TF-06

30.6K 338 14
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

Setelah kejadian kemarin, Yulia tidak terlihat lagi. Bahkan, Ryan sendiri mulai merasa bersalah. Apa karena ia sudah terlalu memaksa gadis itu untuk melayani nafsunya? Sudah terhitung 2 hari lamanya Ryan tidak melihat sosok Yulia atau si gadis aneh itu.

Dan sekarang, Ryan yang baru selesai lari pagi memutuskan untuk membeli persediaan makanan untuk seminggu ke depan.

"Wah, Mas Ryan habis lari pagi, ya?" Sapa salah satu ibu-ibu yang ada di warung kelontong.

Ryan menghentikan langkahnya dan mengangguk saja tanpa mengatakan apapun, lelaki itu langsung mengambil berbagai macam kebutuhan dapur untuknya. Karena Ryan tak mau ambil pusing, lelaki itu mengambil mie instan sebagai pilihan alternatif.

Disaat sedang mengambil barang kebutuhan pun, pikiran Ryan terus saja memikirkan sosok Yulia.

"Ssssshhhhh..." lelaki itu meringis kala tak sengaja menyenggol lemari pendingin minuman.

"Hati-hati, Mas," ungkap ibu-ibu tadi.

Lagi-lagi Ryan mengangguk dan tersenyum, terlihat dari raut wajah Ryan, sepertinya lelaki itu ingin segera pergi dari tempat itu. Bagaimana tidak, sorot mata ibu-ibu disana terus menyoroti gerak-gerik Ryan.

Singkatnya, Ryan yang sudah membayar belanjaannya pun langsung pergi kala melihat ibu-ibu tadi fokus mengobrol. Ia tak mau terjebak lagi, Ryan ingin segera pulang dan mengurung diri saja rasanya.

Huft!!!

Lelaki itu menghela napas panjang setelah menjauh dari warung tadi, jika saja bukan karena kepepet, Ryan tak mau belanja di warung itu lagi.

Hingga tiba-tiba...

Bruk!!!

Ryan yang baru melangkah malah ditabrak oleh seseorang dari arah berlawanan, membuat belanjaannya terjatuh dan parahnya, belanjaannya Ryan terdapat telur yang langsung pecah.

"Lain kali liat!" Bentak Ryan tanpa melihat.

"Ma-maaf..." lirihnya.

Seketika Ryan terdiam, lelaki itu langsung melirik ke sumber suara, mengabaikan belanjaannya yang berserakan di jalan.

"Kamu?" Ungkap Ryan yang langsung memegang lengan orang itu.

Bisa di tebak siapa? Benar, dia adalah Yulia. Gadis yang selama 2 hari menghilang dari pandangan Ryan dan selalu muncul di dalam pikirannya itu kini ada di hadapan Ryan. Anehnya, Yulia seperti enggan melihat kearah Ryan. Gadis itu memalingkan wajahnya.

"Ma-maaf, Om..." lirih Yulia.

Ryan mengatur napasnya, ia menggeleng pelan. Andai ia melihat siapa yang menabraknya barusan, mungkin Ryan tak akan membentaknya langsung.

Tapi, dilihat dari ekspresi Yulia sekarang, Ryan sangat yakin jika gadis aneh ini marah kepadanya??

"Kamu kemana aja?" Tanya Ryan.

Ryan masih memegang lengan Yulia erat.

Yulia hanya menggeleng pelan, ia masih tak mau melihat Ryan yang sudah sangat jelas berada di depan matanya.

"Kamu marah sama saya?" Tanya Ryan langsung.

Tidak ada jawaban. Yulia malah diam dan kali ini gadis itu tertunduk.

Ryan sangat yakin, jika gadis aneh ini beneran marah kepadanya. Ya mau bagaimana pun juga, kejadian kemarin memang seharusnya tidak terjadi. Ryan juga merasa jika dirinya sudah terlalu memaksa Yulia untuk melayani nafsu nya.

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang