TF-23

9.2K 66 0
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Kemarin berangkat nya pagi banget, sekarang ko malah santai gini?" Tanya Ratna dengan membawakan segelas air putih untuk sang putri, Yulia.

"Ya kan kemarin aku ada tugas yang kelupaan, Bu. Jadi aku kerjain di sekolah aja daripada di rumah nanti telat," jawab Yulia yang sepenuhnya bohong. Padahal aslinya, Yulia berusaha menghindar dari Om Ryan saja kemarin.

Tapi, sekarang malah kedekatannya dengan Om Ryan malah semakin menjadi. Ditambah, sekarang pun Yulia malah berniat untuk bolos dari kelasnya demi bisa memenuhi keinginan Om Ryan yang katanya ingin berkencan dengannya. Hmmm... apakah keputusan Yulia sudah tepat? Dengan menyetujui ajakan Om-om satu itu?

Jujur saja, kemarin memang Yulia dilanda kepanikan dan rasa khawatir yang berlebihan karena ancaman Eki. Tapi, berkat Om Ryan juga dirinya sekarang merasa lebih tenang dan tidak terlalu memikirkannya.

Dan baru terpikirkan juga, kenapa kemarin Yulia tidak memberontak disaat Om Ryan menyentuhnya?

Hingga dimana lamunan Yulia pun buyar kala mendengar suara deruman motor, tentu itu kedatangan Ryan dengan motornya yang khas.

"Wah, Mas Ryan datang lagi buat anterin Yulia ke sekolah, ya?" Ungkap Ratna dengan senyuman.

Ryan melepas helm nya dan mengangguk singkat, lelaki itu melirik Yulia sejenak dan mengedipkan sebelah matanya disaat pandangan Sang Ibu teralihkan ke arah lain. Benar-benar! Apa sekarang Ryan sudah mulai bisa mencuri kesempatan untuk menggoda Yulia?

"Cepetan pake sepatu nya, kemarin kamu malah pergi pagi banget. Kasian Mas Ryan datang kesini buat anterin kamu," oceh Sang Ibu.

Yulia menghela napas panjang, sudah malas rasanya jika harus membalas perkataan Ibunya itu. Apalagi melihat raut wajah Om Ryan yang seakan puas. Sikap menyebalkan Om-om ini mungkin tidak akan hilang, benar kan? Atau memang itu sudah menjadi ciri khas semua Om-om yang mendapatkan gelar duda? Bisa jadi!

"Yaudah, Bu. Aku berangkat dulu, ya?"

Ratna mengangguk, "Hati-hati..."

Setelah berpamitan dengan mencium punggung tangan sang Ibu, Yulia pun bergegas menghampiri Ryan yang menunggu di halaman depan, tepatnya di depan gerbang.

"Kamu sudah sarapan?" Tanya Ryan.

Yulia mengangguk, "Udah, Om."

Tak mau membuang waktu, Ryan pun memberi isyarat pada Yulia untuk segera menaiki motornya. Agak terdiam sejenak karena Yulia merasa sangat bersalah sudah berbohong. Sudah memakai seragam serapih ini tapi malah bolos bersama Om Ryan, apakah Yulia termasuk anak durhaka? Tapi...

"Keluar dari komplek, peluk saya, oke?" Ujar Ryan dengan senyuman khas nya.

Disaat-saat seperti ini juga Ryan malah sempat membuat Yulia tersipu.

***

09.44 WIB.

Di sekolah.

Eki terlihat sedang memperhatikan keadaan kelas Yulia. Sayangnya, Eki tidak melihat sosok Yulia yang sedari tadi pagi. Padahal, Eki sedang ingin menggoda mantannya itu.

"Ra, si Yulia kemana?" Tanya Eki dengan menghadang Rara yang baru saja kembali dari kantin.

Rara dengan tatapan sinis menatap Eki, "Mau ngapain lo nanyain si Yulia?"

"Dia dimana?" Tanya Eki kekeuh pada pertanyaan awalnya.

Rara menghela napas, berdecak pinggang dengan nemperhatikan Eki dari atas hingga bawah bak seorang ibu-ibu komplek. Gadis itu tak habis pikir dengan mantan temannya ini, kenapa masih saja terus mengganggunya? Bahkan disaat Yulia sendiri sedang tidak masuk kelas, pun? Benar-benar gila!

"Lo ga cape apa? Udah jelas-jelas si Yulia itu udah muak sama lo, tapi lo terus aja datang dan gangguin dia," ungkap Rara berusaha menyadarkan lelaki di depannya ini.

Apakah akan sadar? Sepertinya tidak, karena Eki memilih pergi daripada harus berhadapan dengan teman sang mantan yang sangat merepotkan.

"Gimana pun juga, gue gaakan pernah bikin lo tenang, Yul..."

"Kecuali, lo mau balik lagi sama gue," gumam Eki.

Tapi, apa alasan sebenarnya dari tingkah Eki yang terus saja mengganggu Yulia? Hanya satu saja, Eki masih tak terima dengan keputusan Yulia kala meminta mengakhiri hubungan mereka. Karena memang Eki masih memiliki perasaan pada Yulia tapi... Yulia memilih mengakhiri hubungan tersebut dengan alasan sudah bosan dan tak memiliki perasaan yang sama.

Dan sekarang, disaat Eki melihat sang mantan dekat dengan seseorang tentu membuatnya cemburu dan kesal. Apalagi Yulia dekat dengan seorang laki-laki dewasa yang tentunya sudah pasti bisa mencukupi kemauan Yulia.

Dari sini sudah paham, kan? Alasan kenapa Eki terus mengganggu Yulia sampai sekarang? Dengan singkatnya, Eki terobsesi pada Yulia.

***

Kembali kepada kedua sejoli, Ryan dan Yulia. Mereka sekarang berada di sebuah taman yang sangat jauh, bahkan Yulia tak pernah berkunjung ke taman tersebut.

"Ini dimana, Om?" Tanya Yulia heran.

"Saya dulu suka kesini buat nenangin pikiran, sambil merokok," jawab Ryan.

Yulia terdiam, tapi lucu juga, Yulia tak menyangka jika sosok seperti Om Ryan ternyata bisa juga memiliki tempat khusus untuk dirinya menenangkan diri. Yulia pikir, Om-om ini hanya bisa membuat orang lain kesal saja, contohnya Yulia sering dibuat kesal hampir setiap hari.

Ryan pun mengajak Yulia untuk duduk diatas rumput hijau, keadaan taman yang sepi karena memang di pagi hari hanya sedikit saja yang berkunjung membuat keduanya leluasa duduk diatas tanah.

"Om, aku boleh nanya gak? Tapi Om jangan marah."

Ryan mengangguk.

"Aku mau tanya soal mantan istri Om sih, tapi kalo Om keganggu gausah dijawab juga gapapa."

"Apa Om semarah itu sama mantan istri Om? Sampai-sampai Om kaya yang kesel aja kalo ga sengaja ketemu kaya waktu itu," tutur Yulia.

Dengan perasaan campur aduk, Yulia melirik dan memberanikan diri melihat reaksi Om Ryan setelah ia menanyakan hal tersebut. Ternyata Om Ryan hanya diam saja tanpa memperlihat raut wajah apapun, tatapannya pun kosong.

Tapi, beberapa menit kemudian, lelaki itu menghela napas panjang lalu mengalihkan pandangannya pada Yulia.

"Menurut kamu, apa harus saya bersikap normal setelah tau kalo dia pernah mengkhianati saya?" Tanya Ryan dengan menjawab pertanyaan Yulia barusan.

Mengkhianati? Maksudnya? Yulia tidak mengerti. Disaat Yulia melihat raut wajah Om Ryan, seketika dirinya paham dengan maksud mengkhianati yang diungkapkan.

"Tapi kan, Om... Om ga seharusnya juga kaya gitu, maksud aku tuh... eummm..."

"Gimana, hmmm?"

Yulia terdiam, ia juga tak tau harus menjawab apa tapi... sikap dan respon yang Om Ryan berikan ketika bertemu sang mantan istri menurut Yulia agak sedikit berlebihan, padahal kan, Om Ryan bisa lebih cuek atau anggap saja mantan istri nya tidak ada, ya kan?

Namun, pikiran itu langsung Yulia hilangkan. Karena mungkin Om Ryan sendiri mengalami rasa sakit yang dimana itu membuat Om Ryan bersikap berlebihan sampai kesal sendiri kala bertemu sang mantan istri.

"Kenapa diem?" Tanya Ryan.

Yulia menggeleng, "Engga, Om..."

"Maaf..."

Ryan tak menjawab, lelaki itu malah sibuk mencari sesuatu di atas rumput hijau. Sementara Yulia sedang memperhatikan keadaan taman, ternyata memang membuatnya nyaman. Pantas saja menjadi tempat untuk om Ryan menenangkan pikirannya. Hanya saja emang sedikit jauh, mana bisa Yulia kesini setiap hari.

"Coba liat kesini," kata Ryan.

Dengan gerakan refleks, Yulia mengalihkan pandangannya dan... [... lengkapnya ada di pdf ya...]

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang