TF-29

2.1K 24 0
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Kenapa liatin saya kaya gitu, hmm?" Tanya Ryan yang merasa terus diperhatikan oleh Yulia.

Gadis itu tidak menjawab, melainkan mendengus kesal dengan raut wajah yang cemberut. Bagaimana tidak kesal, Yulia tak habis pikir dengan kelakuan Om-om satu ini yang secara gila malah menunjukkan tindakan bodohnya, menciumnya di depan teman kerjanya sendiri. Apa memang sengaja? Ah, Yulia tak tau lagi harus berbuat apa.

Dan yang lebih menyebalkannya lagi kala melihat Om Ryan yang terkekeh pelan. Tenang, Rudi sudah kembali pulang karena dipanggil oleh istrinya sendiri. Sekarang hanya tinggal Yulia dan Ryan saja berdua di rumah.

"Jangan marah, sini duduk," tutur Ryan menepuk pangkuannya.

"Gamau," tolak Yulia memilih diam.

Yah mau bagaimana lagi, Ryan sadar jika ini salahnya karena sudah bertindak gegabah tapi tindakan itu juga bukan tanpa alasan. Hingga Ryan beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Yulia, ia pun memeluk gadis itu dari belakang.

"Kamu mau tau alasan saya lakuin hal tadi di depan temen saya sendiri?" Ungkap Ryan.

"Apa sih, Om! Eeemmmhhhh..."

Ryan malah memasukkan kedua tangannya ke dalam pakaian Yulia, meremas pelan kedua payudara Yulia.

"Ommhhhh..." desah Yulia merasakan remasan itu semakin kuat.

"Saya cuma mau temen saya bilang sama yang ada di tempat kerja kalo saya sudah punya pasangan, karena saya tau dia bakalan bilang kaya gitu setelah apa yang dia liat tadi," tutur Ryan.

"Tapi, Om..."

Yulia tidak bisa konsentrasi dengan rangsangan yang Om Ryan berikan, sekarang kedua putingnya malah dipilin dan dicubit halus.

"Aaaahhhhh..." desah Yulia pelan.

Karena tanggung, Ryan pun langsung mengangkat tubuh Yulia dan menggendongnya. Yulia refleks mengalungkan tangannya dileher Om Ryan agar tidak terjatuh. Dan setelahnya, mereka pun bercumbu tanpa perasaan canggung ataupun paksaan dari salah satu pihak.

Cup... cup... cup...

Slurrrp... sluurrpp... sluurrpp...

Keduanya begitu intens bercumbu, sampai Yulia tidak sadar jika ia sudah dibawa ke dalam kamar Om Ryan dan sekarang pun Ryan menuntun nya duduk.

"Sebentar, Om..."

"Ada yang mau aku omongin sama Om," tambah Yulia dengan menahan bibir Ryan menggunakan jari telunjuknya.

Hap!

Ryan malah melahap jari telunjuk Yulia bak permen lolipop, sontak membuat Yulia menarik paksa jarinya.

"Om ih!!!" Kesalnya.

"Maaf..."

Ryan pun menyudahi aksinya dan kini fokus menatap wajah cantik Yulia, lelaki itu seakan tak mau berpaling. Tangannya pun kian mengelus dan membelai lembut pipi Yulia.

"Bukannya ada yang mau kamu omongin?" Kata Ryan.

Yulia mengangguk, tapi jika begini apa bisa Yulia fokus? Jangankan untuk membicarakan hal yang penting, membalas tatapan Om Ryan sekarang saja rasanya sangat sulit.

Apa Om Ryan memperlakukan mantan istrinya seperti ini juga? Sangat beruntung jika memang iya, dan sangat disayangkan juga karena mereka malah memilih untuk berpisah.

"Tadi..."

Baru saja Yulia mengatakan satu kata, tapi [... lengkapnya ada di pdf ya...]

"Tadinya saya mau ngajakin kamu jalan-jalan keluar, tapi kayaknya kamu gaakan mau karena harus sekolah."

"Jadi, kamu mau gak nanti malam kencan sama saya? Makan malam diluar kaya kemarin," tambah Ryan.

Yulia selesai memakai helm lalu mengangguk singkat.

"Tapi, kenapa Om ga istirahat aja di rumah? Mumpung cuti juga, kan? Daripada harus keluar malem-malem," tutur Yulia.

Setelah Yulia naik keatas motor, Ryan tak menyalakan mesin motor dan malah diam menatap Yulia dari arah kaca spion.

"Peluk saya dulu baru berangkat."

"Jangan aneh-aneh, Om."

"Yaudah, saya gamau nyalain motornya sebelum kamu meluk saya terlebih dahulu."

Antara takut terlambat datang ke sekolah, ditambah takut Ayahnya tiba-tiba keluar rumah dan melihatnya, Yulia pun dengan terpaksa memeluk tubuh Ryan agar Om-om satu ini mau menyalakan mesin dan mengantarkan nya ke sekolah tepat waktu.

Benar saja, setelah Yulia memeluknya, Ryan pun menyalakan mesin motor dan mencapkan gas.

"Yulia..."

"Kamu kan sebentar lagi lulus, gimana kalo saya lamar kamu? Kamu mau?" Tanya Ryan ditengah bisingnya suara deruman motor.

"Hah?"

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang