Hotel ***
Hari yang dinanti-nantikan akhirnya tiba, membawa sukacita dan kebahagiaan bagi kedua keluarga yang bersatu dalam pernikahan Adelina dan Raditya.
Hotel ini menjadi saksi bisu dari ikatan suci yang terjalin di antara mereka. Dengan dekorasi yang indah dan suasana yang hangat, perayaan pernikahan mereka menjadi momen yang tak terlupakan.
Selama tiga hari tiga malam, hotel ini dipenuhi dengan tawa, lagu, dan cinta. Mulai dari acara resepsi yang meriah hingga upacara adat yang sarat makna, semua berlangsung dengan lancar dan penuh keceriaan. Keluarga dan kerabat pun turut serta merayakan kebahagiaan pasangan ini.
Meskipun Raditya sempat menawarkan untuk menyelenggarakan pernikahan di gedung yang lebih megah, Adelina memilih untuk tetap di hotel ini sebagai simbol kesederhanaan dan keakraban. Mereka percaya bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang kemewahan, melainkan tentang kebersamaan dan cinta yang tulus.
Dengan dipenuhi canda dan tawa, pernikahan di hotel ini menjadi bukti bahwa kebahagiaan sejati tak melulu soal gemerlap dan kemegahan.Adelina dan Raditya memilih untuk merayakan cinta mereka dengan sederhana namun penuh makna, dan hotel ini menjadi tempat di mana cerita indah pernikahan mereka dimulai.
Dengan konsep pernikahan berwarna putih polos membuat suasana hotel ini sangat elegan. Warna putih yang dipilih sebagai tema pernikahan memberikan kesan kesederhanaan namun tetap anggun. Setiap sudut hotel dipenuhi dengan dekorasi putih yang menawan, mulai dari balon hias berwarna putih, bunga-bunga putih yang segar, hingga meja makan yang dilapisi dengan taplak berwarna putih. Ruang perjamuan dipenuhi dengan cahaya lampu putih yang lembut, menciptakan atmosfer yang romantis dan mewah.
Tamu-tamu yang hadir pun tampak terpukau dengan keindahan dekorasi pernikahan yang diselaraskan dengan warna putih. Mereka dapat merasakan kemewahan dan keanggunan dalam setiap detail yang dipersiapkan. Bahkan, menu makanan yang disajikan juga mengikuti tema putih, mulai dari kue pengantin putih yang cantik hingga hidangan utama yang disajikan dengan tata letak yang indah.
Pengantin dan para tamu pun terlihat sangat bahagia dan terkesan dengan konsep pernikahan yang elegan ini. Momen bahagia mereka terasa semakin istimewa dengan sentuhan warna putih yang melambangkan kesucian dan keanggunan.
Keseluruhan acara terasa begitu harmonis dan terorganisir dengan baik, menciptakan kenangan indah yang akan dikenang selamanya. Suasana hotel yang elegan dengan konsep pernikahan berwarna putih polos benar-benar menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua yang hadir.
"Mama cantik,"kata Adeline dengan senyum bahagia di wajahnya ketika melihat kedua orang tuanya akhirnya resmi menjadi suami istri di altar pernikahan.
Momen indah itu menjadi bukti cinta yang telah terjalin lama antara mama dan papa Adeline. Mereka telah melewati berbagai lika-liku kehidupan bersama, dan akhirnya, hari ini adalah puncak dari perjalanan cinta mereka.
"Adeline mau begitu juga" kata Raiven sembari tersenyum tipis kepada Adeline.
Raiven, turut merasakan kebahagiaan itu. Dia tersenyum tipis sambil mengucapkan kata-kata manis kepada Adeline. Kebersamaan dalam momen bahagia seperti ini membuat hubungan mereka semakin erat.
Perjalanan cinta yang dijalani oleh mama dan papa Adeline memberikan inspirasi bagi banyak orang yang hadir di pernikahan mereka. Setiap detail dalam upacara pernikahan dipersiapkan dengan cermat, mencerminkan kasih sayang dan komitmen yang mereka miliki.
Adeline merasa begitu bersyukur memiliki orang tua yang begitu mencintai dan mendukung satu sama lain.
"Eh, Adeline masih kecil kata papa" kata Adeline dengan wajah polosnya membuat Raiven tertawa kecil melihat tingkah laku nya.
"Jika suatu saat nanti Adeline menikah Adeline mau pernikahan seperti apa" kata Raiven sembari mengelus rambut milik Adeline
.
"Adeline mau pernikahan seperti Zahra" kata Adeline membuat Raiven bingung."Zahra"
"Iya"
"Siapa Zahra"
"Zahra istri dari kakak Zhafran temannya kakak Luis"
"Memang gimana konsep pernikahan Zahra" ucap Raiven yang melihat seorang pasangan kekasih yang di tunjuk adeline.
"Kakak Zahra itu konsep pernikahan nya orang Indonesia"
"Mana Minggu kemarin adeline lihat di hp kakak Luis"
Mendengarkan ucapan Adeline, Raiven mengangguk kepalanya seolah mengerti apa yang gadis kecil nya ini katakan.
"Kakak Zahra apa kabar" kata Adeline sembari tersenyum kepada Zahra.
"Alhamdulillah kakak sehat"
"Bagaimana dengan adik kecil ini" kata Zahra sembari mengelus pipi tembam Adeline.
"Adeline sehat kak"
"Kakak gak undang adeline" kata Adeline sembari mengingat hari pernikahan Zahra.
"Kamu kemarin kan belum sehat, bagaimana mau datang"
"Iya hehehe "
"Kak Zahra" kata Adeline sembari berbisik ke telinga Zahra .
"Kakak gak takut sama suami kakak" kata Adeline sembari menatap wajah datar milik Zhafran yang tengah menatap nya.
"Kenapa harus takut
"Kak Zahra," bisik Adeline ke telinga Zahra."Kakak Gak Takut Sama Suami Kakak,"katanya sambil menatap wajah tanpa ekspresi Zhafran saat dia menatapnya. Tanpa ragu, Zahra menegaskan bahwa ketakutan tidak ada dalam dirinya ketika berhadapan dengan suaminya.
Dibalik tatapan tanpa ekspresi Zhafran, tersembunyi kepercayaan yang kokoh dari Adeline terhadap hubungan mereka. Meskipun wajah Zhafran terlihat seram, namun keberanian Zahra tidak goyah sedikitpun.
Zahra terkekeh dengan lembut setelah mendengar kata-kata Adeline. Gelak tawa Zahra memecah keheningan ruangan, memberikan sentuhan hangat di tengah percakapan serius.
Tawa yang meluncur dari bibir Zahra menggambarkan keceriaan dan keakraban di antara mereka.
Kesederhanaan dalam momen-momen seperti ini memperkuat ikatan emosional di antara saudara perempuan ini.
"Tidak, Dia Kan Suami Kakak,"jawabnya dengan senyum. Pernyataan Adeline menggugah pemikiran Zahra tentang signifikansi pernikahan dan keterikatan suami-istri. Persaudaraan yang mereka miliki tidak mengurangi kehangatan hubungan mereka sebagai pasangan suami istri.
Kebersamaan dalam keluarga menjadi pondasi kuat bagi kedua wanita ini.
Merefleksikan kata-kata Adeline, "Kenapa Harus Takut?"Merefleksikan pertanyaan tersebut, Zahra mulai merenungkan makna sebenarnya dari ketakutan dan keberanian. Kadang-kadang, ketakutan hanyalah bayangan yang membesar di dalam pikiran kita. Keberanian untuk menghadapi ketakutan adalah kunci untuk melangkah maju dalam kehidupan.
"Wajahnya seram,"kata Adeline tanpa sadar. Ungkapan spontan Adeline menggambarkan betapa pentingnya komunikasi non-verbal dalam berinteraksi. Ekspresi wajah bisa menjadi cerminan dari apa yang dirasakan seseorang. Namun, di balik ekspresi seram Zhafran, mungkin tersembunyi kelembutan dan cinta yang mendalam.
Dengan memperhatikan setiap detail dan nuansa dalam percakapan ini, kita dapat melihat betapa kompleksnya hubungan antar manusia. Ketakutan, keberanian, kehangatan, dan komunikasi menjadi inti dari interaksi sosial yang memperkaya kehidupan kita. Semua itu terpatri dalam percakapan sederhana antara saudara perempuan yang penuh makna dan emosi.
Tbc.
Silahkan tinggalkan komentar kalian dan vote nya ya.
Cerita diatas berisi 900+.
Cerita ini 💯 asli.
Silahkan di tunggu bab selanjutnya
Jika ada ketidak nyambung dan bahasa yang tidak pas dalam cerita tersebut mohon di maafkan 🙂↕️
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELINE [END]
Short StorySilakan follow dulu sebelum membaca DILARANG PLAY GIAT ❗❗ •Tidak di sensor ❗ •Karya Asli !!! •Tidak play giat❗🚫 •silakan tinggalkan komentar Anda dan Vote Anda. Belum di revisi !!! Dibuat : 11 mei 2024 End. : 3 Agustus 2024