TF-27

2.3K 19 1
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

[... Lengkapnya ada di pdf ya...] kali ini Ryan bisa merasakan kontolnya akan segera mengeluarkan cairannya sendiri.

"Saya keluar... saya keluar..."

PLOK... PLOK... PLOK...

HEUKKK!!

Dengan sekali hentakan, Ryan menusukkan lebih dalam kontolnya ke dalam lubang vagina Yulia, sampai membuat gadis itu mendongak dan langsung mencengkram punggung Ryan erat-erat.

CROOTT... CROTTT... CROOTTTT...

Sekitar 5 kali semburan kontol Ryan mengeluarkan spermanya di dalam, lagi-lagi tanpa menggunakan kondom tapi Yulia seakan tidak menyadari karena saking lemasnya.

"Istirahat sebentar, nanti saya antarkan kamu pulang. Kalo bisa, kamu mau makan malam diluar?" Tawar Ryan.

Yulia mengangguk, "Mau."

Tumben sekali bukan? Biasanya Yulia akan lama menjawab dan berpikir tapi sekarang ia langsung menjawabnya tanpa ragu sedikit pun. Kini, Yulia pun membenamkan wajahnya di dada bidang Ryan sambil mengelus lembut punggung lelaki tersebut. Dan tak lama, Yulia pun tertidur dalam pelukan Ryan yang hangat.

"Makasih karena kamu sudah hadir di kehidupan saya, Yulia."

"Setidaknya kamu bisa membantu saya melupakan masa lalu saya sendiri."

Cup!

Yulia samar-samar bisa mendengar pengakuan tersebut pun tersenyum simpul. Tak menyangka jika yang awalnya iseng menggoda malah berbalik dan kini mereka tak gengsi lagi untuk mengakui keinginannya masing-masing.

***

Dan sekarang, Yulia yang sudah berada di rumah pun sedang berbaring diatas kasur. Ia masih merasa lemas karena hubungan tadi bersama Om Ryan.

Entah keberuntungan macam apa tapi disaat Yulia sampai dirumah, kedua orang tuanya sedang tidak ada dan mereka meninggalkan catatan jika keduanya sedang pergi keluar untuk urusan pekerjaan sang Ayah. Ah, syukur lah. Yulia tidak usah repot-repot berbohong.

Tapi, seketika Yulia malah teringat akan perkataan Om Ryan yang mengajaknya untuk makan malam diluar. Yulia juga tak ingat kenapa ia malah menyetujui ajakan Om-om itu.

"Apa kata Ayah sama Ibu ya kalo tau anaknya malah suka sama tetangga nya sendiri, mana udah Om-om terus duda lagi," gumam Yulia.

Daripada membayangkan hal itu, Yulia beranjak dari tempat tidurnya untuk pergi mandi dan bersiap-siap saja. Ia sudah sangat yakin jika sekarang Om Ryan sedang menunggunya.

Selama mandi pun Yulia malah sempat-sempatnya membayangkan kala dirinya tengah digagahi oleh Om Ryan. Secara tanpa sadar memegang area vagina nya, bingung juga kenapa kontol Om Ryan yang terbilang besar itu bisa masuk ke lubangnya ini.

Sementara itu.

Ryan yang sudah jelas menunggu pun terlihat tak karuan, padahal ia baru saja tidur dengan Yulia dan melakukan hubungan sex. Tapi rasanya, ia ingin sekali bertemu dengan gadis itu lagi. Apa ini karena pengaruh hubungan sex yang kerap kali ia lakukan? Hingga membuatnya tak bisa lepas dari Yulia? Mungkin saja.

Saking tidak sabarnya bertemu, Ryan memutuskan untuk menghampiri Yulia saja dan menunggu di depan rumah gadis itu. Tak peduli Yulia akan protes apapun juga, ia hanya ingin cepat-cepat bertemu dengan Yulia saja.

Tak butuh waktu lama, Ryan pun sudah berada di depan rumah Yulia dengan motor hitam miliknya. Lelaki itu menatap heran keadaan rumah Yulia yang agak sepi, apa gadis itu tertidur? Atau memang tidak ada siapa-siapa di rumah ini? Tapi, bagaimana dengan janji makan malam bersama? Tidak mungkin Yulia lupa, kan?

Hingga disaat Ryan akan turun dari motornya, ia terhenti kala melihat pintu rumah terbuka dan menampilkan sosok Yulia dengan memakai baju hangat berwarna merah muda dan celana jeans biru lautnya. Terlihat begitu menggemaskan di mata Ryan.

"Om?"

Ryan tersenyum simpul.

Yulia langsung menghampiri Om Ryan, tapi ia terlebih dahulu mengunci pintu rumah nya dan menyimpan kunci dibawah pot bunga yang ada diatas meja.

"Om kenapa kesini? Dari tadi atau baru?" Tanya Yulia.

"Saya gamau nunggu lama di rumah sendirian," jawab Ryan.

Fyuh!

Dengan santainya Ryan menyelipkan rambut poni Yulia yang menghalangi pandangan gadis tersebut. Membuat Yulia langsung merona dan detak jantungnya pun mendadak tak terkendali.

"Berangkat sekarang, ya?"

Yulia mengangguk singkat, ia juga menerima helm yang Ryan berikan dan langsung memakainya.

"Orang tua kamu gaada di rumah? Atau cuma perasaan saya doang?" Ungkap Ryan memastikan.

Yulia menghela napas, "Gaada, Om. Katanya pergi keluar, Ibu nemenin Ayah sih."

"Yaudah, kamu temenin saya kalo gitu. Biar sama-sama nemenin, kan?" Goda Ryan dengan mencolek dagu Yulia.

Benar-benar tak habis pikir, kenapa bisa Om Ryan melakukan hal aneh seperti tadi. Mana detak jantungnya semakin cepat dan pipinya sekarang terasa panas.

Tak mau ketauan, Yulia langsung bergegas naik keatas motor dan mengalihkan pandangannya agar tidak terlihat kaca spion. Padahal, Ryan sendiri sudah melihatnya. Lelaki itu hanya menyunggingkan senyumnya dan langsung tancap gas, membawa Yulia ke suatu tempat.

***

19.34 WIB.

"Gapapa kan kita makan disini?" Tanya Ryan disaat motornya berhenti di depan sebuah warung nasi kucing pinggir jalan dengan nuansa makan lesehan di pinggir taman.

Yulia mengangguk, "Gapapa, Om."

Sebelum Yulia turun dari motor, Ryan menahan gadis itu dan melepaskan helm yang masih menempel di kepala Yulia dengan perlahan.

"Kamu tunggu disini aja, saya yang pesan makanannya. Jangan turun dari motor sebelum saya kembali, oke?"

Untuk kedua kalinya Yulia mengangguk. Aneh juga rasanya, yang awalnya Yulia memandang Om Ryan sosok yang menyebalkan malah sekarang memandangnya sosok penuh perhatian dan juga kasih sayang. Apa hanya perasaan Yulia saja?

Tapi, Yulia tak bisa menahan senyum kala melihat Om Ryan menjadi pusat perhatian para wanita yang ada disana. Mereka seperti kompak melihat Om Ryan yang sedang memesan makanan. Wajar saja, penampilan Om Ryan sangat menarik meskipun hanya menggunakan celana army dan jaket kulit hitamnya.

Dan setelah beberapa saat, Om Ryan pun kembali dengan membawa dua alas makan yang membuat Yulia geleng-geleng kepala. Apa bisa ia menghabiskannya?

"Kita makan di taman aja, gimana?"

Yulia hanya mengikuti saja, untungnya cuaca malam hari sedang bersahabat. Yulia takut saja jika ditengah-tengah makan malah turun hujan.

Menemukan tempat yang pas, keduanya pun langsung duduk diatas rumput hijau itu tanpa alas. Tenang, taman nya bersih, jadi mereka bisa duduk tanpa alas sekalipun.

"Saya boleh nanya sesuatu?"

Yulia menatap Om Ryan, "Nanya apa, Om?"

"Menurut kamu, saya ganteng? Karena tadi saya ngerasa diperhatiin terus sama orang-orang disana," tanya Ryan yang ternyata menyadari perhatian mereka.

Yulia mengulum senyumnya. Bagaimana ia harus menjawabnya? Tak menyangka juga Om Ryan menyadari hal tersebut, Yulia pikir Om Ryan akan cuek bebek.

Tapi...

"Kamu emang ganteng, Ryan. Makannya anak kaya dia mau deket sama kamu," sahut seseorang yang seketika mengalihkan pandangan Ryan.

Bisa ditebak siapa dia? Yap, dia adalah Tiara, sang mantan istri. Entah muncul dari mana tapi Tiara sudah berdiri di hadapan Ryan dan Yulia dengan senyum tipis dan tatapan tak suka menatap Yulia.

"Kamu..."

Padahal, Ryan dan Yulia belum memakan sesuap pun dari makanan yang di pesan tapi...

[... lengkapnya ada di pdf ya...]

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang