TF-28

2.1K 15 3
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Kamu kemarin kehujanan gak sayang?" Tanya sang Ayah.

Yulia menggeleng, "Engga, Yah. Aku milih nunggu di sekolahan sampe ujan reda sih, pulangnya juga agak sorean jadinya."

Pria paruh baya itu mengangguk dan mengelus pucuk kepala putrinya pelan, "Maaf ya kemarin Ayah ada kerjaan mendadak keluar, terus Ayah malah ngajakin Ibu juga."

Sebenarnya tidak apa-apa bagi Yulia, karena ia juga tidak mempermasalahkannya juga. Lagian, jika Ayahnya pergi mengajak Ibu, itu lebih bagus bukan? Mereka bisa menghabiskan waktu bersama juga. Dan yang terpentingnya adalah, Yulia tidak harus berbohong dengan membuat alasan palsu karena ia harus bersama Om Ryan kemarin sampai malam.

Tapi...

"Ayah boleh nanya sesuatu sama kamu? Tapi kamu harus jawab jujur, gimana?" Kata sang Ayah secara tiba-tiba, tentu itu membuat tegang Yulia.

Apa yang akan Ayahnya tanyakan sekarang? Ditambah, kemana Ibunya? Jika begini, pasti ada hal serius yang membuat Ayahnya kepikiran. Tapi apa?!

"Emang Ayah mau nanya apa?"

Meskipun agak panik tapi Yulia berusaha bersikap biasa saja.

"Ayah waktu itu liat kamu dijemput sama cowok, dan kata Ibu dia itu tetangga kita yang tinggalnya gak jauh dari sini, bener?" Ungkap Ayahnya, yang jelas menuju pada sosok Ryan.

Deg!

Bagaimana ini, apa yang harus Yulia katakan? Ia tak bisa berbohong pada Ayahnya, karena berbeda dengan Ibunya yang mungkin akan mudah percaya. Tapi Ayahnya tidak, beliau juga tidak suka jika ada kebohongan sedikit pun itu.

Yulia pun mengangguk pelan, dan respon tersebut hanya ditatap saja oleh sang Ayah.

"Umurnya diatas kamu, kan?" Tanya sang Ayah lagi.

Yulia benar-benar berada diujung tanduk, habis sudah jika Ayahnya bertanya lagi tentang Om Ryan. Apa harus juga nanti Yulia menjelaskan apa saja yang sudah mereka lakukan selama ini? Termasuk Yulia yang sudah menyerahkan keperawanannya kepada Om Ryan.

"Kamu suka sama dia? Kata Ibu kamu, dia itu duda juga," tambah Ayahnya semakin membuat Yulia pasrah. Ternyata, Ayahnya selama ini sering bertanya kepada Ibu? Termasuk tentang kecurigaannya karena pernah melihat Om Ryan menjemputnya juga?

"Kenapa diem? Ayah lebih suka kamu jujur daripada harus bohong, kamu tau kan kalo Ayah bakalan marah kalo sampai kamu bohong?"

Yulia dengan mengumpulkan keberanian menatap Ayahnya dan mengangguk pelan, "Maaf, Yah..."

Dan tanpa diduga, Ayahnya malah mengelus rambut Yulia dan menyunggingkan senyum hangatnya.

"Kenapa harus minta maaf? Ayah gabisa larang kamu buat suka sama laki-laki, karena memang sudah kodratnya kamu perempuan menyukai laki-laki. Tapi, Ayah harap kamu jangan berlebihan. Ayah juga gaakan suruh kamu buat jauhin laki-laki itu."

"Ibu juga bilang kalo kamu akhir-akhir ini sering keluar dan main ke rumah laki-laki itu, kan? Siapa namanya? Ayah lupa," tambahnya.

"Om Ryan," jawab Yulia malu-malu.

"Nah... Ryan itu kan umurnya jauh diatas kamu, kan? Ayah harap Ryan memperlakukan kamu dengan baik dan bisa menjaga kamu."

Glek!

"Yaudah, kalo nanti Ryan datang buat jemput kamu, suruh dia masuk ke rumah aja. Ayah juga mau liat dia orangnya kaya gimana," tutur sang Ayah yang langsung beranjak.

Yulia tak mengatakan apapun, tapi semoga saja Om Ryan tidak menjemputnya untuk beberapa hari ke depan. Setidaknya sampai Ayahnya lupa atau sibuk dengan kerjaannya sendiri. Ah, kenapa malah jadi begini? Meskipun tidak ada hal buruk tapi rasanya aneh saja.

Sebelum Ayahnya kembali untuk bertanya lagi, Yulia pun langsung pergi masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat. Untuk hari libur ini, Yulia ingin berdiam diri saja di kamar seharian tanpa kemana-mana.

***

Sementara itu, Ryan sedang mencuci motor kesayangannya di halaman. Seperti biasa ia bertelanjang dada memamerkan tubuh atletisnya di bawah terik matahari yang membakar.

"Wah, Mas Ryan lagi cuci motornya ya..."

Ryan hanya melempar senyumnya saja menanggapi perkataan Ibu-ibu barusan. Sudah hal biasa juga, aneh juga karena Ryan sering kali memergoki Ibu-ibu yang memperhatikannya tanpa berkedip. Apa ada yang salah dengan dirinya? Hanya mencuci motor saja, tidak lebih.

Dan setelah merasa cukup, Ryan pun menyimpan selang dan mematikan kran air. Lelaki itu mengusap keringat di keningnya sambil memperhatikan motornya yang sudah bersih mengkilap.

Hah!

Kenapa disaat seperti ini Ryan malah berharap Yulia datang dan membawakannya handuk atau menawarkannya segelas air? Haha! Dan Ryan bisa menebak jika gadis itu sedang berbaring di tempat tidurnya tanpa melakukan apapun.

Andai kemarin malam ia tak melihat sosok mantan istrinya, mungkin ia bisa lebih lama berada diluar bersama Yulia. Tapi itu hancur seketika karena moodnya yang memburuk karena melihat mantan istrinya. Entah darimana munculnya tapi itu membuat Ryan kesal sendiri.

"Ryan!" Sapa seseorang yang sukses membuat Ryan tersadar dari lamunannya itu.

Ryan mengernyit, "Ngapain disini?"

Rudi, masih ingat kan? Dia teman kerja Ryan. Lelaki itu terkekeh, "Sengaja, pengen mampir aja sih."

Ryan menghela napas, mau bagaimana lagi, mana mungkin ia mengusir teman kerjanya sendiri yang sengaja mampir ke rumahnya. Agak canggung karena memang Ryan sendiri tidak pernah dikunjungi oleh teman-teman kerjanya sebelumnya.

"Abis nyuci motor?" Tanya Rudi yang kemudian duduk di kursi.

Ryan mengangguk, "Mumpung libur."

Rudi melihat keadaan sekitar, ia kagum dengan keadaan rumah temannya yang bersih dan rapih. Padahal Ryan itu duda dan sudah pasti tinggal sendirian, tidak seperti Rudi, sudah beristri tapi masih saja tak bisa menjaga dirinya sendiri, haha!

"Sebentar, saya pake baju dulu."

Rudi mengangguk saja, sambil menunggu ia pun kembali melihat-lihat. Hingga pandangannya terjatuh pada sosok gadis yang terdiam di depan pintu gerbang rumah.

Sambil memicingkan mata, Rudi terlihat memastikan sesuatu.

"Bukannya itu..."

Rudi melihat sosok gadis yang jika tidak salah adalah gadis yang berada dalam rekaman cctv yang pernah Ryan periksa karena menurutnya korban begal. Tapi, kenapa ada disini? Apa Ryan malah mengenal gadis ini?

Saking penasarannya, Rudi pun menghampiri gadis tersebut yang hanya diam menatapnya penuh heran sama seperti dirinya sekarang.

"Kamu siapa?" Tanya Rudi.

Gadis yang ternyata adalah [... Lengkapnya ada di pdf ya...]

***

SEE YOU NEXT PART!!!


Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang