TF-03

33.5K 349 15
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

Setelah kejadian kemarin, Ryan malah menyesalinya. Ryan sudah bersikap bodoh dengan malah menggoda balik gadis aneh itu. Apa yang akan gadis aneh itu pikirkan nanti? Yang pasti, Ryan akan terus mendapatkan gangguan lagi. Entahlah, firasat Ryan sangat kuat akan hal tersebut.

Sekarang pun, Ryan yang sudah bersiap untuk pergi bekerja merasa heran sendiri karena tidak melihat tanda-tanda kedatangan gadis itu. Siapa namanya? Ryan malah lupa.

06.54 WIB.

Ryan mengernyit dahinya, apakah gadis itu sudah bosan mengganggunya? Jika memang iya, baguslah, itu yang Ryan harapkan. Sekarang, ia bisa pergi berangkat kerja dengan tenang dan menikmati setiap langkahnya.

Disaat Ryan akan keluar dari gang rumahnya menuju jalan besar, lelaki itu mendadak menghentikan langkahnya kala mendengar sebuah percakapan dari ibu-ibu yang ada di warung, tepatnya di samping gang.

"Waduh... terus gimana keadaannya? Semoga aja ga kenapa-kenapa, kasian dia kan anaknya baik."

"Gapapa ko, kata orang tuanya, Yuli baik-baik aja. Cuma kecelakaan kecil waktu dia pulang dari rumah temennya."

"Seenggaknya Yuli cuma luka kecil kan, amit-amit kalo misalkan Yuli diapa-apain sama orang jahat, kan? Makannya, saya ga pernah ijinin anak saya keluar rumah kalo udah malem, sekalipun anak saya berontak tapi saya larang."

"Iya, saya juga gitu, Bu. Daripada anak kena imbasnya mending biarin aja biar marah sama kita, kan?"

Ryan terdiam sejenak, siapa Yuli yang dimaksud? Apa yang sebenarnya terjadi? Perasaan, kemarin tidak ada kabar apa-apa yang dibicarakan. Tapi, kenapa sekarang ibu-ibu terkesan was-was?

Bersikap biasa saja, Ryan pun kembali melangkahkan kakinya melewati warung tersebut. Dan seperti biasa juga, sosok Ryan selalu menjadi sorotan karena memang sedang ramai dijadikan bahan omongan, apalagi dikalangan ibu-ibu.

Tapi jujur, Ryan masih penasaran dengan apa yang ibu-ibu tadi bicarakan. Andai ia memiliki keberanian untuk bertanya, andai saja.

***

10.44 WIB.

"Yan? Kamu tau kemarin ada yang hampir kena pembegalan di jalan depan pabrik," ungkap salah satu rekan kerja Ryan.

Sontak ungkapan itu membuat Ryan mengalihkan pandangannya, "Maksudnya?"

Lelaki berkacamata bulat itu mendekati Ryan, ia lalu duduk disamping Ryan. Panggil saja dia, Rudi.

"Kemarin kata satpam yang jaga ada anak SMA yang dikejar-kejar sama 2 pemotor gitu, Yan. Gatau pasti sih gimana jelasnya, tapi, tuh anak sama satpam sini dibantuin dan dianterin pulang malem-malem. Dia cuma luka lecet sama lebam di kaki karena jatoh sewaktu dia lari di gang yang ada di ujung jalan."

Ryan terdiam sejenak, "Anak SMA mana?" Tanya nya kemudian.

Rudi menggeleng, "Gue gatau sih, soalnya si satpam juga ga nanyain ke si anak itu. Tapi, moga aja tuh komplotan orang stres bisa diamankan. Kasian juga sama anak sekolahan yang lewat tuh gang."

Sebenarnya sudah lama juga Ryan mendengar kabar tentang jalan gang tersebut yang katanya selalu membuat orang-orang takut ketika melewatinya malam-malam terlebih melebihi jam 9 malam. Bukan karena hantu, tapi karena sekomplotan laki-laki yang selalu membuat resah.

"Kalo lo penasaran, mending lo cek aja tuh cctv. Lo bisa liat juga kan?" Ungkap Rudi yang beranjak dan kembali ke pekerjaannya.

Ryan yang pada dasarnya bekerja di bagian monitor cctv pun langsung mengejeknya meskipun tanpa meminta ijin terlebih dahulu.

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang