Ready to Story by WíshLee
.
.
.
.
." aak..." ia terbangun dari tidur panjangnya, merasakan tubuh yang sangat sakit di bagian bawah nya.
Dan tidak lupa dengan tubuh telanjangnya, ia mengingat ingat akan kejadian tadi malam hingga kesadarannya datang, melihat sekeliling penjuru ruangan nya, ini bukanlah kamar, tidak mungkin kamarnya sebagus dan se mewah ini.
Hingga ia menyentuh punggung seorang di samping nya, tubuh nya seakan kaku dan detak jantungnya berhenti seketika, punggung seorang pangeran.
Dengan kesadaran penuh ia beranjak dari tidur menggunakan bajunya dengan tergesa-gesa dan juga berhati hati agar tidak membangunkan sang pangeran.
Saat baju sudah ia kenakan dengan sempurna tinggal satu bagian yang belum ia sentuh namun satu tangan sudah memenggang lengangnya dan menarik kencang pada tangan nya membuat ia terjatuh kembali ke ranjang lebih tepatnya di atas pangkuan sang pangeran.
" mau kabur hm.." Lee Chen mengedipkan matanya memproses ucapan nya.
" pangeran lepaskan." Lee Chen berusaha untuk bangkit dari pangkuan nya.
" shuttt... Biarkan seperti ini." bahaya itulah pikiran Lee Chen saat tubuh nya masih tertahan oleh sang pangeran, tidak itu saja sangat pangeran bahkan membelai rambut dan kulit wajahnya membuat nya sedikit terbuai.
Gerakan gelisah Lee Chen berikan membuat pangeran sedikit mengeratkan tangan pada pinggang nya.
" shit... jangan banyak bergerak Lee Chen kau akan membangun kannya." Lee Chen yang sadar akan itu semakin membuat tubuhnya bergerak tanpa arah agar pangeran melepaskan nya.
" shit kau membangun kan nya sayang jangan salah jika kamu tidak bisa mengikuti pelatihan hari ini."
" tapi pangeran bukan, aaak... Lepaskan..." Lee Chen berteriak namun sebelum itu mengundang banyak orang sang pangeran langsung mencium nya agar suara itu tertahan dan melanjutkan apa yang sudah pemuda manis itu lakukan.
***
Jam satu siang Lee Chen baru bangun dari tidur nya, umpatan serapah ia lontarkan. Bahkan orang orang pun sedikit terheran dengan kelakuannya dan tidak lupa dengan jalannya yang sedikit terpinjang pinjang.
Dan kesialan hari ini pun tidak itu saja ia harus membolos latihan pedang pagi ini .
Salah satu prajurit yang menekuni bersama nya menghampiri dirinya karena ia tidak melihat Lee Chen tadi pagi. Mereka tahu bahwa Lee Chen tidak akan pernah absen untuk latihan pedang bahkan orang orang memanggil nya sang maniak pedang.
" Lee Chen aa ada dengan mu ." salah satu temannya menghampiri nya dengan tanda tanya pada nya.
" shit... Ah jihoo. aku tak apa apa." jawabannya.
Jihoo yang tidak percaya dengan ucapan Lee Chen pun semakin bertanya penasaran.
" apa nya yang tidak apa apa lihat dirimu sudah tidak masuk latihan dan berjalan terpinjang pinjang begitu masih tidak di bilang apa-apa." semua pertanyaan yang ada di otak jihoo pun keluar membuat Lee Chen sedikit kaget karena ia mengucapkan sedikit Keras.
" jihoo AA aku tidak apa apa,aku tidak masuk karena aku sempat terjatuh tadi malam dan tadi pagi aku juga terjatuh di perpustakaan, membuat tubuhku seakan remuk." bohong meskipun ucapan yang ia lontarkan adalah kebohongan namun teman nya itu hanya mengiyakan saja, dan tidak melontarkan pertanyaan lagi.
Namun itu semua tidak membuat dirinya bebas dari jerat pandang temannya itu , Lee Chen harus berdiam diri di rumah untuk beberapa hari dan memuliakan tubuh nya agar bisa berlatih lagi ia pun hanya pasrah saja agar tidak ada yang curiga meskipun bosan akan melanda nya.
**
Senyum seindah mentari tercetak di bibirnya putra mahkota itu, jarang sekali seorang putra mahkota itu menampakkan senyum lebar nya pada semua orang.
Beberapa orang akan mengangkat itu sebuah keagungan tersendiri karena bisa melihat begitu menawan nya senyuman putra mahkota itu
Namun bagi seorang Hwang Hyunjin dan Pejagan pangeran itu adalah senyuman mengerikan pasti ada sesuatu di balik senyum itu.
Raja yang pusing akan data data kepemerintahan dibuat pusing lagi oleh tingkat sang pangeran. Bagaimana tidak datang menghampiri nya dengan senyuman mengerikan nya.
Perlu di ingat raja dan pangeran adalah orang yang memiliki kesamaan yang sangat sempurna tidak ada celah untuk menyangkal nya.
" ada sesuatu yang ingin kamu ucapan pangeran." ucap sang raja.
" ayah aku ngin Lee Chen yang mengajari ku pedang dan panahan."
" kamu sudah memiliki Hwang Hyunjin yang mengajari mu."
" cih ayah aku sudah bosan dengan paman hyunjin, ia selalu memukul ku jika aku salah."
" itu salah mu sendiri tidak bersungguh-sungguh dalam berlatih."
" cih ayolah ayah aku akan berlatih dengan sungguh-sungguh jika itu dengan Lee Chen."
" apa alasan dasar ingin Lee Chen yang mengajari mu."
" mungkin karena usia kami hampir sama meskipun ia lebih tua dua tahun, tapi ayah aku melihat Lee Chen lebih tenang daripada paman Hwang jika melatih seseorang."
Sang raja Minang Minang ucapan anak nya dengan berat ia setuju dengan ucapan anaknya dan mengiyakannya untuk berlatih dengan Lee Chen, bukan tanpa alasan ia juga berfikir bahwa Lee Chen cukup hebat dalam menggunakan senjata pedang dan panahan.
" kenapa kamu mengiyakan ucapan anak mu Jeno." ucapan Hyunjin yang sedari tadi menyimak berbincang kedua orang itu.
Jeno menghembuskan nafas melirik Hyunjin meletakkan buku yang sedari tadi ia baca. " anak itu tidak akan menyerah jika keinginan nya tidak terpenuhi, lebih parahnya ia akan mengadukan kepada buna bisa bisa akan lebih panjang urusan."
" kau terlalu memanjakan Nya." Timpalnya lalu berlalu meninggalkan Jeno.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK INSIDE
Ficção HistóricaMunguhwa sebuah kerjaan yang tenang dan damai namun sebuah insiden kelam selalu membekas di hati rakyat nya. warn; bxb jichen