Adeline flowers¹⁹

206 7 0
                                    

Mansion Alexander .

Hari ini Adeline sedang berada di kamar nya, tempat dirinya membuat patung tersebut.

Patung yang berjenis kelamin laki-laki dengan wajah yang begitu tampan dan tubuh yang seksi.

Adeline sedang memberikan cat kepada patung tersebut, agar lebih terlihat seperti manusia.

"Kapan kau selesai ini Adeline" gumam Bella sembari menatap Adeline yang masih sibuk bersama patung nya.

"Masih lama" kata Adeline tanpa menoleh ke arah Bella.

"Kau sangat mencintai nya" gumam Bella menatap patung pria tersebut.

"Tentu saja aku mencintaimu" kata Adeline sembari menatap wajah patung.

"Karena dia orang yang pertama mencintai ku di saat semua orang memanfaatkan dan mengucilkan ku" kata Adeline membuat Bella terdiam.

Bella mengingat bahwa keluarga nya memanfaatkan Adeline karena memiliki ganggu mental.

Bella langsung menepis pikiran nya tersebut.

"Kapan dia akan datang" kata Bella sembari menatap Adeline.

"Entah aku tidak tahu" kata Adeline sedikit murung.

"Apa pria itu benar benar bisa di percaya " kata Bella sembari tersenyum.

"Tentu saja dia kan kekasih ku" kata Adeline sedikit tidak terima atas ucapan Bella sebelum nya.

"Baiklah ayo kita turun kakek menunggu mu" kata Bella terkekeh geli melihat tingkah laku Adeline.

"Aunty aku mau bertanya" kata Adeline yang masih menatap patung nya.

"Apa "

"Jika kau hidup tanpa mereka, apa kau akan bahagia" kata Adeline sembari menatap Bella.

Bella yang mendengarkan ucapan tersebut hanya tersenyum.

"Tentu, karena Hidup bahagia bukan ketika kau bergantung kepada orang lain"

"Tapi hidup itu ketika kau bisa bernafas lega di bumi ini" kata Adeline.

"Banyak ruh ruh atas sana ingin berada di bumi, Namun mereka tidak bisa ke sini karena mereka tidak beruntung"

"Artinya kau beruntung karena terpilih hidup di dunia walaupun jalan takdir tuhan sangat sulit kau jalani"

"Jika kamu Adeline hidup tanpa ayah dan ibu mu apa kamu akan bahagia " kata Bella menanyakan balik.

"Tentu"

"Kenapa kau bahagia " kata Bella membuat wajah Adeline merenggut.

"Bukan Aunty bilang hidup tanpa orang sekitar itu harus bahagia"

"Hahaha, kau tanpa kedua orang tua mu kau tidak akan disini adeline" kata Bella tertawa terbahak-bahak.

"CK terserah Aunty, aku mau kebawah" kata Adeline yang merasa di jebak dalam pernyataan Aunty nya, membuat Adeline beranjak dari Kamar nya.

Bella menatap Adeline hanya menggelengkan kepalanya.

"Apa Kakek memanggil ku" kata Adeline sembari menatap Alexander.

Setelah pergi dari kamar nya Adeline pergi ke ruang keluarga karena Kata Bella bahwa kakek menunggu nya.

"Tidak " kata Alexander sembari menatap bingung Adeline.

"Aunty" teriak Adeline yang merasa di kerjain oleh Bella.

"Berisik" kata Ale yang membaca buku nya.

"Kakek " kata Adeline sembari bermanja-manja di lengan Alexander.

"Apa" kata Alexander sembari memfokuskan diri pada iPad miliknya.

"Adeline mau mie" kata Adeline sembari membayangkan mie dengan kuas pedas merah, di tambah topping dan di campurkan sayuran.

Membuat air liur Adeline rasanya menetes.

"Mie terus, mau usus buntu" kata Arvenza sembari menatap tajam Adeline.

Adeline yang mendengarkan ucapan Arvenza hanya mendengus malas.

"Kakek"

"Ayolah, Adeline mau mie" kata Adeline sekali lagi.

"Tidak, kemarin kau sudah makan mie 2 " kata Alexander sembari membenarkan kacamata milik nya.

"Huaaa kalian semua pelit" teriak Adeline sembari merentangkan kedua tangannya.

"Hari ini sangat melelahkan, kek" kata Adeline sembari menatap wajah Alexander.

"CK.. dari mana capek orang kau dari tadi hanya duduk dan rebahan" kata Vino memutar mata malas.

"Terserah ku" kata Adeline sembari menatap tajam Vino.

"Kakek mie nya sehat" Kata Adeline untuk kedua kalinya.

"Kau ini susah sekali di bilangin" kata Alexander yang sudah mulai jengah dengan Adeline.

"Makan lah mie itu jika perut mu sakit jangan mengeluh pada keluarga mu" kata Alexander dengan tegas.

Mendengarkan ucapan Alexander ingin sekali Adeline menangis karena menginginkan mie.

"Omaaa" Teriak Adeline.

"Tidak" kata Isabella sembari menatap tajam nya.

"Mie mie mie, hidup hanya tentang mie saja" kata Isabella sama jengah dengan Adeline.

"Aku salah Mulu" kata Adeline membuat semua orang menatap nya mendengus malas.

"Iya kamu yang salah Mulu dan kami yang selalu benar" kata Vino membuat satu bantal melayang di wajah milik nya siapa lagi pelakunya kalau bukan Adeline.

Setelah merengek membuat Adeline kelelahan sendiri nya.

Sampai dirinya tidak sadar bahwa dirinya sedang tidur di ruang keluarga.

"Angkat di Arvenza" kata Zela menatap wajah Adeline yang sudah kelelahan.

Tanpa pikir panjang Arvenza langsung mengangkat tubuh Adeline memindahkan nya ke dalam kamar nya.

"Kau begitu berisi " gumam Arvenza sembari menatap Adeline yang sudah di pindahkan ke dalam kamarnya.

"Apa kau sudah memindahkan nya" kata Bella yang melihat Arvenza turun ke ruang keluarga.

"Sudah, sekarang dia sedikit berisi" kata Arvenza.

"Bagaimana tidak berisi, dia saja kerjaannya hanya makan tidur wajar jika tubuh nya mulai berisi" kata Isabella mengingat bahwa adeline akhir akhir ini sering makan dan tidur.

"Mana Adeline" kata Rebecca yang baru saja datang ke rumah setelah dirinya selesai dengan urusan diluar.

"Tidur" kata Isabella.

"Kenapa dia tidur terus sih " kata Rebecca sembari menggaruk kepalanya.

"Wajar karena di masa pertumbuhan" kata Isabella dengan santai.



Tbc.

Silahkan tinggalkan komentar kalian dan vote nya ya.

Cerita diatas berisi 800+.

Cerita ini 💯 asli.

Silahkan di tunggu bab selanjutnya

Jangan lupa vote 🫵🏼.

Ingat update seperti biasa.

ADELINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang