TF-05

40.8K 404 24
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"A-aku gamau, Om... Ja-jangan..." lirih Yulia memohon kala Om Ryan sudah bersiap-siap akan memasukkan kont*lnya.

Lelaki itu seakan tidak mendengar, ia fokus membasahi kont*lnya dengan ludahnya sendiri. Meskipun sebelumnya sudah mengeluarkan banyak sperma, tapi hebatnya, kont*l Ryan masih tegak seakan ingin meminta kenikmatannya lagi.

Setelah kont*lnya basah, ia lalu menarik tubuh Yulia sedikit ke bawah, memegang kedua kakinya lalu ia buka lebar. Dengan tatapan penuh nafsu, Ryan menekuk kedua kaki Yulia hingga ujung kedua kaki gadis tersebut sejajar dengan kepala Yulia.

Gadis itu menggeleng, berusaha menolak dan berontak. Yulia benar-benar menyesal karena sudah membuat Om Ryan marah karena candaannya. Tapi, apa harus berakhir seperti ini? Apa Yulia tidak bisa lepas dari hukuman gila ini?

"Kenapa? Kenapa nangis, hmm?" Tanya Ryan. Lelaki itu melihat ke bawah, mengarahkan kont*lnya dan menggesekkannya dengan bibir vagina Yulia.

"A-aku minta maaf... hiks..."

"A-aku mau... pu-pulang... hiksss..."

Tatapan Ryan kembali pada Yulia, keduanya saling bertatapan. Tangan kasar Ryan menghapus air mata gadis tersebut.

"Kalo mau gamau saya kasarin, diem dan nurut, ngerti?"

"Saya gabisa berhenti karena sudah terlanjur. Lagian, ini yang kamu mau, kan?"

"Jadi, diem dan nurut. Saya bakalan pastiin kamu gaakan kesakitan."

Sepertinya perkataan Ryan tidak akan ada pengaruhnya sama sekali, Yulia tetap menangis dalam diam. Yulia juga tidak mau ambil resiko jika ia terus berontak, karena Om Ryan pasti akan memperlakukan nya dengan kasar.

Perasaan takut tentu saja ada, bahkan Yulia sangat ketakutan. Memikirkan kont*l besar itu akan memasuki vagina nya. Apakah akan muat? Pasti akan menyakitkan.

"Eeeeuuunnnngghhhhhh..." lenguh Yulia kala Ryan memasukkan 3 jari sekaligus ke dalam vaginanya.

"Saya tau kamu bisa menahannya," ungkap Ryan.

Cup!

Clok... clok... clok...

Tiga jari Ryan keluar masuk dengan perlahan namun bertambah cepat, sengaja ia lakukan agar vagina Yulia bisa menerima kont*lnya dengan mudah nanti. Ryan juga tidak mau membuat Yulia merasakan sakit tapi rasa sakit untuk hubungan pertama kali pasti akan ada, tidak bisa dihindari, kan?

Setelah cukup, Ryan kini mengarahkan kont*lnya. Yulia terlihat pasrah dan memejamkan kedua matanya, bahkan sampai menutupnya dengan kedua tangannya.

Ryan tersenyum simpul, melihatnya memang tidak tega tapi... Ryan sudah tidak tahan! Ia ingin melampiaskan semuanya pada Yulia.

"Liat saya..." bisik Ryan tepat di telinga Yulia.

Kont*l Ryan sudah berada di tengah-tengah bibir vagina Yulia. Lelaki itu sedikit menekan dan perlahan mulai tertelan.

"Aaaahmmmmmm... Ommmmhhhh..."

Ryan mengecup leher Yulia, "Tahan..."

BLASSSS!!!

Setelah membuat setengah kont*lnya masuk sebelumnya, Ryan langsung menekannya hingga kont*lnya tertelan semua dan memenuhi vagina Yulia. Ada sedikit bercak darah yang keluar, itu wajar saja, karena memang Yulia masih perawan namun sekarang sudah tidak lagi.

Ryan membiarkannya, ia melepas paksa kedua tangan Yulia yang menutupi wajah gadis tersebut.

"Om jahat... hiksss..." hanya itu yang keluar dari mulut Yulia kala tatapan mereka bertemu. Kedua mata Yulia berlinang air mata, detik berikutnya buliran air mata berhasil lolos dan membasahi kedua pipi gadis itu.

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang