TF-31

2.2K 19 0
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

Masih bersama Ryan, lelaki itu seketika beranjak disaat melihat Yulia yang keluar dari toko dalam keadaan menutup mulutnya seperti hendak muntah. Padahal saat masuk tadi, Yulia terlihat baik-baik saja, kan?

"Kamu kenapa?" Tanya Ryan panik.

Yulia menggeleng, tapi ia seperti terus mual-mual dan anehnya tidak ada muntahan sama sekali. Ryan pun langsung memijat leher Yulia perlahan agar gadis ini bisa memuntahkan semuanya. Tapi tetap saja, yang ada Yulia malah semakin merasa mual dan kepalanya mulai terasa pusing.

Dan untungnya, Ryan sigap merangkul Yulia kala melihat gadis itu seperti hendak tumbang.

"Kita pulang aja, ya? Atau mau saya bawa ke klinik yang ada disini?" Tanya Ryan.

Lelaki itu tak bisa menyembunyikan perasaan khawatirnya, ini sudah larut malam dan Yulia sebaiknya ia antarkan pulang saja. Tadi juga Yulia bilang jika ia tak bisa lama-lama kan?

"Masih bisa duduk di atas motor? Kalo gabisa, saya gendong kamu sampai ke rumah," tutur Ryan.

"Bisa, Om..." jawab Yulia, rasa pusing di kepalanya sudah perlahan hilang tapi mual nya malah semakin menjadi.

"Hueeekkk... eeemmmhhhh..."

"Gapapa, kalo semisal di jalan kamu mau muntah, keluarin."

Hanya anggukan kecil yang Yulia berikan, hingga ia pun akhirnya dituntun untuk naik dan duduk diatas motor oleh Ryan sendiri. Dan setelah Ryan naik juga, lelaki itu langsung menarik kedua lengan Yulia dan mengalungkannya di pinggangnya.

"Peluk yang erat, jangan sampe dilepas, paham?"

Tidak ada jawaban, setelah memastikan semua nya aman. Ryan pun menyalakan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan normal saja. Sesekali Ryan melihat kearah kaca spion untuk memastikan jika Yulia tidak tertidur atau hilang kendali.

Dan tanpa mereka sadar, sebelum Ryan pergi tadi, Tiara memperhatikan dari dalam toko dengan senyum simpulnya. Wanita itu mengelus perutnya sendiri.

"Jadi, kamu udah sejauh itu ya Ryan," gumam Tiara.

Tiara tak bisa berbohong, ia bisa melihat dengan jelas jika mantan suaminya begitu perhatian pada gadis tadi. Malahan, perhatian yang diberikan melebihi kepadanya. Sebenarnya Tiara tidak ada maksud lain, ia juga tak mau mengganggu kehidupan baru Ryan. Ia hanya ingin melihayt secara langsung bagaimana kedekatan mantan suaminya dan gadis itu.

Ternyata, diluar dugaan Tiara sendiri. Ryan juga seperti sudah sangat nyaman dilihat dari sorot mata nya. Ah sudahlah, Tiara tidak pernah memiliki niat buruk apapun. Ia senang mengetahui mantan suaminya bisa melanjutkan kehidupannya lagi seperti dirinya sekarang.

Oh iya, Tiara juga tau jika Yulia sudah dipastikan sedang hamil.

"Sekarang, aku harap kamu bisa bahagia sama kehidupan kamu, Ryan," gumam Tiara yang pada akhirnya pergi dari toko tersebut karena sang suami sudah menunggunya di depan.

***

21.15 WIB.

Ryan kini sudah berada tepat di depan rumah Yulia, ia langsung turun dan menuntun kembali Yulia.

"Masih mual?" Tanya Ryan.

Yulia mengangguk singkat, malam yang dingin dan sepi membuat keduanya saling bertatapan. Ryan membelai wajah Yulia dengan jari-jemari nya.

"Kamu masuk aja, langsung istirahat dan jangan lupa minum air hangat."

"Kalo keadaan kamu masih sama, sebaiknya besok jangan pergi sekolah dan saya bakalan bawa kamu ke klinik."

Sebelum Yulia pergi untuk masuk ke dalam rumah, Ryan menahannya sejenak dan...

Cup!

Lelaki itu mengecup singkat kening Yulia, "Kalo keadaan udah membaik, kabarin saya."

"Saya gabisa tenang sebelum kondisi kamu membaik."

Yulia tersenyum hangat, rasa mualnya mendadak berkurang dan kecupan tadi pun masih terasa basah dikeningnya. Ada sepintas keinginan Yulia untuk tetap bersama Om Ryan, tapi ini sudah malam dan pastinya tidak aman.

Gadis itu pun berbalik dan berjalan memasuki rumahnya. Ryan masih memperhatikan hingga disaat Yulia benar-benar sudah memasuki rumahnya, ia pun menyalakan motornya dan kembali ke rumah. Tentu Ryan masih khawatir, jika dibolehkan, ia ingin menjaga gadis itu sampai benar-benar pulih dan membaik.

***

Dan keesokan harinya, Yulia pun memutuskan untuk tidak masuk sekolah karena memang keadaannya masih belum memungkinkan. Sang Ibu pun sempat bertanya kenapa dan Yulia hanya beralasan jika dirinya sedang tidak enak badan juga agak demam. Untungnya Ibunya percaya begitupun sang Ayah, tapi sayangnya, Yulia harus ditinggal sendiri karena Ayahnya bekerja dan Ibunya pun ada keperluan.

Sebenarnya tidak masalah juga, Yulia bisa menjaga dirinya sendiri. Tapi...

[... lengkapnya ada di pdf ya...]

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang