TF-11

25.1K 375 27
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Yul, kenalin gue dong sama Om-om tadi pagi."

"Ayo kenalin gue, asli gue gapapa ko dikenalin sama Om-om juga."

"Gue ga mandang umur ko."

"Kenalin, ya? Harus kenalin sih."

Yulia hanya menatap Rara tanpa mengatakan apapun, ia sudah capek mendengar ocehan Rara yang terus meminta dikenalkan dengan sosok Om Ryan. Apakah sebegitu kuatnya aura Om-om itu? Sampai, membuat Rara seperti orang gila?

"Andai lo tau, Ra. Tuh Om-om otaknya cabul..."

"Malah liatin gue mulu ih!" Kesal Rara karena tak kunjung mendapatkan jawaban.

Yulia pun menghela napas panjang, kembali menatap temannya itu yang terus-terusan merengek ingin dikenalkan dengan sosok Om Ryan. Apa harus?

"Kenapa sih, Ra?" Tanya Yulia.

Rara mendengus, "Parah sih, beneran ga dengerin gue dari tadi."

"Kenalin gue ke Om-om yang tadi pagi dong..."

"Kenalan sendiri lah, ngapain minta dikenalin sama gue sih," jawab Yulia malas.

Lagian, kenapa juga Rara begitu memaksa ingin berkenalan dengan Om Ryan? Hanya karena tampangnya dan rupanya? Ah, Rara harus segera disadarkan! Yulia juga awalnya begitu, sampai ia menyesal sendiri karena ulahnya yang sudah membuat Om Ryan menunjukkan sifat aslinya yang sangat diluar dugaan.

Sekarang, bagaimana caranya Yulia menyadarkan Rara? Ditambah, hampir setiap siswi di sekolahan ini sepertinya sedang membicarakan Yulia karena kejadian tadi.

"Rumahnya Om-om tadi deketan sama lo ga, sih?" Tanya Rara kemudian.

Yulia hanya diam sambil memandang Rara, dari raut wajah Yulia sendiri sudah sangat keliatan ia kewalahan melayani temannya ini. Sampai dimana...

"Yulia..." panggil seseorang yang membuat kedua gadis itu refleks menoleh ke sumber suara.

Rara seketika beranjak kala melihat sosok laki-laki yang tak lain adalah Juna.

"Apa?" Jawab Yulia dengan tatapan sinisnya.

Rara memilih untuk pergi keluar dari kelas, karena Rara tau jika Juna tidak ingin diganggu jika sedang bersama Yulia. Tapi, siapakah Juna? Kekasih? Tidak, bisa dibilang Juna itu teman namun rasa kekasih. Yang dimana hal itu membuat Yulia muak, apalagi Juna selalu berlebihan.

Dan sekarang, Yulia sudah bisa menebak kedatangan Juna hanya untuk membahas tentang kejadian tadi pagi.

"Bisa jelasin tentang omongan orang-orang tentang lo yang---"

Ucapan Juna terpotong kala melihat raut wajah kesal Yulia.

"Bisa gak? Jangan bahas itu?" Tutur Yulia.

Ada apa dengan hari ini? Kenapa hampir semua orang membuatnya kesal? Pertama Om Ryan dan tentu sang Ibu yang seenak nya memberi ijin pada Om-om itu untuk mengantarkan nya ke sekolah. Kedua, Eki yang tak habis-habis nya mengganggunya. Ketiga, Rara yang terus mendesaknya untuk dikenalkan dengan sosok Om Ryan, dan terakhir? Juna? Yang benar saja?!

Selaim karena hal itu, Yulia juga sedang merasakan rasa sakit di perutnya karena efek datang bulan. Sialnya tidak ada yang mengerti.

"Lo gapapa?" Tanya Juna.

Yulia menggeleng pelan, "Mending lo pergi aja sana."

"Gue lagi males."

Meskipun berat, tapi... Juna yang dasarnya tau sifat Yulia bagaimana memilih untuk menurut, lelaki itu langsung pergi meninggalkan kelas Yulia.

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang