"aku hanya ingin tenang" ADELINE
"Bagaimana, kapan kita akan berangkat" kata Brian.
"Besok kita akan kesana" kata Gevan yang menyesap minuman nya.
"Semoga setelah ini kita akan bersama" kata Brian sembari menatap Devan yang menatap nya.
"Tentu" kata Devan.
Beberapa hari telah berlalu, hari Vino dan teman teman nya sedang berada di markas mereka, Hari ini adalah hari di mana mereka akan bertarung dengan lawannya di sebuah gedung yang letaknya di tengah hutan.
Mereka pun mempersiapkan barang barang untuk di bawa yang akan di gunakan.
Mereka sudah merencanakan jauh jauh bulan sebelum nya.
Dari Gevan yang belum pergi keluar negeri sampai pulang dari luar negeri.
Mereka bertarung bukan hanya sendirian namun beramai-ramai dengan teman yang lain.
Menuju ke arah yang tempat di mereka tujukan, mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh sekitar dua jam.
Bertarung bagi mereka itu adalah hal yang mudah, Namun bertarung pada besok hari adalah bertarung yang sangat berbeda.
Bertarung dengan sekolompok pria yang berbahaya dan kejam membuat siapa saja takut dengan nya.
Namun itu lah yang mereka lakukan, untuk menjaga keutuhan mereka.
Entah kenapa dari awal kenapa mereka bisa terlibat dengan pria tersebut sampai menjadi pertarungan yang cukup besar.
Tidak tahu mereka akan selamat atau tidaknya.
...Tepat pada tanggal 29 September pada hari ini Gevan bersama teman teman akan menuju ke gedung tua tersebut.
Gedung kosong yang tidak bertingkat empat yang akan menjadi tempat mereka.
Letak yang cukup jauh dari kota membuat mereka tidak mengusik orang lain.
"Ayo kita berangkat" kata Gevan langsung di anggukkan teman teman nya.
Sebenarnya Mereka semua dahulu adalah gang motor, Namun sejak kedatangan Gevan membuat semua nya di ubah karena mendapat pandangan buruk dari masyarakat.
Sejak Gevan datang, geng tersebut di bubarkan tetapi anggota tetap bersama walaupun geng mereka sudah di hilangkan.
Mereka langsung pergi meninggalkan markasnya menuju objek utama.
Dari semua teman teman Gevan tidak semuanya menggunakan motor mereka tetapi ada juga menggunakan mobil untuk membawa alat mereka.
"Devan, apa kita akan selamat" kata Brian sembari menatap Devan yang sedang menyetir mobil nya.
"Tentu jangan khawatir" kata Devan sembari mengelus rambut milik Brian.
"Aku merasakan firasat yang tidak enak " Brian yang mengelus leher miliknya.
"Kita akan baik baik saja, percaya saja sama aku "kata Devan.
Brian yang mendengarkan ucapan Devan yang menghela nafas Adeline nya.
Entah kenapa firasat tidak enak sejak awal mereka berangkat menuju gedung tua tersebut.
...
"Di mana mereka" gumam seorang pria sembari menatap ke arah jendela pesawat terbang miliknya.
"Mereka sedang di perjalanan tuan" kata seorang pria yang berada di samping nya.
"Akan ku pastikan mereka semua akan lenyap" kata Pria tersebut membuat pria yang di samping nya hanya meringis mendengarkan ucapan tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELINE [END]
Short StorySilakan follow dulu sebelum membaca DILARANG PLAY GIAT ❗❗ •Tidak di sensor ❗ •Karya Asli !!! •Tidak play giat❗🚫 •silakan tinggalkan komentar Anda dan Vote Anda. Belum di revisi !!! Dibuat : 11 mei 2024 End. : 3 Agustus 2024