Ready......!!;.
.
.
..
.
.
.Chenle memasuki istana munguhwa, ah sudah lama sekali ia tidak memasuki istana ini selama ia tidur.
Tidak ada yang berbeda dari kerajaan itu mungkin sifat orang disini yang sedikit berbeda.
Ah ia melihat teman seperjuangan nya, ingin rasanya ia menyapa nya namun ini sudah berbeda.
Dia Chenle bukan Lee Chen lagi dia bukan ahli pedang dan panahan, dia hanya pemuda penjual obat obatan herbal.
Bruk...
" ah maaf nona saya tidak lihat karena sedang memandangi istana." ujar Chenle kepada wanita yang ia tabrak tadi.
" cih dasar kuno, baru pertama kali masuk istana." Wanita itu langsung pergi tanpa memaafkan Chenle.
" cih sombong sekali mentang mentang berkerja di kerajaan." Chenle merapikan obat obatan yang terjatuh tadi dan langsung menuju ke tempat tabib yang memesan obat nya.
" tuan Yangyang akhirnya saya menemukan mu." Chenle menghampiri nya.
" ah kau sudah datang Chenle." Yangyang mengambil obat nya menyusun obat itu dan ia akan pergi namun di cegah oleh Chenle.
" Taun Yangyang obat itu untuk siapa lagi." Tanya.
" ini untuk permaisuri karena ia sedang sakit."
" boleh kan aku ikut siapa tau saya dapat membantu."
" ah baiklah."
Dari pada ia berlama lama lebih baik ia menyetujui ucapan nya, mungkin saja bisa membantunya.
Yangyang dan Chenle sedang mengobati permaisuri Na yang sedang demam tinggi karena sedang banyak pikiran hingga ia jatuh sakit.
" ehm yang mulia harus banyak istirahat dan tidak terlalu banyak pikiran,ah atau lebih baik banyak jalan jalan santai jangan terlalu berdiam diri di dalam ruangan." sarannya, orang orang Disana terdiam, bahkan mereka tidak pernah menasehati yang mulia tapi mengapa pemuda ini begitu beraninya menasehati yang mulia.
" hahaha... Baiklah saya akan mengikuti mu eh siapa nama mu."
" Chenle Lee chenle."
" Chenle nama yang bagus... Kau orang pertama yang berani memberi saran bahkan menegurku yang selalu berdiam diri di ruangan ini."
" maafkan saya jika saran saya sangat merepotkan bagi yang mulia sebagai permaisuri kerajaan."
Chenle menundukkan kepalanya yang sedikit tidak berani menatap mata sang permaisuri yang sedikit terbayang mama nya saat marah itu sangat mengerikan.
" tidak saran mu cukup baik ,ah lebih baik besok temani saya berkeliling istana, saya dengar kamu baru pertama datang kesini , bagaimana kesan pertama mu akan berjalan jalan mengelilingi istana dengan ku."
***
" ah mimpi apa diriku bisa jalan jalan dengan permaisuri kerajaan." Chenle tidak henti hentinya tersenyum ia begitu senang besok bisa jalan jalan dengan permaisuri kerjaan ah lebih baik ia pulang agar besok ia bisa datang bertemu dengan permaisuri." buna ." Jisung menghampiri Buna nya memeluk nya.
Jaemin mengusap rambut anak, anak sekarang lebih tinggi dari nya bahkan tinggi lebih dari suami.
Jaemin menghampiri anaknya yang sedang latihan bersama Hyunjin gurunya.
Keringat yang membasahi tubuh anak itu juga berbagai di baju Jaemin karena Jisung juga mengusap keringat itu di bajunya.
Jaemin hanya bisa diam saja toh ia tahu bagaimana rasa lelah nya berlatih. Mereka mengistirahatkan di tempat duduk batu .
" Buna rindu dirimu yang bermanja seperti ini , kamu lebih memilih berlatih dari pada bertemu dengan buna." keluh Jaemin, Jaemin cukup kesal dengan anak dan suami yang selalu berkerja tiada henti nya.
" maaf kan jisung buna , ini agar ayah tidak menyuruh ku mencari istri terus menerus."
" baiklah buna mengerti, tapi jangan terlalu banyak berlatih, ingat kamu harus beristirahat juga."
" baiklah Jisung akan melakukan nya.''
" Jisung besok temani buna berjalan jalan keliling desa ya. "
" baiklah buna."
Jisung dan Jaemin melanjutkan obrolan tanpa menghiraukan orang yang berlalu lalang.
To be continued......
Update malam 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK INSIDE
Ficção HistóricaMunguhwa sebuah kerjaan yang tenang dan damai namun sebuah insiden kelam selalu membekas di hati rakyat nya. warn; bxb jichen