TF-01

38.5K 365 23
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

Ryan masih tidak percaya dengan apa yang kemarin menimpa dirinya. Aneh juga kenapa ia bisa kedatangan gadis aneh, ya? Tapi tak apa lah, dia juga tidak akan datang lagi. Mungkin itu hanya orang iseng yang berusaha menjahilinya saja, ya kan? Begitulah yang dipikirkan Ryan.

Disaat sedang bersiap-siap untuk bekerja, Ryan malah termenung sesaat sambil memandangi foto pernikahannya yang ternyata masih ia simpan di dalam laci lemarinya. Foto itu ia simpan dengan sebuah cincin pernikahannya.

Sambil menghela napas panjang, Ryan menutup lemari nya dan mengusap wajahnya.

"Kenapa juga masih mikirin dia," ungkap Ryan.

Meskipun sudah satu tahun lebih hidup seorang diri tepatnya menjabat sebagai duda, Ryan masih saja sering kepikiran tentang mantan istrinya yang sudah dengan jelas memilih pergi bersama laki-laki lain. Ryan sudah menerima nasibnya dan juga keputusan mantan istrinya itu tapi... perasaan Ryan masih sama dan sulit untuk diubah.

Ryan sengaja memilih pindah rumah, selain untuk menjauh dari mantan istrinya. Ryan juga ingin kehidupannya tenang tanpa membuat khawatir kedua orangtuanya.

"Emang kenyataannya kamu aja yang kurang bersyukur dengan apa yang aku kasih selama ini, Tiara..."

Ryan pun keluar kamar dan mengambil sepatu untuk ia kenakan di teras rumah, tak lupa, ia juga mengambil sepotong roti tawar untuk mengganjal perutnya. Maklum, Ryan tidak bisa memasak dan tak pandai memilih makanan. Jadi, roti adalah pilihan terbaik menurut Ryan sendiri. Entah sampai kapan juga ia makan seperti ini.

Ceklek!

Disaat Ryan membuka pintu rumahnya, lelaki itu langsung terdiam dengan tatapan seakan terkejut. Wajahnya begitu tegang.

"Kamu?"

"Pagi, Om..." sapa seorang gadis yang sudah dipastikan itu adalah Yulia. Gadis aneh kemarin.

"Om mau berangkat kerja?" Tanya Yulia, gadis itu memperhatikan penampilan Ryan dari atas hingga bawah, bahkan membuat Ryan langsung merinding.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Ryan tanpa menjawab pertanyaan Yulia barusan.

Yulia tersenyum simpul, "Sengaja aja, aku cuma pengen liat Om lagi apa kalo pagi-pagi...."

"Kayaknya, Om kerja di pabrik x ya?"

Meski malas, tapi Ryan berusaha bersikap wajar dan biasa saja. Ia hanya mengangguk saja.

"Yaudah, kita berangkat barengan aja, Om. Kebetulan, sekolah aku kan satu arah ke pabrik tempat Om kerja."

Ryan mengernyit, "Saya jalan kaki, kamu emang mau?"

Yulia mengangguk mantap, "Aku tiap hari jalan kaki ko."

"Om nantang aku?"

Glek!

Sungguh jawaban yang tidak Ryan duga. Ia kira gadis aneh ini akan mengeluh dan menilainya tidak memiliki kendaraan atau semacamnya. Tapi, Yulia terlihat bersemangat dan terus menatap Ryan.

"Gimana?"

Ryan menghela napas, "Gak, kamu berangkat sana. Saya pake motor."

"Aku juga bisa pake motor, Om... mau balapan? Siapa yang sampe duluan ke pabrik X, dia boleh ngelakuin apa aja sama yang kalah..."

Ryan terdiam, menarik... Tapi...

"Kalo kamu menang, kamu mau ngapain?" Celetuk Ryan, ia hanya berjaga-jaga. Bukan berarti Ryan menerima tantangan dari gadis aneh ini.

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang