¹⁵🌻

226 24 1
                                    

Ready to Story by WíshLee;.

..
.
.
.
.
..

Selamat membaca 🙏🏻
.
.

Seorang pemuda Manis mengeratkan tubuh untuk terlepas dari jerat besi itu ,darah yang membasahi kain putih pada tubuh itu tidak membuat nya menyerah. Darah dan luka membasahi pergelangan kakinya namun ia tidak menyerah dan terdengar sorak kebencian pada dirinya.

'bunuh dia ... Hukum mati... Dasar jalang hahah dia pantas mendapatkan itu semua dasar jalang hukum mati.....'

Semua suara itu mengiringi pendengaran nya, tidak berguna penghianat, itulah yang mereka pada sosok tidak berdaya nya.

"tolong... His... Selamat...kan.. anakku...his...to...long... His..aanaka... ku.'

Lirih namun penuh dengan air matanya,sosok itu menatap sendu Jisung yang mematung melihatnya nya,ia tidak kenal namun suara itu tatapan itu penuh akan pertolongan.

" maaf....semoga kita bertemu mu ... La..gi ...pa..Ng..e.ran..."

Suara itu mulai menghilang dari pendengar Jisung di kala terdengar suara lain yang membangunkan lamunan ah bukan namun mimpi yang nyata.

" Kamu kenapa sayang." nyata lirih .. pertolongan sakit... Anak .. pemuda manis seorang jalang... Semua itu terdengar begitu nyata di telinga namun kali ini bukan suara itu yang ia dengar melainkan suara buna nya yang membangunkan nya.

" buna... Jisung tidak papa hanya mimpi buruk." jisung tidak menceritakan mimpinya yang ia alami mungkin suatu saat ia akan menceraikan nya, lebih baik ia memendam nya terlebih dahulu.

Langit dan awan begitu cerah membuat aktivitas semua orang lancar tidak terkecuali seorang pangeran mahkota kerajaan munguhwa itu

Jisung teringat akan ucapan temannya itu saat kakinya terluka seorang pemuda manis yang menjual obat obatan. Ingin rasanya Jisung menemui nya,ia hanya memastikan ucapan pemuda moon itu jika orang yang mengobati nya sangat ramah dan manis.

Jisung tidak pernah tertarik oleh seseorang mungkin jadi ia hanya memastikan bagaimana rupa penjual obat itu yang bisa membuat pemuda moon itu tergila gila.

Lebih baik ia menyamar agar bisa kabur dari istana, jujur ia bosan harus berada di istana dan dengan pengawalan yang selalu menempel pada dirinya,ia hanya ingin bebas saja tanpa pengawalan itu saja namun apa daya dirinya kan seorang pangeran mana bisa tanpa pengawalan bisa bisa musuh kerjaan sangat mudah menangkap nya.

Bibir sedikit tebal, mata cukup tajam, pipi chubby, kulit putih pucat, pinggang ramping, badan kurus, wajah manis, cantik minus pendek ah cukup membuat sang pangeran terpaku oleh keindahan wajah dan tubuh pemuda di depannya ini.

Ya Jung Jisung sang pangeran mahkota kerajaan munguhwa itu kini berada di hadapan seorang pemuda manis bernama Lee Chenle. Tatap tajamnya di berikan oleh Chenle kepada pangeran mahkota bukan Jisung bukan lah pangeran mahkota saat ini. Saat ini ia hanya seorang adik dari taun moon Yangyang.

Baru Kali ini Jisung mendapatkan tatapan tajam seperti itu dari orang biasa, biasa ia akan di sanjungan namun tidak kali ini , wajah manis saat memberikan tatapan permusuhan untuk nya. Yah jisung tidak tau saja jika cara nya cukup siapa saja akan marah jika kau sedang berkerja dan melayani pelanggan dan tiba saja dirimu ditarik begitu saja oleh orang yang tidak kau kenal pasti marah bukan.dan itulah yang dirasakan oleh Chenle pada pemuda tinggi di depannya.

" yah kau ini apa apa hah asal tarik tarik " marahnya.

" aku ada urusan sebentar dengan mu." jawabannya tidak sesekali menarik hidup merah dan mendapatkan pukulan Chenle.

" yah.. sakit tau..."

" astaga gemasnya.. jangan marah marah."

" apa mau mu dasar orang gila."

" haha .. ok... Aku kesini cuma mau bilang terima kasih waktu itu kau sudah menolongku. Dan ya aku ingin kau jadi temanku." tidak tau malu itulah Jisung sudah menarik asal dan sekarang berbicara tidak tau diri .

" siapa kau dan aku tidak merasa jika aku menolong mu." Chenle sedikit menurunkan marah nya siap meluap begitu saja.

" ah kau kenal moon Yangyang kan dan waktu itu aku meminta nya untuk memberikan ku obat dan kau malah membantu mengobati lukaku saat aku tertidur jadi aku kesini untuk mengucapkan terima kasih pada mu."

" oh.... Iya baiklah ..yak... Jangan kau tarik pipi ku." Chenle memukul lengan Jisung itu lagi yang menarik pipi berisiknya.

" ah manis... Jangan marah marah kau tidak cocok marah marah lebih baik kau tersenyum itu lebih baik.. oh iya siapa namamu kita belum berkenalan aku Andy kau." Jisung menjulur kan tangan menunggu respon dari Chenle.

Bukan nya merespon Chenle langsung pergi dari hadapan nya menahan amarahnya yang siap memakan pemuda tinggi itu yang membuat nya kesal dari tadi.

" hi siapa namamu hai manis ..."

Chenle semakin menjauh dari hadapan Jisung untung saja pria tinggi itu tidak mengikuti nya batin Chenle.

" uh untung manis ah baiklah jika hari ini tidak tau nama mu baiklah esok pasti aku akan tau nama mu manis." Jisung akhirnya pergi dari sana untuk mencoba berburu lagi.

"Perdana Kim ku pastikan kau akan mati sebentar lagi nikmati lah hidup mu sekarang,dan ku pastikan anak mu menerima apa yang Chenle rasa kan waktu itu." seorang pria berumur itu menatap tajam pada hasil buruannya, sebuah kepala rusa .

To be continued........








DARK INSIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang