuharap, kamu bersedia menerima setiap tindakan yang kulakukan semata-mata...