TF-32

2.2K 20 0
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Kamu kenapa, Yulia? Gak biasanya kamu kaya gini, hmmm? Biasanya kamu kesel kalo saya deketin," ungkap Ryan merasa aneh.

Yap, Yulia terlihat begitu menempel pada Ryan. Sekarang pun keduanya sedang berbaring diatas tempat tidur Yulia, sudah dipastikan juga keduanya kini dalam keadaan setengah telanjang. Bahkan, Yulia sendiri yang meminta Ryan melepaskan pakaiannya.

Aneh, bukan?

"Suka?" Tanya Ryan melihat Yulia begitu nikmat menghirup aroma parfum sambil mengelus perut sixpack nya.

Yulia juga sebenarnya merasa heran tapi ia tak bisa menghentikan dirinya sendiri dan malah semakin ingin dekat juga semakin ingin disentuh oleh Om Ryan.

"Kamu lagi kurang sehat, tapi kamu malah mancing-mancing saya buat sentuh kamu," tutur Ryan.

Yulia mengangkat wajahnya menatap Om Ryan dengan raut wajah melas, "Sentuh aku, Om..."

"Aku mau kaya waktu itu, hmmm..."

Ryan mengerti jika gadisnya ini sedang dalam keadaan horny, apalagi melihat raut wajahnya.

Lelaki itu pun kini berganti posisi dengan menindih tubuh Yulia dan mengunci kedua tangan gadis itu diatas kepala.

"Mau langsung atau mau saya sentuh lebih lagi?" Tanya Ryan memancing.

"Sentuh lagi, Ommhhhh..."

Sesuai dengan permintaan Yulia, Ryan pun langsung memulainya tanpa menunda lagi. Karena memang Ryan pun sedang ingin menjamah tubuh Yulia dari kemarin-kemarin namun ia tahan. Tapi sekarang, ia akan meluapkan semuanya.

Slurrrp... sluurrpp... slurrrp...

Ryan begitu rakus menjilat leher Yulia, kedua tangannya mulai melepaskan bra yang gadis itu kenakan hingga bagian celana dalamnya pun ikut menjadi sasaran. Dan sekarang, Yulia benar-benar dalam keadaan telanjang.

Yulia menggeliat, desahan lembut mulai keluar dan [... lengkapnya ada di pdf ya...]

"ARRRRGHHHHHHH... TERIMA BENIH SAYA..."

CRROOTTT... CRROOOTTT... CRROOTTT...

Ryan langsung ambruk, lelaki itu memeluk dan mencium singkat kening Yulia.

"Kamu mau coba periksa? Mastiin kamu hamil atau engga," ungkap Ryan.

"Kalo kamu hamil, saya bakalan langsung bilang jujur sama kedua orangtua kamu sekarang juga."

Cup!

Yulia tidak menjawab.

"Kalo kamu ga hamil, saya bakalan buat kamu hamil bagaimana pun caranya nanti. Karena saya gamau kamu berpaling dan memilih laki-laki lain. Cukup saya saja."

Yulia terkekeh pelan, "Mau diperiksa juga kayaknya aku beneran hamil, Om."

"Habis ini kita ke apotek beli alat tespek buat mastiin, gimana?"

Yulia mengangguk saja, ia sudah lemas dan ingin beristirahat sebentar. Tenaganya terkuras habis tapi ia benar-benar puas, tubuhnya sudah mendingan dan mualnya pun berhenti.

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang