TF-24

3.2K 28 0
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Ini si Yulia bolos ga ngajak-ngajak gue lagi, tega banget sih asli," gerutu Rara menatap kearah luar kelas.

Rara sebenarnya masih heran juga kenapa temannya ini tidak masuk kelas tanpa adanya keterangan sama sekali, dihubungi pun tak ada balasan apapun. Jika memang benar-benar bolos, keterlaluan sih, karena dirinya tidak diajak sama sekali. Rara juga mau bolos!

Hingga dimana lamunan Rara teralihkan pada sosok Eki yang lagi-lagi datang setelah tadi pagi juga datang menanyakan keberadaan Yulia. Tapi untungnya, langkah Eki terhenti kala Juna juga datang di waktu yang tepat. Karena Rara tau sendiri, Eki takkan berani pada Juna yang secara jelas memang menyukai Yulia hanya saja Yulia tak mau memulai hubungan lagi setelah putus dari Eki. Begitulah intinya, Rara juga bingung.

"Ra, Yulia kemana?" Tanya Juna yang ikut duduk di kursi biasanya Yulia duduki.

Rara mengangkat kedua bahu nya tidak tau, "Gatau sih gue juga."

"Dia ga masuk tanpa ngasih keterangan. Gue udah chat juga ga dibales-bales sama tuh anak," tambah Rara dengan helaan napas berat.

Seketika Rara teringat akan sesuatu, "Eh iya..."

Juna melirik, "Apaan?"

"Gue mau nanya, mumpung lo ada disini dan si Yulia juga gaada, jadi bebas gue."

"Lo sama Yulia kenapa ga jadian aja? Selagi, gue juga tau lo itu suka sama Yulia bahkan sebelum Yulia putus sama si Eki."

Juna tersenyum simpul, "Mau jadian gimana? Si Yulia aja ga punya rasa apa-apa sama gue."

"Tapi, gue juga ga terlalu berharap bisa punya hubungan yang pasti sama dia. Gue cuma mau ada disisi dia aja, gue juga mau jadi orang yang dimana ada disaat dia butuh. Itu aja udah cukup."

Apa boleh Rara menangis karena terharu mendengar jawaban Juna? Andai saja Juna menyukai dirinya, sudah Rara pastikan akan menyukai Juna secara brutal dan ugal-ugalan. Tapi, sayangnya Rara tidak menyukai Juna ataupun siapapun itu. Rara hanya menyukai satu orang saja, Om seksi!

Ah, seketika Rara melamun sambil membayangkan Om Ryan alias Om seksi yang dimana pasti sekarang baru pulang kerja dan sedang bersantai.

"Lo kenapa dah?" Tanya Juna melihat Rara yang melamun tak jelas, mengerikannya, Rara tersenyum mesum ditengah lamunannya itu.

Takut sendiri, Juna pun memutuskan untuk pergi saja. Padahal, Juna sangat ingin bertemu dengan Yulia, bahkan ia sudah mempunyai rencana untuk mengajak Yulia jalan. Yasudahlah, mau bagaimana lagi. Satu-satunya cara sekarang, mencoba untuk menghubungi Yulia, siapa tau pesan darinya dibalas.

***

16.23 WIB.

"Om pulang aja, yuk? Aku takut kalo Ibu nanti curiga terus nanyain ke sekolahan, apalagi sekarang harusnya aku udah pulang," tutur Yulia.

Tapi sialnya, Ryan malah asyik sendiri bermain ponsel. Sepertinya lelaki itu tak mendengarkan perkataan Yulia sama sekali, hingga...

"Sebentar lagi, ya? Saya masih mau sama kamu," ungkap Ryan mematikan ponselnya dan menyimpannya dalam saku celana.

Dengan sekali gerakan Ryan pun beranjak dari tidurnya, mengulurkan tangannya pada Yulia.

"Jalan-jalan sebentar terus kita pulang, gimana? Saya lagi mau makan sesuatu di luar," ucap Ryan.

Mau bagaimana lagi, Yulia pun menerima uluran tangan Om Ryan dan ikut beranjak. Oh iya, Yulia dibawa ke sebuah rumah yang dimana itu adalah rumah bekas Om Ryan dan mantan istri nya tinggal bersama namun sekarang kosong tak di tempati. Padahal, menurut Om Ryan, dia sudah memberikan rumah ini pada sang mantan istri. Entahlah, Yulia tak mau menanyakan hal lebih dan mencampuri masalah rumah tangga yang sudah berlalu antara Om Ryan dan mantannya.

Yang jelas, selama berada di rumah ini, Om Ryan benar-benar tak melakukan apapun. Lelaki itu hanya memeluk Yulia dan tertidur sebentar. Itu saja? Iya, tak ada hal lainnya lagi. Yulia juga heran dengan sikap Om-om satu ini.

"Jangan ngelamun, katanya mau pulang?" Ujar Ryan berhasil membuyarkan lamunan Yulia.

Gadis itu mengangguk singkat, tapi...

Disaat Yulia keluar dari kamar, tanpa ia sadari ponselnya malah tertinggal diatas meja kecil dan ponselnya berdering menampilkan sebuah notifikasi pesan masuk dari Juna dan juga Rara.

Sementara Ryan, lelaki itu menyuruh Yulia menunggu di luar, tepatnya di motornya. Ryan harus memastikan sudah mengunci rumah dan juga jendela.

Hingga dimana langkah Ryan terhenti kala melihat ponsel Yulia tergeletak begitu saja, awalnya Ryan mengambil tanpa berniat mengeceknya sama sekali tapi...

Kening Ryan mengerut, dengan jelas ia membaca pesan masuk dari kontak bernama Juna.

Juna:

Lo dimana, Yul? Kenapa chat gue ga dibales?

Padahal gue mau ngajakin lo jalan tapi lo malah ga masuk kelas.

Kalo lo baca chat gue, bales ya? Gue khawatir sama lo.

Terlihat dengan jelas jika Ryan sedang kesal, kedua tangannya mengepal keras. Untungnya tak sampai meremukkan ponsel milik Yulia.

"Yulia cuma milik saya seorang," gumam Ryan dengan senyum simpulnya.

Ryan tak mau ada pengganggu kala dirinya bersama Yulia, dan sebisa mungkin Ryan akan menyingkirkan orang itu seperti layaknya Eki si mantan. Apalagi Eki sudah berani mengancam Yulia dengan akan menyebarkan video, Ryan hanya menunggu waktu yang tepat untuk membuat mantan Yulia jera saja.

Takut Yulia menunggu lama, Ryan bergegas keluar dengan masih memegang ponsel Yulia.

"Siapa Juna?" Tanya Ryan langsung tanpa basa-basi.

[... Lengkapnya ada di pdf ya...]

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang