Adeline flowers¹¹

411 14 3
                                    

Satu tahun kemudian.

Suara sepatu ice skating meluncur di atas es yang dingin. Tepat pada hari ini Adeline sedang bermain ice skating.

Dirinya sangat senang karena hari ini kakek Alexander mengijinkan nya untuk bermain sampai malam.

Prok. prok.

Suara tepukan tangan yang nyaring terdengar seluruh gedung tersebut.

"Bagus, kamu hebat" kata seorang pria sembari menatap Adeline yang sedang bermain tersebut.

"Bagaimana jika tiga bulan lagi kamu mengikuti lomba"kata pria tersebut adalah pelatih Adeline.

"Jika kakek mengizinkan Ade siap untuk mengikuti lomba itu" kata Adeline sembari menatap pelatih nya.

"Baiklah nanti saya akan memberikan tahu informasi ini kepada kakek mu" kata pelatih tersebut.

"Sekarang kita pulang karena sudah larut malam" kata pelatih tersebut di anggukkan oleh Adeline.

Setelah melakukan ice skating Adeline langsung pulang bersama Asisten pribadi nya bernama Han.

Asisten tersebut diberikan oleh kakeknya agar bisa membantu Adeline.

"Ayo pak kita pulang" kata Adeline langsung di iya kan oleh Asisten nya.

.....


Mansion

"Terimakasih pak" kata Adeline sembari turun dari mobil.

Adeline melangkahkan kakinya menuju ke arah mansion yang pintunya terbuka cukup lebar.

hari ini cuaca malam cukup panas, jadi hari ini Adeline memakai pakaian cukup terbuka berwarna putih polos dengan bahu yang terekspos.

Disaat dirinya melangkahkan kakinya menuju ke arah kamarnya dan melewati ruang keluarga.

Saat ini melewati ruang keluarga dirinya bisa mendengarkan suara percakapan antara pria.

Dengan santai Adeline melewati mereka tanpa Adeline sadari semua pria yang berada di ruang keluarga tersebut sedang menoleh ke arah nya.

"Bjir sexy cok, siapa lu Vin" kata pria tersebut sembari menatap Adeline.

"Cewek cewek kiw kiw" kata pria tersebut membuat semua orang hanya menatap malas dirinya.

"Kepo lu bangsat" kata Vino dengan sinis.

"Santai cok, jangan marah marah nanti cepat tua lu"kata pria tersebut yang tidak lain adalah Brian Wiguna yang memiliki sikap yang bar bar.

"Diam anjir" kata Reza Buana yang memiliki sikap bar bar namun sedikit tegas.

"Devan lihat Reza" kata Brian merengek kepada Devano Sanzio sembari menunjuk Reza.

"Reza" kata Devano sembari memperingati teman nya.

Devano Sanzio memiliki siapa yang irit bicara dan cukup tegas.

Vino yang melihat temannya lebih baik diam dari pada meladeni tingkah temannya.

"Kapan dia pulang" kata Brian merengek kepada Devano.

"Besok " kata Devano sembari mengelus rambut Brian.

"Vino" kata Brian sembari menatap ke arah vino.

"Siapa perempuan tadi" kata Brian yang masih penasaran dengan perempuan yang lewati mereka.

"Adeline" kata Vino masih menatap hp miliknya.

"Adeline siapa Adeline" kata Brian yang masih bingung.

ADELINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang