TF-15

14.6K 260 10
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

Seperti yang sudah Yulia katakan, meskipun tanpa sadar dan mengalir begitu saja. Gadis itu kini sedang berpikir di dapur dengan segala bahan masakan yang sudah tersedia, tentu itu semua disediakan oleh Ryan sendiri. Ini akibat karena Yulia menawarkan diri untuk memasakkan makanan untuk Ryan, lelaki itu langsung mempersiapkan semuanya.

Sekarang, Yulia masih bingung mau membuat masakan apa. Jujur saja, Yulia tidak begitu pandai memasak tapi ia bisa menggunakan Youtube sebagai media pembantu.

"Gimana? Masih ada yang kurang?" Tanya Ryan yang datang dan berdiri di samping Yulia.

Gadis itu mendengus, "Gaada."

"Mending Om jangan ganggu aku deh, udah sana," tambah Yulia.

Bukan Ryan namanya jika tidak menurut, ia malah masih berdiri dan memperhatikan Yulia dengan seksama. Sudah tau kan apa yang akan terjadi jika dalam keadaan begini? Apalagi melihat Yulia yang memang sudah kesal.

Tapi, Yulia sebenarnya masih penasaran. Kenapa Om Ryan sempat kesal sewaktu di warung makan tadi siang? Apakah ada sesuatu yang membuat Om Ryan kesal? Jika perkara melihat mantan istrinya saja... sepertinya tidak mungkin. Pasti ada hal lain, kan? Hanya saja, Yulia tak berani bertanya. Takutnya, Yulia terlalu ikut campur.

"Ada yang bisa saya bantu, gak?" Tanya Ryan lagi.

Yulia menghela napas, melirik sejenak dan menatap Om Ryan untuk beberapa saat.

"Ganteng sih... tapi otak sama kelakuannya diluar dugaan," batin Yulia.

Sangat disayangkan...

"Mending Om tungguin aja sambil duduk disana tuh," tunjuk Yulia kearah sofa di ruang tengah.

Ryan menggeleng, "Gamau..."

"Kamu siapa nyuruh-nyuruh saya duduk disana."

Jleb.

Ada benarnya sih, tapi tidak begitu konsepnya!

Arghhh...

Apa boleh Yulia melemparkan sayur kol di hadapannya ke wajah Om Ryan? Setidaknya bisa meluapkan rasa kesal dan dongkolnya. Bisa-bisanya Om-om ini menjawab seperti tadi.

Dan secara tiba-tiba, tanpa adanya angin dan petir, Ryan malah memeluk Yulia dari belakang sampai membuat gadis itu terdiam dengan wajah yang memerah. Tindakan mendadak memanglah tidak baik untuk jantung, apalagi yang sedang Yulia alami sekarang.

"Saya mau gangguin kamu daripada harus duduk sendirian disana," ungkap Ryan.

Diamnya Yulia membuat Ryan heran.

"Kenapa diem? Masak aja, katanya mau masakin saya makanan? Cepetan masak, saya lapar," ungkap Ryan masih setia memeluk tubuh Yulia dari belakang.

Kedua tangan Ryan melingkar sempurna di pinggang Yulia, sesekali tangan Ryan dengan nakal mengelus-elus perut mulus Yulia dibalik baju nya.

"Lepas, Om. Susah masak kalo Om kaya gini," akhirnya Yulia membuka suara.

"Susah? Kamu lebay, tinggal masak aja. Saya ga ngapa-ngapain juga," jawab Ryan dengan entengnya.

Apa kata Om Ryan? Lebay???

Dengan wajah cemberut, Yulia mendengus kesal, "Apa Om bilang tadi? Aku lebay? Coba ngomong sekali lagi."

"Kamu lebay," kata Ryan menuruti perkataan Yulia.

"Enteng banget sih mulutnya, Om."

"Bukan lebay tapi emang susah, Om aja yang ga ngerasain, seenaknya ngatain aku lebay!"

Tetangga Favorit [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang