TF-10

27.3K 327 27
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Kamu habis dari mana, hah? Kenapa baru pulang jam segini? Apalagi tadi guru kamu bilang kamu absen kelas," cerocos wanita paruh baya yang kini menghadang Yulia tepat sebelum gadis itu mengetuk pintu rumahnya.

Yulia hanya menunduk diam, bagaimana ia menjawab pertanyaannya Ibunya? Ya, itu adalah Ibunya yang mungkin sedang marah besar sekarang. Wajar saja, Yulia membolos dan sekarang malah pulang larut malam. Orang tua mana yang tidak khawatir?

Yulia juga merasa kecewa kepada dirinya sendiri yang malah melakukan hal gila bersama Om Ryan. Sialnya, Om Ryan sekarang hanya diam duduk diatas motornya sendiri. Seriusan? Om-om itu hanya menonton Yulia yang tengah disemprot Ibunya sendiri?

"Kamu tau? Ibu sampe nyari kamu ke rumah temen kamu, Ibu khawatir sama kamu, Yulia."

"Seenggaknya bilang sama Ibu kamu ada dimana terus sama siapa, jangan bikin Ibu khawatir kaya gini."

Wanita itu menghela napas panjang, hingga disaat pandangannya teralihkan. Yulia langsung panik kala pandangan Ibunya malah menuju pada sosok Om Ryan.

"Loh?"

"Bukannya itu Ryan yang rumahnya ada di blok depan ya?" Tanya sang Ibu ketika memicingkan kedua matanya untuk memastikan dengan sosok yang ia lihat memang benar Ryan.

Yulia menggigit bibir bawahnya, "Ibu tau?"

Sang Ibu mengangguk, "Tau lah, Ryan kan lagi jadi bahan omongan Ibu-ibu disini. Apalagi dia baru cerai sama istrinya, kan?"

Wah, wah... Yulia sampai melongo sendiri mendengar ungkapan sang Ibu. Ia benar-benar tidak percaya jika sosok Om Ryan dikenali oleh Ibunya sendiri. Tapi, kenapa juga harus menjadi bahan omongan soal perpisahannya?

Tanpa diduga, Ryan yang sedari tadi duduk saja pun langsung beranjak dan mendekat. Semakin membuat Yulia panik tak karuan, ia takut jika Om Ryan mengatakan sesuatu yang aneh pada Ibunya nanti. Untung saja, di rumah hanya ada Ibunya, jika ada Papa nya, akan lebih parah.

"Maaf, saya cuma mau bilang makasih sama anak Ibu karena mau bantuin saya dari pagi. Saya sampe lupa kalo anak Ibu harusnya berangkat sekolah malah saya repotin sama---"

Sang Ibu langsung menggeleng, "Oh, jadi seharian ini Yulia ada di rumah Mas Ryan, ya?"

Ryan mengangguk saja.

"Kamu kenapa ga bilang?" Tanya sang Ibu pada Yulia.

Nah kan, Om Ryan sudah mengatakan hal yang tidak-tidak pada Ibunya. Ini akan menjadi urusan panjang. Ibunya pasti akan memborbardir dirinya dengan berbagai macam pertanyaan.

"Gapapa, Mas Ryan. Ibu cuma khawatir aja sama Yulia seharian ini. Mana dia katanya bolos sekolah tanpa alesan, Ibu juga udah cari ke rumah temennya gaada."

Ryan menggaruk tengkuknya, "Sekali lagi, maaf ya, Bu."

"Kalo perlu, saya bakalan konfirmasi ke pihak sekolah besok."

Jelas pernyataan Ryan langsung ditolak, seakan Ibunya Yulia percaya.

"Gausah, Mas Ryan. Gapapa lah, lagian Yulia juga kan ga kemana-mana. Malahan kata Mas Ryan, Yulia udah bantuin Mas Ryan, ya? Jadi, gapapa ko."

Yulia hanya geleng-geleng kepala, ia tak tau harus berkomentar apa sekarang. Yulia heran, kenapa Ibunya begitu antusias sekali menyambut Om Ryan. Memang sih, Om Ryan itu ganteng, tapi... Ibunya kan masih punya suami, maksudnya sang Papa.

"Yasudah, saya pamit pulang dulu."

Ryan melirik pada Yulia, "Kamu jangan tidur malem-malem. Besok kita berangkat barengan aja biar kamu ga telat sekolahnya."

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang