TF-08

27.3K 307 19
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Kenapa kemarin kamu malah kabur?" Tanya Ryan.

Yulia terdiam, lebih tepatnya ia terkejut karena dihadang oleh sosok Om Ryan yang tiba-tiba ada di depannya. Padahal, ini masih pagi dan bukankah Om Ryan sendiri harus pergi bekerja? Tapi, kenapa ia malah menghadangnya dengan pakaian seperti bangun tidur?

Sambil berusaha menelan salivanya, Yulia memaksakan diri untuk tersenyum. Ini masih pagi, jangan sampai awal hari nya menjadi kelam karena berhadapan dengan Om Ryan ini. Tapi... dilihat-lihat, tampilan Om Ryan sekarang sangatlah hot.

Kaos lekbong dengan celana training hitam yang sangat cocok, menggambarkan sekali seperti baru bangun tidur.

"Om kenapa disini?" Tanya Yulia berusaha mengalihkan topik.

Ryan menghela napas panjang, lelaki itu memegang keningnya. Tapi, detik berikutnya Ryan malah menunjuk kearah warung yang ada di belakang Yulia.

"Saya habis dari warung sana," jawab Ryan.

Ah, seperti nya cara pengalihan Yulia berhasil. Om Ryan dapat teralihkan dengan mudahnya. Tapi belum tentu juga, karena tatapan Om Ryan masih seperti menanti sesuatu dari Yulia sendiri. Apa lelaki itu menunggu jawaban dari pertanyaannya yang barusan?

"Kamu berangkat sekolah sekarang?" Tanya Ryan.

Yulia mengangguk singkat, "Iya, Om..."

"Om emang ga kerja?"

Ryan menggeleng, "Saya ambil cuti."

"Mau saya anterin? Sekalian saya juga mau beli sesuatu di depan, karena kayaknya satu arah sama sekolahan kamu."

Yulia diam.

Diamnya Yulia membuat Ryan heran, lelaki itu sampai menyatukan halisnya dan sedikit mendekat.

"Kenapa diem?" Tanya Ryan.

"Eeeuuummmm...."

"Daripada kamu telat, mending saya anterin sekalian."

Yulia langsung mengecek jam tangannya, hampir jam 7 pagi? Kenapa waktu berjalan begitu cepat? Padahal, Yulia keluar dari rumah tdi pukul 6.35 pagi, tapi sekarang kenapa sudah jam 7 kurang 15 menit?

Karena tidak mau terlambat, Yulia pun mengangguk saja. Jika bukan karena dihadang Om Ryan, mungkin Yulia sudah sampai di sekolahan dan sedang berada di kantin sekarang. Sial.

"Yaudah, yuk!" Ajak Ryan.

Yulia tidak menjawab, gadis itu langsung mengikuti langkah Ryan dari belakang. Terlihat dengan jelas Yulia seperti kesal, wajahnya cemberut dan ia terus-terusan menendang kerikil yang ada di jalanan, sampai mengenai kaki Ryan. Namun sayang, Ryan tidak peduli dan terus melangkah.

Hingga dimana mereka pun sampai di depan rumah Ryan sendiri, lelaki itu langsung masuk ke dalam rumah untuk memakai jaket dan mengambil kunci motor. Sementara Yulia, ia disuruh untuk menunggu di luar saja.

"Kamu udah sarapan?" Tanya Ryan yang keluar dengan sudah memakai jaket levis nya. Lelaki itu memberikan helm pada Yulia.

"Belum sih," jawab Yulia singkat.

"Yaudah, nanti kita sarapan dulu."

Yulia mendengus, "Ngapain? Gausah, Om!"

"Yang ada aku makin telat datang ke sekolah nanti, mending langsung aja ke sekolahan. Aku gamau tau, pokoknya aku gamau telat."

Ryan seakan tidak mendengar dan fokus menyalakan motornya, Yulia semakin dibuat kesal. Kenapa sifat Om Ryan jauh dari apa yang Yulia bayangkan sebelumnya? Apalagi setelah insiden itu, sifat Om Ryan malah jauh lebih menyebalkan. Apa semua laki-laki bernama Ryan seperti ini?

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang