TF-30

2.4K 21 0
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Yul, liat kesana deh," tunjuk Rara menggunakan sorot matanya.

Yulia mengernyit heran, tapi ia berusaha mengikuti arah sorot mata temannya yang menuju kepada salah seorang wanita yang tengah berdiri disebrang jalanan. Tapi, sepertinya Yulia mengenali sosok wanita itu hanya saja tidak terlalu jelas karena terlalu jauh.

"Tuh cewek dari tadi liatin kearah sini mulu atau perasaan gue aja ya?" Ucap Rara yang masih saja menatap kearah wanita disebrang jalan.

Yulia menggeleng, "Udah ah, mending balik kelas aja. Perasaan lo aja kali itu."

Andai saja Rara tau, jika Yulia mengenali sosok wanita tersebut yang tak lain adalah mantan istrinya Om Ryan. Entah untuk apa tujuannya sampai bisa mengetahui sekolah tempat Yulia belajar, tapi sepertinya memang ada niat tersendiri bagi seorang Tiara sampai datang. Padahal wanita itu dalam keadaan berbadan dua.

Untungnya, Yulia dan Rara langsung pergi untuk kembali ke kelas setelah mengambil sesuatu di pos.

Disebrang jalan, Tiara terus menatap kearah sekolahan yang menjadi tujuannya saat ini. Ia ingin memastikan lebih tentang kedekatan dan hubungan antara mantan suaminya juga seorang gadis yang katanya masih duduk dibangku kelas 12 ini.

"Apa kamu beneran bisa lupain aku gitu aja, Ryan? Sampai harus mainin perasaan anak kecil kaya dia," gumam Tiara dengan senyum simpulnya.

***

Disisi lain, Ryan sedang duduk menatap layar monitor komputer sambil memainkan pulpen. Lelaki itu merasa jenuh karena pekerjaannya membosankan, tapi terkadang juga sangat sibuk, itupun tak setiap hari. Hanya saja, ingin rasanya Ryan bekerja lebih serius lagi. Pekerjaannya hanya mengawasi gerak-gerik seseorang melalui layar komputer.

Hingga disaat Rudi menyadari Ryan sedang melamun pun terlihat menahan tawanya.

"Yan," panggil Rudi.

Ryan melirik, "Kenapa?"

"Cewek kemarin, seriusan dia itu..."

Ryan menghela napas, "Saya harus apa biar kamu percaya kalo saya itu emang punya hubungan sama Yulia."

"Saya sama dia juga udah pernah berhubungan," tambah Ryan tanpa merasa berdosa.

Perkataan Ryan sontak membuat Rudi terkejut. Benar-benar tak menyangka jika teman kerja nya akan melakukan hal tersebut. Tapi, dipikir lagi wajar saja sih, Ryan juga sudah menjadi duda hampir satu tahun jika tidak salah. Dan sekarang, mana Ryan mendapatkan gadis muda, masih sekolah. Sangat beruntung sekali temannya ini. Andai keberuntungan nya bisa menular, haha!

"Kamu serius?" Tanya Rudi seakan masih tidak percaya.

Ryan mengangguk dengan santai, "Saya juga niatnya mau ngelamar dia kalo udah lulus sekolah."

"Saya gaakan larang dia buat lanjut kuliah atau yang lainnya, saya cuma mau dia jadi milik saya seutuhnya."

Tidak biasanya Ryan berkata panjang lebar, mendengarnya saja membuat Rudi terharu sebagai seorang laki-laki. Pantas saja jika Ryan mendapatkan seorang gadis, perkataannya sangat manis.

"Kamu udah pernah ketemu sama orang tua nya emang?"

Rudi memegang bahu Ryan, "Maksud saya gini loh. Orang tua nya ga masalah emang? Bukan apa-apa sih, cuman... kamu ngerti kan apa yang mau saya omongin ini?"

Jelas saja Ryan mengerti maksud dari perkataan Rudi, tapi...

[... Lengkapnya ada di pdf ya...]

***

20.12 WIB.

"Bu, aku mau beli barang buat kegiatan besok ya? Takutnya keburu tutup tokonya."

Rudi yang mendengar langsung menoleh, "Ayah anterin, mau?"

Yulia menggeleng, "Gausah, Yah. Kan, Ayah baru pulang kerja pasti capek."

"Aku gaakan lama ko."

Disisi lain, Ratna langsung mengerti jika anaknya itu akan diantarkan oleh Mas Ryan sepertinya. Karena Ratna tau jika Yilia yang takkan berani pergi keluar sendirian di malam hari.

"Yaudah deh, hati-hati ya."

Dengan cepat Yulia mengambil ponsel dan tas selempang kecilnya. Mungkin Om Ryan sedang menunggunya sekarang.

Karena jarak rumah yang bisa dibilang dekat, Yulia sudah berada di depan rumah Om Ryan. Benar saja, lelaki itu sudah siap dan motornya pun sudah dinyalakan.

"Mau berangkat sekarang?" Tanya Ryan.

Yulia mengangguk, "Tapi kalo aku udah beli barang nya kita langsung pulang, ya? Aku bilang ke orang rumah cuma sebentar."

Ryan mengangguk saja, ia pun menarik Yulia mendekat lalu melumat bibir gadis itu sebentar. Tak ada pilihan lain, Yulia membalas lumatan bibir itu.

"Sebentar juga tapi saya gamau sia-sia in buat cium bibir kamu," ungkap Ryan.

Lagi-lagi Ryan malah membuat Yulia salah tingkah. Apa aman jika Yulia diperlakukan seperti ini setiap hari?

Singkat saja, mereka pun langsung pergi karena tak mau membuang waktu dan takutnya toko yang akan Yulia kunjungi tutup. Dan untungnya, toko yang dimaksud masih buka.

"Om tunggu aja disini," ucap Yulia.

Ryan menurut saja, ia pun menunggu Yulia sambil bermain ponsel agar tidak jenuh. Dan tanpa ia sadari, seorang wanita malah ikut masuk ke dalam toko itu mengikuti Yulia.

"Untung masih ada," gumam Yulia mengambil kertas warna dan juga yang lainnya. Jika bukan karena kegiatan kelas, ia malas membeli semua ini.

Tapi. Seketika Yulia terdiam kala menyadari sesuatu, hal yang sangat penting namun Yulia abaikan.

"Sekarang kan tanggal..."

Gadis itu teringat akan tanggal siklus datang bulannya kala melihat kalender di toko. Ini sudah melewati masa nya, artinya...

"Kenapa ga masuk bareng sama Ryan sekalian?" Tanya seseorang secara mengejutkan.

Tak usah ditanyakan lagi, itu adalah sosok Tiara yang ternyata mengikuti sedari tadi. Meskipun dalam keadaan berbadan dua. Wanita itu menatap Yulia intens.

"Udah dari kapan kamu deket sama mantan suami saya? Udah ngelakuin apa aja kamu sama dia?" Tanya nya beruntun.

Yulia masih terdiam, ia bingung harus menjawab apa. Tapi kenapa mantan istrinya Om Ryan ada disini? Kenapa?

"Saya cuma mau bilang, sebaiknya Kamu jangan terlalu berharap lebih sama Ryan. Dia gaakan bisa memberi kamu keturunan."

"Itu juga yang menjadi alasan saya menceraikan dia."

Yulia tak memperdulikan itu. Jika memang Om Ryan tidak bisa memberikan keturunan, lantas apa yang terjadi pada Yulia sekarang? Mendadak Yulia merasa kan mual yang luar biasa.

"Hmmmhhh..."

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang