TF-22

4.8K 62 2
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

Setelah membuat Yulia sedikit tenang dan berhenti menangis, Ryan kini duduk disamping gadis tersebut dengan membawakan segelas air dan juga camilan.

"Kamu kenapa?"

Yulia memandangi wajah Om Ryan sejenak, ia kemudian mengambil napas panjang dan mulai menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya sekarang. Terlebih tentang ancaman Eki yang menurut Yulia sudah sangat berlebihan. Jika tadi Eki mau, lelaki itu bisa saja berbuat lebih.

Ryan yang mendengar semuanya hanya bisa menahan rasa amarahnya dengan mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat dan rahangnya pun mengeras, mendengarnya saja sudah membuat Ryan semarah ini, apalagi jika melihatnya secara langsung? Mungkin Eki akan mendapatkan masalah besar karena sudah berurusan dengan Ryan.

"Dia apain kamu aja tadi?" Tanya Ryan memastikan.

Yulia terdiam sejenak, "Cuman..."

Daripada menjelaskannya, Yulia pun memperlihatkan bekas ciuman yang mungkin berbekas di area lehernya tadi.

"..."

Tidak ada komentar apapun, Ryan hanya memandangi bekas kissmark yang terdapat di leher jenjang Yulia.

"A-aku takut dia bener-bener sebarin video itu..." lirih Yulia sambil menurunkan pandangannya.

"Selagi ada saya, kamu gausah pikirin hal itu, oke?" Ucap Ryan berusaha menenangkan gadis di depannya ini.

Sekarang, Ryan bersimpuh di depan Yulia yang duduk di kursi. Ia pun menarik dagu mungil Yulia, mendekatkannya lalu mencumbu bibir manis Yulia dengan lembut.

Berontak? Tidak, Yulia malah membalas cumbuan itu dengan lembut juga. Bahkan keduanya saling memejamkan mata untuk bisa menikmati setiap pautan yang mereka lakukan.

Slurrrp... sluurrrpp... sluurrrpp...

Ciuman yang intens pun terjadi cukup lama, yang tadinya bersimpuh kini bangkit sambil terus mempertahankan cumbuan tersebut.

"Eeeemmmhhhhh..."

"Gimana perasaan kamu sekarang?" Tanya Ryan.

Dengan kedua pipi yang merah merona, Yulia tak bisa menjawab pertanyaan tersebut tapi gadis itu hanya bisa menunduk dan menempelkan keningnya di dada bidang Ryan. Apa ini bentuk dari rasa nyaman Yulia? Bisa saja. Dilihat dari sorot mata dan senyum Yulia saat ini, sepertinya ia mulai merasa lega.

"Saya mau kamu kaya gini..."

"Apapun pasti akan saya dengar dan lakukan selagi saya bisa," tambah Ryan.

Cup!

Tanpa diduga, Yulia malah langsung mencium bibir Ryan. Awalnya Ryan terdiam karena terkejut dan tak menyangka, tapi detik berikutnya ia kembali melakukan serangan cumbuan untuk membalas nya.

Grap!

Ryan mengangkat tubuh Yulia, cumbuan nya tak terganggu dan masih berlanjut. Hingga Ryan membawa Yulia ke kamarnya dan langsung menidurkannya diatas kasur.

"Boleh?" Tanya Ryan kala akan melepaskan kancing seragam Yulia.

Gadis itu mengangguk singkat, membiarkan Ryan melepaskan setiap kancing yang ada.

Entahlah, kenapa malah berakhir seperti ini. Tapi, Yulia tidak bisa menghentikan apa yang sedang Om Ryan lakukan, Yulia juga tak ingin Om Ryan berhenti.

"Aaahhhhh..." desah Yulia kala Ryan [... Lengkapnya ada di PDF ya...]

Cup!

Tapi... tetap saja...

Yulia malah semakin khawatir dan takut. Sebelum video itu terhapus dari ponsel Eki, maka Yulia tidak akan pernah merasa tenang.

"Besok kamu gausah pergi sekolah, kita pergi jalan-jalan, mau?"

"Saya mau quality time berduaan sama kamu."

Yulia terdiam.

"Saya mohon... mau, ya? Itung-itung, ini kencan kita, ya?" Ungkap Ryan.

Kencan? Apa Yulia tak salah dengar?

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang